Artikel/Opini
Oleh: Tempo.co Senin, 30 Juli 2018 15:38 WIB
INFO NASIONAL - Permasalahan pendidikan merupakan hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan, apalagi masalah pemerataan pendidikan. Banyak asumsi yang menyatakan pendidikan wilayah Timur sangat jauh ketinggalan, ada juga yang mengatakan bahwa perhatian pemerintah dibidang pendidikan tidak berimbang untuk wilayah Timur dibanding wilayah lainnya.
Pertanyaan yang muncul adalah “apakah pemerintah melalui Kemendikbud tidak memperhatikan kualitas pendidikan di wilayah Timur?”
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut coba lihat beberapa kenyataan terkait dengan masalah rendahnya pendidikan di wilayah timur, salah satu yang menjadi masalah adalah rendahnya kualitas pendidikan di daerah terpencil, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur.
Salah satu contohnya adalah kondisi pendidikan di wilayah Papua. Di sana, perkembangan pendidikan masih sangat memprihatinkan. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Papua sangat rendah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jika lebih dari 50 persen anak-anak usia sekolah (3-19 tahun) tidak mendapatkan pendidikan di sekolah. Minimnya fasilitas pendidikan masih menjadi faktor utama.... read more..
Penulis: Petrus Supardi
Asmat terkenal karena ukirannya memesona. Di atas hamparan sungai dan rawa, orang Asmat hidup berpindah-pindah dari satu bevak ke bevak lainnya. Mereka mengambil makanan yang tersedia di alam: sagu, ikan, kepiting, sayur dan berbagai jenis binatang seperti babi hutan dan kuskus.
Sebagian besar wilayah Asmat diliputi rawa dan sungai. Apabila air pasang, maka seluruh permukaan tanah tergenang air. Kondisi tanah berlumpur sehingga usaha pertanian belum mengalami kemajuan. Sayur dan buah-buahan didatangkan dari Timika dan Merauke.
Medan Asmat yang diliputi rawa-rawa dan sungai selalu menjadi tantangan bagi pembangunan di Kabupaten Asmat.
Dunia pendidikan sebagai pusat transformasi sosial pun sedang redup. Belum banyak guru mau berinovasi "mengalahkan" tantangan alam dan geografis Asmat. Keluh kesah, rintihan dan berbagai alasan terlontar mengungkapkan ketidakberdayaan menghadapi manusia Asmat dengan budaya dan alamnya.
Di tengah berbagai tantangan terebut, Romanus Meak, guru di SD YPPK St. Yohanes Pemandi, Yufri berinovasi. Ia membuka kebun pertanian di area sekolah. Luasnya mencapai 4 hektar. Ia menggali kolam-kolam berukuran besar. Tanah hasil galian,... read more..
Kepala Kampung Simini, Dorce Tojim merupakan perempuan Asmat pertama yang menjabat Kepala Kampung Simini di Kabupaten Asmat, 23 Mei 2018.
Penulis: Petrus Supardi
Asmat memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Di atas hamparan lumpur dan hutan bakau, hidup manusia Asmat yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang unik.
Lazimnya, ras melanesia, orang Asmat menganut budaya patrilineal. Laki-laki memiliki wewenang dalam urusan adat dan budaya. Harta benda dan kekuasaan diwariskan kepada laki-laki.
Bahkan dalam tradisi Asmat, perempuan tidak sembarangan masuk ke dalam rumah adat (Jew).
Sejak tahun 2002, Asmat menjadi kabupaten definitif. Asmat yang sebelumnya terisolir secara perlahan mulai mengalami kemajuan, terutama di bidang transportasi dan komunikasi.
Saat ini, orang bisa dengan mudah ke Asmat menggunakan kapal Pelni dan pesawat terbang. Meskipun demikian, orang Asmat masih sama. Mereka hidup di gubuk-gubuk sederhana. Anak-anak Asmat tidak memperoleh pendidikan berkualitas.
