BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Artikel/Opini

Hal Terindah Bersama Anak Kecil Di Kampug Meriep Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Oleh Y.F.Yarangga Pena Sederhana adalah benda yang dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa oleh Seorang Anak Kecil yang berada di Desa terpencil sebelah Barat Kabupaten Teluk Bintuni. Saking senangnya ketika memegang Pena sederhana Tersebut.   Gambar: Kampung Meriep Distrik Merdey Terik matahari membuat perjalanan ini semakin berat, waktu menunjukan pukul 06.00 wit, dan hari sudah mulai hampir malam. Ketika saya dan rekan-rekan harus beranjak kembali menuju ke rumah. Sambil berjalan menikmati indahnya alam pemberiaan Sang Pencipta.   Gambar: Suasana Senja di Distrik Merdey Sambil memegang kertas-kertas yang berisikan catatan lapangan dan sebuah pena, lalu saya dihampiri oleh seorang anak kecil yang bernama Vincenia Emiyen, salah satu penduduk asli setempat, dengan suara lembut Ia memanggil saya”kk... kk... pena itu bagus skali kasih sa sudah k?...” dengan nada halus dan penuh keiginan untuk memiliki pena tersebut, membuat saya terharu dan sangat sedih melihat seorang anak kecil berumur 09 tahun yang sangat meniginginkan pena tersebut. Alhasil saya pun hendak memberikan pena... read more..
Sorghum returns to FloresHengky Ola Sura The Jakarta PostFlores, East Nusa Tenggara / Mon, March 18, 2019 / 07:10 am In the 1970s, sorghum grain was easily found and widely consumed in East Nusa Tenggara (NTT). The constant heat and low rainfall in the area allowed the plant to flourish, making it one of the staple foods in the area. Rich in carbohydrates, the plant was also able to adapt to changing climate conditions. But as residents turned to rice within the next three decades, it was swept aside. Maria Loretha recalled the time she was introduced to sorghum in 2007 by her neighbor, Maria Helan. It came on a plate, steamed and sprinkled with grated coconut. “It was unbelievably good,” she said. At the time, she and her husband, Jeremias Letor, lived in Java. Upon coming back to Jeremias’ hometown of Adonara in East Flores, also in NTT, she decided to develop sorghum and bring it back to its heyday. The struggle began in their own field. Armed with seeds given to her by her neighbor, Loretha sought for more information on sorghum. Eventually, she received red-skinned and black-skinned sorghum seeds from various places in NTT — further proof that sorghum has been widely consumed... read more..
In Gowa, South Sulawesi, a group of teens work to stop rampant child marriages in their home town.by Camely Arta, Reporter Mataram, West Nusa Tenggara – At 17 years old, Hasmita Nurzakia is not your regular high school student. With her friend Nur Afifa, 16, she has been actively campaigning to stop child marriage in her home town in Gowa District in South Sulawesi through their organization Kelompok Sebaya Anti Perkawinan Anak Gowa (Kesatria Gowa), which means Anti-Child Marriage Peer Group. “We approach friends, communities, and family to educate them about the risks of child marriage,” Hasmita, who is in grade 11 in high school, said in a recent interview with Magdalene in Mataram, West Nusa Tenggara Barat. She and Afifa had just finished performing the traditional Makassar dance Butta Kalassukangku mixed with salsa dance in the city during a youth conference organized by Oxfam Indonesia. Hasmita (kiri) dan Nur Afifa (kanan). Child marriage rate in South Sulawesi is alarming, she said. One of her friends had married at 14, she recalled, and she would “post sad stuff on Facebook, as if her marriage is a burden to her.” Her friend Afifa chimed in, saying South Sulawesi ranks... read more..
Front cover of the first edition of the Suara Komunitas bulletin released in November 2018 In the early days of October 2018, during the immediate aftermath of the Central Sulawesi tsunami and earthquake, a group of humanitarians came together in Palu. Their mission was to ensure that amidst the devastation of the natural disaster that had just struck the area, affected communities were informed about humanitarian agencies’ activities and could meaningfully engage in the humanitarian response and their own recovery. Suara Komunitas, which means ‘community voices’, is a product that was developed as a result of this engagement by PMI (Palang Merah Indonesia) and IFRC (International Federation of Red Cross and Red Cross Societies) with support from UN OCHA, UNICEF and Pulse Lab Jakarta. It presents feedback gathered from communities affected during the natural disaster and is intended to help humanitarian responders make decisions and adapt programming as disaster response efforts progress. The Community Engagement Working Group which the bulletin was borne out of, consists of individuals from a range of humanitarian agencies who meet regularly in Palu to present sector-based... read more..
Written by AGHNIA JOLANDA PUTRI & ARTRICIA MARINA RASYID The pregnant patient on the examination bed in front of us was barely a teenager. Her late-term belly did not seem to match her youthful face, which was anxious as she waited for her nurse at the puskesmas (community health center) in Cancar Village, Manggarai District, East Nusa Tenggara (NTT). A devout Catholic, this unmarried 15-year-old had become pregnant by her very first boyfriend, with whom she had never used contraception. Like many enu (the local term for ‘young women’) she wasn’t even aware that contraceptive products existed. Most of the Cancar Village Puskesmas’s regular patients are Manggarai locals from low socioeconomic backgrounds – and all of them are Catholic. Ten minutes after we arrived, the head nurse informed us that she and her staff were expecting around five pregnant patients for routine prenatal check-ups in the next hour alone. The rate of adolescent pregnancy in Manggarai is sky high, and these pregnancies bring significant health and socioeconomic consequences for young people and their families. A 2018 WHO report shows that in developing countries, approximately 21 million girls between 15... read more..
