BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Nusa Tenggara Barat

Mendulang Peluang Bisnis dari Bio-slurry

Bio-slurry atau ampas biogas merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerobik) di dalam ruang tertutup. Meskipun di sebut dengan ampas namun Bio-slurry memiliki manfaat yang sangat banyak, diantaranya bahan dasar pembuatan pupuk cair organik, pestisida organik, pengomposan, perlindungan benih, pakan ternak, dan  sebagai campuran media tanam Jamur serta pengembangan belut, lele dan cacing sutra.

Menuju NTB Rendah Emisi

NTB Hijau merupakan salah satu program pembangunan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB)  yang tertuang dalam Program Kerja Gubernur. Program tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah NTB dalam menyelamatkan lingkungan dan konservasi hutan yang dilakukan mulai dari bagian hulu hingga hilir. Tidak hanya itu, Program NTB Hijau juga merupakan perwujudan dari Peraturan Gubernur (Pergub) No.51 tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Komitmen dan kearifan lokal sebagai modal pembangunan berkelanjutan

Blue Carbon Consortium (BCC) melakukan konsultasi publik sebagai bagian dari rangkaian lokakarya yang dilakukan sebelumnya. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 17-18 November 2015 bertempat di Hotel Santika, Mataram.

Konsultasi Publik yang dilaksanakan melalui pendekatan Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk menyempurnakan rancangan program yang sebelumnya telah disusun oleh Tim BCC agar segala aktivitas yang dilakukan tepat sasaran dan nyata sebagai kebutuhan daerah dan masyarakat untuk mendatangkan manfaat yang lebih besar.

Pendampingan demi pembangunan hijau di NTB

Kegiatan-kegiatan para lembaga penerima hibah untuk Proyek Pengetahuan Hijau yang dilaksanakan oleh Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia mulai terlihat di Provinsi NTB. Mitra konsorsium penerima hibah yang sudah menjalankan beberapa kegiatan di NTB adalah konsorsium yang terdiri dari Universitas Mataram, Technical Education Development Center (TEDC) dan KM Utama. Konsorsium ini akan melaksanakan kegiatan di 5 lokasi yaitu Kabupaten Lombok Utara, Barat, Tengah, Timur dan Kota Mataram.

Peka Sinergi Untuk Lombok

Dari Agrowisata Menuju Ekonomi Hijau

Kegiatan pengelolaan pengetahuan hijau di Provinsi NTB sudah mulai dilaksanakan. Potensi dan aset desa di lokasi proyek pengelolaan pengetahuan hijau di NTB mulai juga diidentifikasi. Salah satunya adalah Desa Lendang Nangka Utara. Desa ini merupakan desa yang baru terbentuk diantara desa lainnya di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur.

Meningkatkan Peran Pemuda melalui Kaum Muda Sadar Desa

Proyek Kemakmuran Hijau berupaya membantu pemerintah Indonesia untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang berbasis masyarakat untuk menjawab tantangan yang ada sehingga bisa mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan tata kelola sumber daya alam. Salah satu upaya tersebut dituangkan dalam kegiatan peningkatan kapasitas di beberapa daerah yang menyasar pada kelompok atau organisasi masyarakat khususnya kaum muda.

Bersinergi Membangun Desa

Kegiatan Konsorsium Hijau di Kabupaten Lombok Tengah sangat diapresiasi oleh pihak pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Satria Utama, M.Si dalam sambutannya di Lokakarya tingkat Kabupaten yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Aula Bappeda KabupatenLombok Tengah.

Aktivitas Pengetahuan Hijau: Perlu Ada Perubahan Untuk Penyelamatan Lingkungan

             Focus  Group  Discussion  (FGD)  dilaksanakan  guna  melengkapi  data  dan  informasi  yang telah  dihimpun  sebelumnya  oleh  peneliti    yang  diturunkan  oleh   Konsorsium  Hijau, salah satu penerima hibah Proyek Pengetahuan Hijau dari MCA-Indonesia. Dalam kesempatan  ini  Pemerintah  Desa  yang  diwakili  oleh  Sekre

Pages