Demikian halnya, orang Asmat tidak memperoleh layanan kesehatan berkualitas. Kelompok paling rentan adalah perempuan Asmat. Para perempuan Asmat mengerjakan berbagai hal, baik di dalam rumah maupun... read more..
dr. Mia Rumateray: Totalitas Sang Dokter Terbang di Tanah Papua
Oleh: Sylvie Tanaga
Dokter Maria Louisa Rumateray (Dokter Mia) betul-betul total mengabdikan dirinya buat melayani orang-orang Papua. Selulus kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), ia langsung kembali ke wilayah kelahirannya di Wamena, Papua. Tekadnya kembali ke pedalaman untuk melayani orang-orang Papua sudah bulat. Tanpa gentar ia jelajahi belantara Papua demi menyelamatkan mereka yang tinggal di titik-titik paling terpencil seperti suku Mairasi di Kaimana, suku Korowai di Yahukimo, dan masyarakat Kampung Karabura di pedalaman Wondama.
Totalitas Dokter Mia tak main-main. Dua tahun silam, beberapa saat sebelum ayahnya dimakamkan, ia menerima telepon darurat. Seorang pilot memintanya segera mengudara untuk menolong seorang ibu yang tengah melahirkan bayi kembar. Seorang bayi meninggal, lainnya tertahan dalam perut karena terhalang plasenta. Terinspirasi ayahnya yang semasa hidup juga aktif melayani sebagai perawat, Dokter Mia memilih terbang –dengan risiko tak bisa ikut memakamkan ayahnya.
Di sela kesibukannya menyelesaikan semester pendek di program studi Kajian Administrasi Rumah Sakit... read more..
Menyelamatkan Sumber Daya, Memberikan Pilihan Gizi bagi Masyarakat: Mengembalikan Lamun yang Mulai Menghilang dari Laut IndonesiaJumat, Juni 22, 2018
Tepat di bawah permukaan air di sepanjang 54,720 km garis pantai Indonesia, padang lamun hijau menghampar di bawah laut dangkal yang luas. Tapi tanaman itu bukan rumput laut - tanaman itu adalah lamun.
Padang lamun menjaga laut agar tetap sehat dan produktif dengan menyediakan makanan, tempat berteduh dan berkembang biak bagi banyak jenis ikan dan kehidupan laut lainnya. “Tidak banyak orang yang mengerti lamun. Mereka pikir itu hanya rumput [dan] tidak punya fungsi,” demikian kata Rohani Ambo-Rappe, Dosen Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi. “ Tapi sebenarnya padang lamun adalah ekosistem yang produktif dan sangat penting.”
Dua puluh persen lamun dunia tumbuh di dan sekitar perairan Indonesia. Hampir tiga juta rumah tangga di Indonesia bergantung pada laut untuk penghidupannya, dan padang lamun adalah kunci tersembunyi untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Ketika lamun tumbuh subur, nelayan setempat mendapatkan akses yang mudah ke lahan perikanan yang subur, yang mendukung pendapatan dan pasokan makanan... read more..
Ancaman Sampah Plastik untuk Ekosistem Laut Harus Segera Dihentikan, Bagaimana Caranya?oleh M Ambari [Jakarta] di 26 July 2018
Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan juga negara lain di dunia. Di Nusantara, sampah plastik tak hanya dijumpai di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebarluas ke wilayah laut yang luasnya mencapai dua pertiga dari total luas Indonesia. Semua pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam penanganan sampah plastik yang ada di lautan.
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, setiap tahun sedikitnya sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000 plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya. Fakta tersebut menasbihkan Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan produksi sampah plastik terbanyak di lautan.
Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati mengatakan, semakin banyak sampah plastik di lautan, maka semakin besar ancaman bagi kelestarian ekosistem di laut. Meski ancaman kerusakan tak hanya berasal dari sampah plastik, tetapi dia tetap mengingatkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik juga sangat... read more..
Air Bersih untuk Warga Berkat Dana Desa
Membangun desa sendiri bukanlah hal baru. Ia kisah lama, bahkan teramat panjang bila direntang. Dana Desa dengan cepat naik ke panggung utama pembangunan.
Dana Desa jadi program idola karena beberapa perkara. Pertama, dana itu langsung diberikan ke desa, setelah ditransfer dari rekening pusat ke kabupaten. Kedua, desa jadi subyek. Program diputuskan oleh desa dan warga lewat musyawarah desa (Musdes). Otoritas desa penuh karena dijamin oleh UU Desa No. 6/2014. Ketiga, seluruh kegiatan mesti menghidupkan potensi lokal: orang, material, juga nilai (lokal).
