Artikel/Opini
Rabu, 24 April 2013 07:32 WIB | 418 Views
Oleh M.Sunyoto
Jakarta (ANTARA News) - Dalam dunia kebahasaan, semboyan "lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan" agaknya berlaku juga.
Seorang eseis terkemuka mengeksplorasi daya gugah bahasa Indonesia sementara ada orang-orang lain yang bersikap negatif memandang bahasa itu.
Di tengah maraknya keluh-kesah tentang segala macam kekurangan yang diidap bahasa Indonesia, ada orang yang dengan tulus mengungkapkan rasa syukurnya atas berkah yang berwujud kekayaan bahasa Indonesia.
Sebelum masuk ke pembahasan berkah bahasa Indonesia, mari kita periksa keluhan-keluhan itu.
Bukankah anda sering mendengar bahwa bahasa Indonesia boros huruf. Setidakya, jika pembandingnya adalah bahasa Inggris.
Untuk mengatakan "adalah" dalam bahasa Inggris cukup hanya menggunakan huruf yang lebih ringkas yakni "is" atau "are".
Untuk mengatakan "matahari" atau "surya" dalam bahasa Inggris cukup dengan "sun".
Untuk mengatakan "bekerja" dalam basa Inggris perlu hanya empat huruf "work".
Untuk mengatakan "dingin" atau "panas" dalam bahasa Inggris perlu huruf yang lebih sedikit yakni "cool" dan "hot".
Tapi pilihan kata-kata itu sangat sewenang-wenang.... read more..
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content
please insert content