BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Artikel/Opini

Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri generasi keempat Teknologi selalu mengalami perubahan-perubahan seakan tidak pernah ada ujungnya. Seperti halnya saat ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dengan tanpa kita sadari hampir semua kehidupan sehari-hari kita ditunjang oleh kecanggihan teknologi, contoh sederhananya robot vacuum cleaner, berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi dan masih banyak lagi. Bahkan saat ini sudah banyak sekali benda-benda baik benda kebutuhan rumah tangga, kebutuhan sekolah, pekerjaan, yang semuanya serba digital dan berteknologi wireless. Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri generasi keempat atau biasa disebut dengan Revolusi Industri 4.0. Konsep revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab, seorang ahli ekonomi ternama didunia yang berasal dari Jerman sekaligus sebagai Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum pada tahun 2015, dalam bukunya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution.Mahalnya Harga Pemilu KitaRead more... read more..
Penelitian terbaru lembaga riset SMERU Institute menunjukkan bahwa anak yang lahir dari keluarga miskin cenderung berpenghasilan lebih rendah ketika mereka dewasa. Penelitian yang telah dipublikasikan di makalah internasional Asian Development Bank (ADB) menunjukkan pendapatan anak-anak miskin setelah dewasa 87% lebih rendah dibanding mereka yang sejak anak-anak tidak tinggal di keluarga miskin. Menggunakan data yang diambil dari kehidupan rumah tangga di Indonesia atau yang disebut dengan Indonesian Family Life Survey (IFLS), tim peneliti SMERU Institute yang dipimpin oleh Mayang Rizky, Daniel Suryadarma, Asep Suryahadi mengolah data dari 1.522 anak dan membandingkan pendapatan mereka pada tahun 2000 ketika mereka berusaha 8-17 tahun dengan pendapatan mereka pada 2014 ketika mereka menginjak usia 22-31 tahun. Menariknya, ketika riset ini dirilis ke publik, beberapa pihak menyangsikan hasil penelitian tersebut. Beberapa menampik hasil riset ini dan memilih percaya bahwa anak yang miskin bisa saja terlepas dari jerat kemiskinan ketika mereka bekerja keras. Penelitian tersebut memang bersifat kuantitatif dan tidak menjawab mengapa anak yang tumbuh dari keluarga miskin akan cenderung... read more..
Format Baru Kepemimpinan di Era DisrupsiDari Leader ke LeadershipMK Ridwan Baru-baru ini bangsa Indonesia diisukan dengan adanya penambahan masa jabatan kepemimpinan presiden hingga tiga periode, ataupun ada yang mengusulkan pemilihan presiden dilakukan secara demokratis tak langsung, melalui pemilihan oleh MPR. Persoalan kepemimpinan memang selalu memberikan kesan yang menarik dan penuh dengan perdebatan. Mulai dari konteks polemik kepemimpinan Muslim dan non-Muslim, persoalan suku dan etnis, mantan narapidana dan koruptor, hingga tarik ulur kepentingan periodesasi kepemimpinan. Sederhananya, kajian tentang kepemimpinan ternyata lebih pragmatis yakni hampir selalu muncul dalam situasi-situasi tertentu di mana mendapatkan momentum politiknya. Misalnya, kajian dan diskusi tentang justifikasi ataupun pelarangan kepemimpinan non-Muslim untuk konteks Indonesia seketika membeludak ketika isu tentang Ahok menjadi salah satu kandidat kuat di pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2017. Ataupun ketika isu tentang kepemimpinan perempuan menjadi hangat diperbincangkan ketika Megawati tampil sebagai Presiden RI ke-5. Pro kontra menyelimuti dengan berbagai dalil dan argumentasinya. Berbagai... read more..
