Artikel/Opini
Kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga maupun ruang publik merupakan fenomena gunung es. Terkadang, sekolah pun menjadi tempat yang tidak aman bagi anak-anak. Menyingkap kekerasan pada anak yang belum terungkap menjadi pekerjaan besar semua pihak.
Kasus kekerasan demi kekerasan yang terus terjadi di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas, kini kian mengkhawatirkan dan menakutkan masyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, pada Januari-Agustus 2023, data pelanggaran terhadap perlindungan anak yang masuk ke KPAI mencapai 2.355 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus tertinggi adalah kekerasan seksual (487 kasus) disusul kekerasan fisik/psikis (236 kasus).
Laporan itu juga mengungkap, terdapat kasus anak sebagai korban perundungan (87 kasus), anak korban pemenuhan fasilitas pendidikan (27 kasus), dan anak korban kebijakan pendidikan (24 kasus).
KPAI menemukan fenomena perundungan yang terjadi di sekolah di berbagai daerah, seperti Jakarta, Cilacap, Demak, Blora, Gresik, Lamongan, dan Balikpapan. Beberapa di antara kasus perundungan itu sempat viral di media sosial dan mengundang perhatian publik... read more..
Penurunan jumlah tengkes tak mudah. Meski demikian, pada tahun 2024 target 14 persen diupayakan tercapai.
Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU
JAKARTA, KOMPAS — Pengurangan jumlah anak-anak dengan masalah stunting atau tengkes jangan hanya terfokus pada penurunan persentase. Sebab, anak-anak yang mengalami stunting bisa terjadi dan bisa hilang.
Komitmen yang perlu diperkuat justru untuk memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang stunting, agar tumbuh sehat dan menjadi generasi penerus bangsa yang bermutu. Karena itu, penanganan tengkes harus dilakukan secara berkelanjutan sampai tingkat keluarga.
Pada tahun 2024, penurunan angka stunting di Indonesia dikejar sesuai target turun menjadi 14 persen. Tahun 2022, angka tengkes 21,6 persen dan tahun 2021 angkanya mencapai 24,4 persen. Percepatan penurunan dilakukan dan tahun ini melibatkan 17 kementerian/lembaga, termasuk melibatkan pihak swasta.
”Kata kunci percepatan, yakni menekankan konvergensi hingga ke keluarga,” kata Penyuluh Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fathonah, dalam bincang edukasi bertajuk ”Tangani Stunting, Selamatkan Anak Bangsa”, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
”Tentu sasarannya... read more..
Kasus anak mengakhiri hidup terus meningkat. Perlu ada perhatian serius dari semua pihak.
Oleh SONYA HELLEN SINOMBOR
Fenomena anak menyakiti diri dan mengakhiri hidup perlu mendapat perhatian khusus keluarga, masyarakat, dan pemerintah, serta semua pihak. Hingga akhir 2023, angka kasus-kasus kematian anak dengan cara mengakhiri hidup kian mengkhawatirkan karena terjadi di sejumlah daerah, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
Data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berdasarkan hasil pengawasan KPAI menunjukkan, sepanjang 2023, setidaknya terdapat 46 kasus anak mengakhiri hidup di Indonesia. ”Angka ini tidak bisa diabaikan. Sungguh membutuhkan perhatian semua pihak, sejumlah anak mengambil langkah mengakhiri hidup di rumah sendiri. Beberapa kasus yang kami temui, seperti di Pekalongan, Buton, Kendari, dan sejumlah tempat, anak diingatkan orangtua karena main telepon pintar, (tiba-tiba) masuk ke kamar, lalu mengakhiri hidup,” kata komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, yang juga Ketua Subkomisi Advokasi KPAI, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Tingginya angka anak mengakhiri hidup di tahun 2023, menurut Diyah, menunjukkan kerentanan anak-anak yang tinggi. Sebab,... read more..
Pendidikan Tinggi Berjibaku dengan AnggaranPendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia bermutu dibutuhkan bangsa. Hal ini perlu dukungan anggaran.
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan tinggi berperan strategis menghasilkan sumber daya manusia unggul yang siap memasuki dunia kerja. Namun, pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi rendahnya alokasi anggaran dari pemerintah.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam, di Jakarta, Rabu (17/1/2024), mengatakan, anggaran untuk memajukan pendidikan tinggi jauh dari kebutuhan untuk meningkatkan mutu ataupun riset dan inovasi.