oleh Fathul Rakhman [Lombok] di 27 February 2019 Sisa gempa masih terlihat di rumah Marwi. Dia tinggal di Aik Berik, desa yang terletak di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Saat Mongabay Indonesia berkunjung di awal Februari lalu, rumah berdinding bata itu masih tampak kosong. Seisi perabot berada di halaman rumahnya. Rumah itu tidak roboh, tapi tembok bagian belakangnya ambruk akibat gempa berkekuatan 7 SR tanggal 5 Agustus 2018. Beberapa bagian retak. Marwi dan keluarga tidak mau ambil resiko, dia memutuskan tidak menempati rumah itu dulu sebelum diperbaiki. Lima bulan berlalu dari saat kejadian gempa. Sekarang dia masih mengungsi di bangunan rumah produksi Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Aik Berik. Bangunan itu sendiri aslinya digunakan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Benang Stokel, yang merupakan bagian dari kelompok tani HKm. Desa-desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Kabupaten Lombok Tengah memang luput dari pemberitaan gempa. Padahal di desa-desa yang berbatasan dengan hutan konservasi itu seribu lebih rumah rusak. Skala kerusakan gempa yang lebih besar yang terjadi di Kabupaten Lombok Utara lebih menjadi perhatian... read more..
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Di dalam aturan ini, PPDB yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar, maupun Pemerintah Provinsi untuk pendidikan menengah, wajib menggunakan tiga jalur, yakni jalur Zonasi (90 persen), jalur Prestasi (5 persen), dan jalur Perpindahan Orang tua/Wali (5 persen). Secara umum, tidak terdapat perbedaan signifikan antara Permendikbud Nomor 51 Tahun 2019 dengan Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 yang mengatur PPDB pada tahun ajaran sebelumnya. Melalui aturan ini, Kemendikbud berupaya mendorong pelaksanaan PPDB yang nondiskriminatif, objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan bahwa PPDB tahun 2019 merupakan bentuk peneguhan dan penyempurnaan dari sistem zonasi yang sudah dikembangkan. Zonasi pendidikan ini dimaksudkan untuk percepatan pemerataan akses dan kualitas pendidikan nasional. "Sistem zonasi ini akan menjadi cetak biru yang digunakan oleh Kemendikbud dalam upaya untuk... read more..
FAKFAK, West Papua – Nestled among fragrant nutmeg trees and steps away from a white sandy beach in West Papua, a hilltop village has found new ways of making the most out of its prized spices.  Sakartemen village sits on a lush hill called Hargendik in Fakfak, which is known for its nutmeg. During harvest season, farmers hack away with machetes at the thick bushes covering the ground, searching for the large, slightly curved fruits that litter the hill by the thousands. These fruits are nothing like the smaller versions found in other parts of Indonesia. Highlights In Fakfak in West Papua, nutmeg fruit that used to be discarded is now being made into juice and syrup as part of a local development program supported by UNDP. Fakfak is known for its nutmeg, and the home industry juices and syrups have been certified by the Fakfak Food and Drug Monitoring Agency and are sold at shops in the area. The locally made nutmeg juice and syrups are providing extra income to farmers who used to depend on middlemen to sell the mace and seeds.Other farmers use long pickers to harvest fruit straight from the trees. The scarlet-colored membrane that surrounds the nutmeg seed is called fully... read more..
Road Show SDGs Bersama Anak Mudayya Sulawesi Selatan: No One Left Behind! Makassar, 27 November 2018 Pernah dengar yang namanya SDGs? SDGS atau jika dibahasakan menjadi TPB adalah kependekan dari Sustainable Development Goals alias Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Dalam SDGs terdapat 17 sasaran dan 169 target yang terukur dan ditetapkan PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi kita tercinta. Tujuan pembangunan dunia ini dicanangkan bersama pada resolusi PBB 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030.  Kabar baiknya, Indonesia menjadi negara yang tidak hanya aktif menginisiasi SDGs, tapi juga menjadi role model dunia. Leadership Presiden Jokowi yang memimpin pelaksanaan SDGs mendapat apresiasi tinggi dari dunia internasional. Ini tak lain karena komitmen pemerintah yang tercermin dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho memaparkan, baru pertama kalinya dalam sejarah, negara secara resmi meluncurkan rencana kerja pembangunan yang sangat... read more..
Hubungan dua negara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak abad ke-18, bahkan sebelum ditemukannya benua Australia oleh pelaut dari Eropa. Kontak dagang telah dikembangkan antara masyarakat indigenous di daratan Australia bagian Utara dengan pelaut Makassar, terutama pada komoditas teripang, yaitu sejenis timun laut yang pada kala itu dianggap sebagai salah satu komoditas unggulan. Setelah pendudukan imigran dari Eropa menjadi sebuah negara persemakmuran yang berdaulat, hubungan Australia dan Indonesia semakin kuat, dan secara resmi dikukuhkan setelah Australia mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Hari ini, hubungan kedua negara semakin tumbuh dan kuat, meliputi kerjasama di berbagai sektor, mulai dari keamanan, perdagangan, budaya, pembangunan manusia, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain. Abad ke-21 membuka serangkaian peluang dan tantangan bagi hubungan bilateral negara Indonesia dan Australia. Kedua negara akan mengembangkan dan menerapkan pendekatan baru yang lebih strategis untuk merangkul peluang dan menghadapi tantangan abad modern hari ini. Kaum pemuda di kedua negara, sebagai contoh, berkat semakin luas dan cepatnya perkembangan dan... read more..

Pages