Sebelum kemunculan pinisi, selama hampir 200 tahun, padewakang menguasai perairan Nusantara. Kapal dengan dua layar berbentuk segi empat ini menjadi simbol kejayaan maritim dan ketangguhan pelaut-pelaut Sulawesi pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19. Padewakang juga menjadi simbol akulturasi budaya dan pembauran pelaut Makassar dengan suku Aborigin antara 1600 dan 1700-an. Sabtu (9/11/2019) pagi, di pesisir pantai di Tanaberu, Bontobahari, Bukukumba, Sulawesi Selatan, ratusan lelaki bergotong royong menarik sebuah kapal padewakang yang baru selesai dibuat. Sebagian menarik haluan menggunakan tali yang terikat, sebagian lainnya mendorong dari bagian buritan. Warga setempat menamai proses ini, anyorong lopi atau mendorong kapal ke laut. Sorak-sorai dan ucapan syukur seketika terdengar saat kapal menyentuh air. Satu tahapan selesai. Selanjutnya adalah melengkapi kapal dengan layar dan memasang perlengkapan lain. Kapal berukuran panjang 14 meter, lebar 4 meter, dan tinggi lebih 2 meter ini berkapasitas sekitar 40 gros ton. Motivasi kami membuat ekspedisi ini agar dunia melihat sejarah ini dan merayakannya sebagai sebuah pengetahuan.Menurut rencana, padewakang yang akan dibawa pelaut... read more..
Akhyari Hananto 21 Mei 2018 11.39 WIB "Ke Poso? Memang sudah aman?", “Poso, daerah konflik itu?” Itulah sebagian komentar yang saya terima dari beberapa teman ketika mengetahui saya sedang bersiap-siap menuju Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah. Mereka, yang masih saja berpikir bahwa Poso identik dengan konflik, saya jamin, pasti belum pernah menginjakkan kaki di sana. “Negeri di Awan” rasanya frase itu lah yang paling tepat menggambarkan keindahan Lembah Besoa di Lore Tengah, Kabupaten Poso. Kabut putih tipis yang menggantung menutup sebagian bukit yang mengelilingi desa Doda, udara segar zero pollution, savanna hijau membentang luas dengan ratusan sapi merumput bak lingkaran-lingkaran keputihan dari kejauhan, sungai yang mengalir bening, masyarakat yang selalu tersenyum nan ramah, what else can you ask for? Ya, Doda, bagi saya adalah sebuah negeri di awan, mengutip kalimat puitis Katon Bagaskara “dimana kedamaian, menjadi istananya” Sepanjang perjalanan dari Palu menuju Poso, mata kami dimanjakan dengan hamparan gunung dan lembah yang hijau, kelokan sungai dengan airnya yang sangat bening, sesekali menjumpai savanna hijau bak permadani yang menutup sebagian lereng bukit. Di... read more..
Catatan dari Training of Trainer Program Landasan Papua Oleh Halia Asriani Bertajuk “Training of Trainer Sinergitas Perencanaan Kampung, Puskesmas dan Sekolah untuk Peningkatan Layanan Dasar”, kegiatan ini sukses digelar di Hotel Fave Jayapura pada tanggal 11-15 November 2019. Training of Trainer (ToT) ini merupakan bagian dari kegiatan Landasan Fase II. Setelah sebelumnya program Landasan Fase I difokuskan pada peningkatan kapasitas dan tata kelola kampung dan unit layanan dasar kesehatan dan pendidikan, maka pada Landasan Fase II, program akan berfokus pada sinergitas perencanaan kampung dengan unit layanan dasar kesehatan dan pendidikan dalam menghadapi permasalahan. Hal tersebut untuk mencapai tujuan utama yaitu meningkatnya akses masyarakat di Tanah Papua terhadap pelayanan dasar (kesehatan dan pendidikan) yang berkualitas. ToT ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk menyiapkan fasilitator yang akan menularkan pengetahuan tentang konsep sinergitas di daerah dampingan. Sinergitas dalam perencanaan menjadi satu hal yang penting. Sebagaimana yang disampaikan oleh Donatus Motte, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Provinsi Papua “Kalau pembangunan kampung... read more..
Catatan dari Training of Trainer Program LANDASAN di Papua Barat Oleh  Nyur Yawati Saya Yohanes dari RT 3, begini bapak setiap hari itu mobil masuk sa punya dusun, tong tanya kau masuk dapat ijin dari siapa, katanya kepala kampung, lalu sa pu anak-anak dari dusun itu dong berjalan kaki ke kampung 6 kilo, padahal dong punya murid itu paling banyak, dong pulang itu menangis, bapak tidak pernah pikir sa pu sekolah jarak jauh ka? sa pu kampung ini jauh juga. Lalu kau mengeluh tentang guru, bapak punya retribusi to, kenapa tak alokasikan untuk honor ka? bapak kepala kampung dan tim 11 ini macam pu mata kabur, coba turun lihat kebutuhan di sana apa, jadi bapak kepala kampung saya usul dana galian C dan retribusi itu bapak bantu, jangan cuma berharap dana kampung, tapi potensi kampung itu juga harus diperhatikan, pendidikan dan kesehatan itu penting eee… Begitulah Yohanes warga RT 3 Kampung Mandiri mengikuti musyawarah kampung yang dihadiri oleh masyarakat, perwakilan puskesmas dan sekolah, serta Tim 11. Mereka sedang melakukan musyawarah kajian kampung dengan mendengarkan pemaparan kondisi kesehatan dan pendidikan berdasarkan data dari Puskesmas dan Sekolah, juga aspirasi dan... read more..