”Saat ini anggaran baru mencukupi 28 persen dari kebutuhan operasional standar minimum perguruan tinggi negeri kita. Untuk bisa mengejar masuk ke peringkat 100 besar dunia, setidaknya kita perlu meningkatkan pendanaan pendidikan tinggi 1,5 kali lipat dari saat ini,” papar Nizam.
Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia pekan ini menekankan optimalisasi pembiayaan pendidikan dan riset.
Optimalisasi ini termasuk untuk meningkatkan rasio penduduk... read more..
Ritual Tolak Bala Suku Bajo Torosiaje: Kearifan Lokal Menolak Bencanaoleh Christopel Paino
Suku Bajo di Torosiaje, Gorontalo, yang dikenal sebagai pengembara laut, memiliki ritual tolak bala bernama tiba anca. Ritual ini merupakan wujud kearifan lokal masyarakat untuk menolak bencana yang berasal dari alam maupun manusia.Ritual tolak bala Suku Bajo Torosiaje tidak hanya dilakukan di rumah warga, tetapi juga di hutan mangrove yang kemudian dijadikan hutan larangan.Terdapat 31 jenis pohon bakau di hutan mangrove Torosiaje dan berbagai jenis burung air seperti perling kumbang, pergam laut, kuntul kerbau, dan dederuk merah.Bagi masyarakat, mangrove merupakan sumber penting kehidupan mereka karena di hutan tersebut terdapat kepiting bakau, teripang, kerang, dan ikan.
Suku Bajo selama ini dikenal sebagai pengembara laut.
Di Pulau Sulawesi, dulunya mereka menetap di perahu dan berdiaspora di berbagai tempat; mulai Teluk Tomini, perairan laut Banggai, hingga Kepulauan Wakatobi.
Kini, mereka banyak menetap di pesisir dan pulau-pulau kecil sembari membangun kampung terapung, seperti di Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Menariknya, untuk mencegah bencana datang, masyarakat Bajo di... read more..
Ancaman perubahan iklim berdampak pada kelangkaan air serta penurunan produktivitas pertanian. Indonesia tak luput dari persoalan tersebut.
OlehMOHAMAD FINAL DAENG
YOGYAKARTA, KOMPAS — Perubahan iklim yang terjadi secara global mengancam ketahanan pangan dan ketahanan air, termasuk di Indonesia. Pemerintah pun mengambil langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.
Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa saat membuka Konferensi Tahunan Sustainable Development Goals (SDGs) 2023 di Yogyakarta, Senin (6/11/2023). ”Ancaman perubahan iklim berdampak pada kelangkaan air serta penurunan produktivitas pertanian,” ujarnya.
Pada penyelenggaraan konferensi tahun ini, Kementerian PPN/Bappenas mengambil tema ”Air, Energi, dan Pertanian Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan”.
Ia menjabarkan, Indonesia mengalami penurunan curah hujan tahunan sebesar 1-4 persen pada periode 2020-2034 dari kondisi periode 1995-2010. Hal ini akan berimplikasi pada kejadian kekeringan, berkurangnya ketersediaan air, bahkan bisa memicu konflik kebutuhan air.
Produksi padi juga berpotensi mengalami penurunan. Suharso... read more..
Kebutuhan manusia, yang kerap kali tergelincir menjadi kerakusan, memberikan tekanan hebat pada sumber daya laut. Namun, sejumlah masyarakat adat di Maluku dan Papua membendung godaan itu dengan ”perisai” adat.
OlehTim Kompas
Marthen Sapisa (48) loncat dari haluan perahu ke laut. Selama lebih kurang 20 detik menyelam, ia menangkap seekor lobster. Inilah lobster pertama yang diambil sejak perairan itu resmi ”dibuka” dalam seremoni adat sehari sebelumnya, Senin (5/6/2023).
Sambil mengangkat lobster, Marthen berteriak diikuti penyelam lain. Mereka bergembira merayakan pemberian laut tersebut. Perairan itu masuk dalam wilayah masyarakat hukum adat Malaumkarta Raya, di Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Malaumkarta Raya terdiri dari Kampung Malaumkarta, Suatolo, Sawatut, Malagufuk, dan Mibi.
Serempak para penyelam turun mengambil lobster di dasar laut yang kedalamannya mencapai tujuh meter. Selama beberapa detik, mereka meliuk-liuk di antara batu karang berpasir sambil menyortir ukuran lobster yang sudah bisa diambil. ”Kami tidak ambil yang kecil,” ujar Marthen.
Mereka tak perlu mencari jauh-jauh. Populasi lobster sedang banyak setelah selama setahun aktivitas... read more..
