Infografis Reses Partisipatif
Infografis Reses Partisipatif menyajikan informasi mengenai pengertian Reses Partisipatif, perbedaan dengan metode reses konvensional, tata cara pelaksanaan, serta tindak lanjut dari kegiatan Reses Partisipatif.
Infografis Reses Partisipatif menyajikan informasi mengenai pengertian Reses Partisipatif, perbedaan dengan metode reses konvensional, tata cara pelaksanaan, serta tindak lanjut dari kegiatan Reses Partisipatif.
Infografis ini menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk membentuk dan mengelola layanan berbasis komunitas Shelter Warga.
In the lead up to the Women Deliver 2019 Conference, CowaterSogema is hosting a side event, featuring stories from our projects' leaders. The Program MAMPU - BaKTI Program Manager presented the experience of encouraging the replication of Participatory Recess for members of parliament in Indonesia at the Women Deliver 2019 Cowater Sogema's side event in Vancouver B, today, June 2, 2019.
Panduan Reses partisipatif, mengefektifkan komunikasi anggota dprd dengan masyarakat ini hasil kerjasama Program MAMPU AusAid, Yayasan Arika Mahina Ambon, dan Yayasan BaKTI
Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K.
Mereka yang peduli perempuan dan anak tidak hanya berada di kota-kota besar. Pun tidak hanya terbatas pada lembaga/organisasi besar yang mempunyai nama yang populer dan prestisius. Di kota-kota kecil yang berada di daerah terpencil dan pinggiran pun terdapat inidvidu-individu yang bekerja keras untuk kepentingan perempuan dan anak.
Oleh Agusnawati & M. GHUFRAN H. KORDI K.
Bagi aktivis dan pendidik kritis, nama Paulo Freire dan Ivan Illich adalah maha guru untuk pembebasan. Istilah konsientisasi (contiencizacao) atau penyadaran adalah istilah yang populer dan melekat dengan Paulo Freire. Baik Paulo Freire maupun Ivan Illich menekankan bahwa, pendidikan harus meningkatkan daya kritis, memberdayakan, membebaskan, dan memanusiakan.
Oleh IBRAHIM FATTAH & M. GHUFRAN H. KORDI K.
Sebagian besar masyarakat dan aparat pemerintah menganggap bahwa, urusan perempuan dan anak adalah urusan kecil atau urusan ecek-ecek. Anggapan ini berasal perspektif atau pandangan yang keliru yang berakar dari masyarakat patriarki yang memandang rendah terhadap perempuan dan anak. Perempuan ditempatkan sebagai manusia kelas dua setelah laki-laki, sedangkan anak semakin menjauh karena berada di kelas tiga setelah laki-laki dan perempuan dewasa.