BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Artikel/Opini

Mendulang Peluang Bisnis dari Bio-slurry

Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerobik) di dalam ruang tertutup. Meskipun di sebut dengan ampas namun Bio-slurry memiliki manfaat yang sangat banyak, diantaranya bahan dasar pembuatan pupuk cair organik, pestisida organik, pengomposan, perlindungan benih, pakan ternak, dan  sebagai campuran media tanam Jamur serta pengembangan belut, lele dan cacing sutra.

Suara dari pesisir

Salah satu komitmen pemerintah Indonesia adalah menurunkan emisi gas rumah kaca di tahun 2020 sebesar 26% hingga 41%. Salah satu keuntungan yang dimiliki Indonesia adalah memiliki lebih dari 17,500 pulau dan 8,100 km garis pantai. Dari angka tersebut menggambarkan bahwa Indonesia memiliki sumberdaya pesisir yang kaya. Dibalik fakta tersebut, ekosistem yang beragam (seperti mangrove, rumput laut, dan terumbu karang) memiliki kandungan biomassa carbon yang tinggi. Bila ekosistem ini rusak, emisi “blue carbon” akan meningkat.

STRATEGI PASKA PROYEK DI BULUKUMBA

Agroforestry and Forestry (AgFor) Sulawesi, sebuah proyek yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui sistem agroforestri dan pengelolaan sumber daya alam, kini memasuki tahap akhir implementasinya. Pada akhir bulan Oktober 2015, di Kabupaten Bulukumba sebuah lokakarya untuk strategi paska proyek AgFor dilaksanakan untuk membahas kesinambungan dampak positif kegiatan proyek AgFor.

Menuju NTB Rendah Emisi

NTB Hijau merupakan salah satu program pembangunan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB)  yang tertuang dalam Program Kerja Gubernur. Program tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah NTB dalam menyelamatkan lingkungan dan konservasi hutan yang dilakukan mulai dari bagian hulu hingga hilir. Tidak hanya itu, Program NTB Hijau juga merupakan perwujudan dari Peraturan Gubernur (Pergub) No.51 tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Komitmen dan kearifan lokal sebagai modal pembangunan berkelanjutan

Blue Carbon Consortium (BCC) melakukan konsultasi publik sebagai bagian dari rangkaian lokakarya yang dilakukan sebelumnya. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 17-18 November 2015 bertempat di Hotel Santika, Mataram.

Konsultasi Publik yang dilaksanakan melalui pendekatan Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk menyempurnakan rancangan program yang sebelumnya telah disusun oleh Tim BCC agar segala aktivitas yang dilakukan tepat sasaran dan nyata sebagai kebutuhan daerah dan masyarakat untuk mendatangkan manfaat yang lebih besar.

Pendampingan demi pembangunan hijau di NTB

Kegiatan-kegiatan para lembaga penerima hibah untuk Proyek Pengetahuan Hijau yang dilaksanakan oleh Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia mulai terlihat di Provinsi NTB. Mitra konsorsium penerima hibah yang sudah menjalankan beberapa kegiatan di NTB adalah konsorsium yang terdiri dari Universitas Mataram, Technical Education Development Center (TEDC) dan KM Utama. Konsorsium ini akan melaksanakan kegiatan di 5 lokasi yaitu Kabupaten Lombok Utara, Barat, Tengah, Timur dan Kota Mataram.

Peka Sinergi Untuk Lombok

Dari Agrowisata Menuju Ekonomi Hijau

Kegiatan pengelolaan pengetahuan hijau di Provinsi NTB sudah mulai dilaksanakan. Potensi dan aset desa di lokasi proyek pengelolaan pengetahuan hijau di NTB mulai juga diidentifikasi. Salah satunya adalah Desa Lendang Nangka Utara. Desa ini merupakan desa yang baru terbentuk diantara desa lainnya di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur.

Merekam inovasi kreatif di daerah

Melihat kondisi awal di lapangan sebelum program dijalankan secara penuh adalah salah satu hal yang sering dilakukan oleh sebagian program pengembangan masyarakat. Hal ini disadari penuh oleh Millennium Account Challenge (MCA) Indonesia ketika akan melakukan proyek pengelolaan pengetahuan hijau.

Menjadikan Jambi “Center of Excellence”

Pengetahuan hijau melakukan investasi dalam berbagai kegiatan yang akan meningkatkan keterampilan dan kapasitas para pelaku pembangunan dengn mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan mengenai energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang berkelanjutan. MCA Indonesia melalui Proyek Kemakmuran Hijau menunjuk satu lembaga atau konsorsium untuk melaksanakan kegiatan ini dengan mekanisme hibah.

Pages