Masyarakat Indonesia mulai mengenal  HIV dan AIDS pada tahun 1987, setelah ditemukan kasus infeksi pertama di Bali. Setelah hampir 19 tahun, penanggulangan HIV dan AIDS masih mengampanyekan 2 hal untuk menghindari penularannya yakni "jangan berhubungan seks atau setia pada satu pasangan dan menghindari penggunaan narkoba suntik. Sejumlah media nasional selalu menuliskan dua isu tersebut. Kembali masyarakat dibuai bahwa hanya orang yang melakukan seks tidak aman dan menggunakan narkoba suntik berisiko terkena HIV. Padahal pada kenyataannya sebagian besar pengidap HIV dan AIDS adalah Ibu rumah tangga dan anak-anak yang tidak pernah menggunakan narkoba suntik, apalagi melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya. Cap buruk pada oraang tertentu yang mudah terinfeksi HIV harus ditinggalkan,. Siapapun bisa kena. Karena HIV mudah tertular melalui jalan masuk seperti darah, cairan kelamin, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Buku ini berisi beberapa tulisan yang pernah dimuat di beberapa harian Lokal Bali yang bertujuan mengurangi stigma dan diskriminasi yang dialami orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) serta mereka yang beresiko tertular HIV dengan cara yang simpatik dan inklusif.