Sesi Lembaran Informasi BASICS No. 7 - Feb 2013
Masalah, tantangan atau peluang
Di Kota Baubau terdapat paradok bahwa alokasi dana untuk sektor pendidikan cukup
besar namun angka putus sekolah masih cukup signifikan. Pada tahun 2010 alokasi anggaran pendidikan mencapai 33% (Rp 119 M) dari total belanja APBD Rp 363 M. Pada
tahun 2011 alokasi naik menjadi 35% (Rp 149 M) dari total belanja APBD Rp 431 M. Menurut hasil kajian anggaran yang dilakukan Universitas Haluoleo, alokasi anggaran pendidikan Kota Baubau untuk pendidikan dasar jumlahnya paling besar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di provinsi Sultra, meski dari sisi persentase hanya masuk lima besar.
Hal ini menunjukkan bahwa komitmen pemerintah Kota Baubau terhadap pendidikan cukup baik. Malah alokasi anggaran pendidikan jauh lebih tinggi dibandingkan alokasi minimal yang diatur dalam Undang-Undang Dasar yaitu 20%.
Persoalannya kendati alokasi anggaran cukup tinggi namun ternyata angka putus sekolah
pada anak usia Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) masih
relatif tinggi. Jumlah anak umur sekolah yang putus sekolah tingkat SD/MI pada tahun 2011
di Kota Baubau sebesar 1801 orang dengan komposisi 768 anak perempuan dan 1033 anak
laki-laki. Jumlah anak putus sekolah pada tingkat SMP/MTS di tahun 2011 sebesar 818 anak
dimana 337 anak perempuan dan 481 anak laki-laki.
Peta sebaran anak putus sekolah per kecamatan di bawah ini menunjukkan bahwa
berlaku pada semua kecamatan. Dengan demikian jelaslah bahwa ada isu gender yang perlu
ditelaah dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan perencanaan dan
penganggaran. Penjelasan mengapa anggaran cukup tinggi namun angka putus sekolah
masih tetap tinggi terjadi antara lain karena perencanaan dan penganggaran dilakukan
tanpa didahului oleh analisa gender sehingga
paradok bahwa alokasi dana untuk sektor pendidikan cukup
besar namun angka putus sekolah masih cukup signifikan alokasi
anggaran
angka putus sekolah
ketimpangan pemanfaatan hak pendidikan antara anak laki-laki dan anak perempuan
fenomena isu gender yang ada tidak
terbaca.
Attachment | Size |
---|---|
07 LAYOUT_Praktik Cerdas_PPRG.pdf | 2.2 MB |
- Log in to post comments
- 350 reads