Wilayah perairan Papua dilimpahi kekayaan sumber daya hayati yang begitu tinggi. Masa depan perikanan nasional pun bersandar padanya.
OlehMOHAMAD FINAL DAENG, FRANSISKUS PATI HERIN, ANTONIUS PONCO ANGGORO, WISNU WARDHANA DANY
Sekelompok lelaki bergegas menaiki sebuah perahu motor di pagi yang sebagian mendung. Angin sepoi-sepoi mengantar mereka membelah perairan Sorong, Papua Barat Daya, yang terhampar di hadapan. Awan hitam di kejauhan tak membuat nyali mereka ciut, ada cuan yang harus dijemput di kedalaman laut.
Emon Mau (30), sang pemimpin kelompok, duduk santai di haluan perahu sepanjang 14 meter dengan lebar 1,8 meter tersebut. Hampir sejam setelah meninggalkan Pulau Doom, tempat para nelayan ini bertolak, Emon mulai berdiri.
Matanya liar, menyapu perairan sekeliling, sambil sesekali mengisap kreteknya. Tujuan mereka sudah dekat, yakni Pulau Matan. Di perairan sekitar pulau kecil tak berpenghuni itulah buruan mereka berkeliaran di kedalaman biru.
Beberapa kali Emon memberi arahan dengan tangannya kepada motoris perahu, Fauzan Kadir (33), sambil matanya tetap fokus ke laut. Setelah puas dengan lokasi yang dipilih, dia berseru, ”Jaring! Jaring!”
Aba-aba itu sontak membuat empat... read more..
Keluhan para akademisi dan periset kita, selama ini sering direpotkan urusan administrasi daripada substansi risetnya
Belum lama ini diumumkan para pemenang hadiah Nobel 2023. Jon Fosse memenangi Nobel untuk sastra; Katalin Kariko dan Drew Weissman untuk kedokteran; Pierre Agostini, Ferenc Krausz, dan Anne L’Huillier untuk fisika; Moungi G Bawendi, Louis E Brus, dan Alexei I Ekimov untuk kimia; dan Narges Mohammadi untuk perdamaian.
Pengumuman hadiah Nobel tahun ini bersamaan waktunya dengan berita gagalnya tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games, Hangzhou. Tim cabang olahraga kebanggaan Indonesia selama puluhan tahun ini gagal total meraih medali sekeping pun, bahkan sekadar perunggu.
Sebaliknya, Spanyol yang dua puluh tahun lalu belum dikenal dalam peta dunia bulu tangkis sekarang bisa meroket. Artinya, selalu ada pasang surut dalam capaian setiap negara, di bidang apa pun.
Demikian juga dalam hal hadiah Nobel, saat ini masih berupa impian jauh bagi Indonesia. Namun, siapa tahu, bisa jadi suatu saat nanti kita bisa menggapainya meskipun butuh waktu lama. Kita bisa berharap dari para talenta muda di bidang sains (kedokteran, fisika, kimia), humaniora (sastra, perdamaian).... read more..
Menggugah Selera di Timur Nusantara
Menikmati kuliner laut di timur Nusantara memuaskan selera dan menjadi bagian perjalanan sejarah dan budaya masyarakatnya.
Variasi kuliner laut di kawasan Indonesia timur tak kalah dari kekayaan yang ditawarkan lautnya. Dari mulai ikan kuah pala di Banda Naira, ikan kuah kuning di Ambon, rahang tuna di Morotai, hingga produk olahan ikan seperti ikan kaleng di Ternate, serta sambal julung dan keripik tuna di Biak. Menikmatinya pun tidak sekadar memuaskan selera, tetapi ikut menjadi bagian dari perjalanan sejarah dan budaya dari masyarakat di kawasan timur Nusantara.
Wangi aroma bawang merah, bawang putih, cabai, dan kunyit yang ditumis Shinta Morella van den Broeke (23) menyelinap masuk dalam rongga hidung. Aroma itu sukses mengusik rasa lapar sekaligus penasaran. Tak berselang lama, ia terlihat memasukkan batang serai dan daun jeruk. Selanjutnya, giliran semangkuk buah pala yang telah dipisahkan dari kulit dan bijinya. Sebagai pamungkas, tujuh ikan momar plus 500 mililiter air menyusul dimasukkan ke dalam panci.
Untuk memastikan bumbu tercampur rata, Shinta mengaduk-aduk ikan-ikan itu. Sesekali, Shinta mencicipi kuah masakan tersebut. Ia lalu... read more..