“Guru Besar Biologi Konservasi Universitas Indonesia Jatna Suprijatna memaparkan kekayaan biodiversitas di Sulawesi di Zona Wallacea, kawasan yang memiliki kekayaan hayati dan endemisitas tertinggi di dunia, dalam acara Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2019). AIPI bersama Akademi Ilmuwan Muda Indonesia merekomendasikan pembangunan berbasis biodiversitas dengan tiga fokus, yaitu ekowisata, bioprospeksi untuk penemuan obat dan bioenergi, serta eksplorasi laut dalam”. JAKARTA, KOMPAS, 12 November 2019, — Kekayaan ragam hayati Indonesia berpotensi besar menopang ekonomi nasional dan membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. Tiga kegiatan berbasis keragaman hayati yang direkomendasikan menjadi tumpuan ekonomi nasional adalah ekowisata, bioprospeksi untuk pene muan obat dan bioenergi, serta eksplorasi laut dalam. Rekomendasi Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) ini dituangkan dalam buku Sains untuk Biodiversitas Indonesia, yang diluncurkan di Jakarta, Senin (11/11/2019). Penyusunan buku ini melibatkan 12 ilmuwan lintas disiplin dari AIPI dan ALMI, serta 256 kontributor dari jejaring... read more..
November 22, 2019 2.44pm WIB Hanya enam negara di Asia, termasuk India dan Cina, mampu meluncurkan satelit ke luar angkasa. Namun, Indonesia diproyeksikan segera menyusul setelah bulan ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan rencana pembangunan bandar antariksa di Biak, Papua. Bandar antariksa tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2024. Situs peluncuran tersebut juga akan menjadi bandar non-militer pertama di Pasifik yang berlokasi dekat dengan garis khatulistiwa. Ada dua bandar antariksa yang saat ini bertempat dekat dengan ekuator, keduanya di Amerika Selatan. Pusat Antariksa Guyana milik Prancis dan Eropa sekitar 5 derajat di atas khatulistiwa, sementara Pusat Antariksa Alcantara milik Brasil berada sekitar 2 derajat di bawahnya. Bandar antariksa yang dekat dengan ekuator ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah, yakni dengan ketinggian orbit di bawah 2.000 km. Satelit tersebut bagus untuk transmisi data karena memiliki latensi rendah, dan juga sering dirancang sebagai satelit komunikasi atau untuk riset iklim.Bandar dekat ekuator pertama di Pasifik Ketika beroperasi, bandar antariksa di Biak... read more..
Rumah Tunggu Ibu Hamil dan Keluarga di Mabar, NTT LABUAN BAJO, KOMPAS.com—Sebanyak 2.200 ibu hamil dan keluarganya yang menunggu kelahiran di puskesmas di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur memakai Rumah Tunggu Bersalin.  Fasilitas itu dibangun oleh Lembaga Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD) Kabupaten Manggarai Barat tanpa membebani APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat. Rumah tunggu di sekitar puskesmas dibangun atas swadaya dan inisiatif dari BPKD. Sebagian juga dibangun oleh pemerintah, namu sarana di dalamnya seperti tempat tidur, kasur, dan lain sebagainya tetap dibantu oleh lembaga tersebut. Hingga 2018 lalu, sudah 8 Rumah Tunggu Bersalin dibangun secara mandiri oleh lembaga tersebut melalui partisipasi dari orang-orang Manggarai Barat maupun dari luar Manggarai Barat yang memiliki niat baik serta partisipasi sendiri dari anggota lembaga tersebut. Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD) Manggarai Barat, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah lembaga independen. Lembaga ini dibentuk atas dasar keprihatinan yang mendalam terhadap persoalan kesehatan di Manggarai Barat dan secara khusus, persoalan tingginya kematian ibu... read more..

Pages