Pengetahuan hijau melakukan investasi dalam berbagai kegiatan yang akan meningkatkan keterampilan dan kapasitas para pelaku pembangunan dengn mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan mengenai energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang berkelanjutan. MCA Indonesia melalui Proyek Kemakmuran Hijau menunjuk satu lembaga atau konsorsium untuk melaksanakan kegiatan ini dengan mekanisme hibah.
“Kami sangat senang dan bangga karena dari sekian ratus proposal yang masuk ke Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia, kami akhirnya lolos ke fase berikutnya sampai di tahap 7 proposal tersisa dan akhirnya terpilih,” sahut Wakil Rektor 4 Universitas Jambi, Prof. Dr. Ir. Zulkarnaen, MSc dalam sambutannya mewakili Rektor Universitas Jambi. Petuah adalah salah satu konsorsium yang menerima hibah dari Proyek Kemakmuran Hijau di bidang Hibah Pengetahuan Hijau.
Petuah adalah singkatan dari perguruan tinggi pengetahuan hijau merupakan konsorsium 7 perguruan tinggi di Indonesia yaitu Universitas Nusa Cendana, NTT, Universitas Udayana, Bali, Universitas Jambi, Jambi, Universitas Mataram, NTB, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan dan terakhir sebagai koordinator konsorsium yaitu Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.
“Tujuan dari konsorsium ini adalah mengembangkan Center of Excellence (CoE) atau Pusat Unggulan Riset berbasis tiga komponen penting Proyek Kemakmuran Hijau yang sudah disebutkan sebelumnya. Untuk mewujudkan hal tersebut dikembangkan dua besaran kegiatan yaitu pengembangan Knowledge Management Information System (KMIS) dan melakukan fasilitasi Intervensi Kebijakan,” tambah Prof. Zulkarnaen dalam penjelasannya dalam membuka acara “Kick Off Meeting and Socialization of Green Knowledge Project” yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Senat Universitas Jambi tanggal 17 November 2015.
Universitas Jambi sebagai tuan rumah dalam acara ini akan mengambil bagian dalam kegiatan Watershed Management and Hydropower (WAHYD), sedangkan 6 universitas lainnya juga memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Arid-land Agriculture (ALRIC) – Universitas Nusa Cendana, NTT
- Community-Based Renewable Energy (CORE) – Universitas Udayana, Bali
- Climate-resilience Agriculture (CLEAR) – Universitas Mataram, NTB
- Smart Land Use Management (SALUT) – Universitas Hasanuddin, Sulsel
- Peat Land Conservation and Productivity Improvement (PLACE) – Universitas Sriwijaya, Sumsel
- Center for Sustainability Science – Insitut Pertanian Bogor, Jawa Barat
“Kami berencana untuk membuat Jambi sebagai “Center of Excellence” dimana Universitas Jambi bisa menjadi pusat penelitian yang proaktif dan bisa memberikan pengetahuan yang membantu pembangunan khususnya dalam memberikan pengetahuan hijau,” tambah Ibu Dr. Ir. Rosyani, MSi dalam penjelasannya mengenai WAHYD untuk Universitas Jambi.
Hal ini sesuai dengan harapan MCA Indonesia sebagai penyelenggara Proyek Kemakmuran Hijau dimana Jambi akan menjadi tolak ukur nasional dalam memberikan pelayanan pengetahuan hijau yang mampu meningkatkan kapasitas para pelaku pembangunan dalam menciptakan energi terbarukan, pertanian yang berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya yang lestari untuk masa depan.
Kemudian dalam pertemuan ini ditekankan bahwa koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah khususnya dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan 4 Kabupaten layanan (Merangin, Tanjung Jabung Timur, Kerinci dan Muaro Jambi) sangat penting, sehingga peningkatan kapasitas terjadi disemua lini dari pihak universitas, pemerintah dan masyarakat sendiri mendapat benefit yang besar dalam kegiatan ini.
Selain itu dalam pengembangan Knowledge Management Information System (KMIS) sudah disepakati oleh konsorsium untuk membangun “Hub of Green Knowledge” atau Pusat Pengetahuan Hijau sebagai satu sistem terpadu dalam mengumpulkan, menyimpan dan melakukan penyebaran pengetahuan hijau dalam kegiatan yang mereka lakukan.
Langkah awal yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi praktik cerdas yang telah ada di Provinsi Jambi. Sudah ada beberapa contoh pengetahuan yang sudah bisa dimasukan dalam database, seperti teknologi budidaya jenuh air dan lahan pasang surut di Kab. Tanjung Jabung Timur, hydropower dan potensi agro processing di Kab. Merangin dan Kerinci.
Perjalanan menuju Jambi sebagai Center of Excellence masih panjang, namun komitmen yang dibangun konsorsium Petuah bisa jadi menjadi langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut untuk pembangunan yang berkelanjutan dengan perencanaan yang berpihak pada lingkungan.
- Log in to post comments
- 1231 reads