BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Artikel/Opini

Pendidikan Pancasila

Oleh Mohammad Abduhzen

Rancangan Kurikulum 2013 mengembalikan Pancasila seperti Kurikulum 1994, yaitu sebagai mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Keberadaan Pancasila dalam kurikulum senantiasa timbul tenggelam, bergantung pada situasi kebangsaan. Pada Kurikulum 1968, di awal Orde Baru, Pancasila menjadi kategori pertama bidang pembelajaran ”Pembinaan Jiwa Pancasila” yang terdiri atas pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pendidikan olahraga.

Pancasila sebagai Pilar Bangsa

Oleh Lukman Hakim Saifuddin

Sudah tiga tahun lebih Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia memasyarakatkan ”Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” (disingkat Empat Pilar).

Selama itu pula antusiasme masyarakat amat tinggi menyambut baik dan mengapresiasinya, seraya berharap substansi materi, cakupan wilayah dan komunitas, serta metodologinya dapat lebih dikembangkan.

Kepemimpinan Berbudaya Nalar

Kepemimpinan Berbudaya Nalar

Oleh Iwan Pranoto

Dalam film berdasar kisah nyata, October Sky, diceritakan gelora seorang pelajar bernama Homer Hickam dan beberapa karibnya dalam berilmu-pengetahuan pada sekitar 1957.

Dengan dibantu seorang guru ilmu alam yang penuh gairah mengajar, para pelajar di daerah pertambangan miskin Collingwood, Amerika Serikat, itu tiba-tiba tersadar atas hasratnya berilmu-pengetahuan. Jika semula capaian hidup sebatas menjadi petambang atau atlet, tiba-tiba gagasan menjadi ilmuwan begitu menarik dalam benak pelajar di seluruh pelosok.

Penguatan Ekonomi Lokal Kendari (Mengurai Program Fasilitas PELD)

Posted by La Taya | Saturday, 20 April 2013  
Oleh : Hj. Andi Annisah Achmad

Kebijakan pembangunan ekonomi dirumuskan untuk mencapai tujuan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam bingkai perencanaan pembangunan nasional (RPJMN 2010-2014), khususnya pembangunan ekonomi daerah salah satu kebijakannya dirumuskan pada Bidang Pembangunan Ekonomi Lokal dan Daerah.

Mensyukuri bahasa Indonesia

Rabu, 24 April 2013 07:32 WIB | 418 Views

Oleh M.Sunyoto

Jakarta (ANTARA News) - Dalam dunia kebahasaan, semboyan "lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan" agaknya berlaku juga.

Seorang eseis terkemuka mengeksplorasi daya gugah bahasa Indonesia sementara ada orang-orang lain yang bersikap negatif memandang bahasa itu.

Di tengah maraknya keluh-kesah tentang segala macam kekurangan yang diidap bahasa Indonesia, ada orang yang dengan tulus mengungkapkan rasa syukurnya atas berkah yang berwujud kekayaan bahasa Indonesia.

Pages