Nusa Tenggara Timur
Melawan Perdagangan Orang
Oleh: Madina Nusrat/Ryan Rinaldy/Satrio Wisanggeni
Dengan tenun, sekelompok ibu di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, melawan perdagangan orang. Di Indramayu mereka melawan melalui pendidikan.
- Read more about Melawan Perdagangan Orang
- Log in to post comments
Perjuangan Hamba Menjadi Setara
Oleh Ahmad Arif
Sebagai keluarga ata, keluarga Kahumbu Nganji (50) telah turun-temurun melayani keluarga Kepala Desa Meuramba, Balla Nggiku (60). Namun, baru-baru ini, Kahumbu merasa mendapat kehormatan karena dipilih sebagai anggota staf di kantor desa.
- Read more about Perjuangan Hamba Menjadi Setara
- Log in to post comments
East Nusa Tenggara Preps Digital Library to Promote Tourism
The Jakarta Post
Jakarta / Mon, April 1, 2019 / 05:02 am
As the country doubles its efforts to attract more tourists through various avenues, the East Nusa Tenggara (NTT) administration has prepared a digital library dedicated to resources on local tourism.
The region’s Creative Economy and Tourism Agency head, Watan Darmawa, said such a move was expected to provide easy access to people looking to learn more about NTT’s natural wonders, which, in turn, would boost local tourism.
Maria Loretha, Sorgum, dan Kisah Pengorbanan Nyawa Tonu Wujo
Maria Loretha, Sorgum, dan Kisah Pengorbanan Nyawa Tonu Wujo
National Geographic Indonesia - Selasa, 26 Maret 2019 | 12:03 WIB
Nationalgeographic.co.id - Mendengar nama sorgum, tanaman yang kini mulai diminati oleh para petani di Flores Timur dan daerah Nusa Tenggara Timur lainnya, mungkin bagi sebagian orang menjadi pengingat perjuangan Maria Loretha.
Wanita berumur 46 tahun yang akrab dipanggil dengan sebutan Mama Sorgum ini dengan giat ingin membuat sorgum kembali menjadi panganan masyarakat lokal. Demi tujuan ini, ia rela menukarnya dengan keringant dan air mata.
Sorghum returns to Flores
Sorghum returns to Flores
Hengky Ola Sura
The Jakarta Post
Flores, East Nusa Tenggara / Mon, March 18, 2019 / 07:10 am
In the 1970s, sorghum grain was easily found and widely consumed in East Nusa Tenggara (NTT). The constant heat and low rainfall in the area allowed the plant to flourish, making it one of the staple foods in the area.
Rich in carbohydrates, the plant was also able to adapt to changing climate conditions.
But as residents turned to rice within the next three decades, it was swept aside.
- Read more about Sorghum returns to Flores
- Log in to post comments