Semangat keswadayaan dan swakelola yang dikejar. Singkat kata, dengan cepat gerakan pembangunan desa membuncah, aneka kreativitas meluap. Beruntung saya pernah mengawal program ini sejak tahun pertama.
Tiap desa punya cerita. Menjelang petang saya tiba di Desa Pa’bentengan Kabupaten Maros (Sulsel) hendak menyiapkan kedatangan Presiden (Pak Jokowi) yang ingin melihat pemanfaatan Dana Desa (2016). Kepala Desa (Kades) dengan semangat menceritakan kemajuan desanya. Dari mulai bangun jalan desa sampai pelatihan warga. Saya tentu juga senang dengan kisah bahagia tersebut.
Namun, di antara warta itu... read more..
Pada hari ini, Senin (9/7) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersama dengan para menteri dan kepala lembaga terkait meresmikan penerapan Sistem Online Single Submission (OSS). Layanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PBTSE), yang lebih mudah disebut dengan nama generik OSS ini hadir dalam rangka pelayanan perizinan berusaha yang berlaku di semua Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia, yang selama ini dilakukan melalui Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Selain melalui PTSP, masyarakat dapat mengakses Sistem OSS secara daring di mana pun dan kapan pun.
“OSS yang pelaksanaannya diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2018, merupakan upaya pemerintah dalam menyederhanakan perizinan berusaha dan menciptakan model pelayanan perizinan terintegrasi yang cepat dan murah, serta memberi kepastian,” kata Darmin Nasution. Dengan sistem OSS, imbuh Darmin, “Izin berusaha akan didapat oleh pelaku usaha dalam waktu kurang dari satu jam.”
Hadir dalam peresmian sistem OSS ini antara lain Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo; Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso; Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo; Menteri Komunikasi... read more..
Dalam rapat kabinet pertengahan Maret lalu, Presiden Joko Widodo mendorong bank-bank agar berani mengucurkan pinjaman untuk pendidikan mahasiswa (student loan) guna mendongkrak kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang. Ide ini berpeluang mengentaskan anak-anak kurang mampu dari belenggu kemiskinan yang membelit keluarganya.
Usulan ini disambut dengan berbagai macam respons. Beberapa pihak skeptis dengan ide tersebut, termasuk Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. Salah satu argumen yang meragukan gagasan tersebut adalah adanya kekhawatiran pemberian pinjaman akan memperlambat ekonomi di Indonesia karena banyak sarjana yang lulus kuliah banyak yang gagal bayar utang seperti kasus pemberian student loan di Amerika Serikat.
Ketimpangan akses pendidikan tinggi
Sebelum lebih jauh membahas mengenai sistem pinjaman mahasiswa, kita terlebih dulu harus memahami adanya ketimpangan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan.
Berdasarkan studi Hill dan Thee pada 2013, hanya 25% penduduk berusia 19-24 tahun yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia.
Dari seluruh mahasiswa tersebut, 55% berasal dari kelompok ekonomi atas... read more..
Dua pekan lalu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengklaim bahwa angka gizi buruk di provinsi ini menurun sekitar 8,02% dari 3.340 anak usia di bawah lima tahun (balita) penderita gizi buruk pada 2015 menjadi 3.072 penderita pada 2016. Selain harus diperiksa lagi akurasi klaim tersebut, apa sebenarnya penyebab utama gizi buruk di provinsi kawasan timur Indonesia itu?
Apa itu gizi buruk dan gizi kurang
Kurang gizi ditandai dengan badan yang kurus, karena berat badannya kurang untuk anak seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuh anak kurang gizi juga lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Jika masalah kekurangan gizi ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami masalah gizi buruk.
Sedangkan anak bergizi buruk lebih mudah terlihat karena gizi buruk ini sangat mempengaruhi fisik. Gizi buruk terdiri dua jenis yaitu marasmus dan kwasiorkor. Penderita marasmus ditandai dengan tubuh yang sangat kurus, sehingga tulang-tulangnya sangat menonjol. Ibaratnya, hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Sedangkan penderita kwasiorkor memiliki perut yang buncit dan kaki yang membengkak. Biasanya hal ini disebabkan karena anak kekurangan protein.
Prevalensi tinggi di NTT... read more..