Artikel/Opini
NAMA Pulau Flores berasal dari bahasa Portugis, ”Copa de Flores” yang berarti Tanjung Bunga. Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Flores sendiri punya nama asli Nusa Nipa yang artinya Pulau Ular.
Pulau yang memiliki luas sekitar 14.300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten. Kabupaten Flores Timur yang beribu kota di Larantuka ada di ujung timur, sementara Kabupaten Manggarai Barat dengan ibu kota Labuan Bajo ada di ujung barat.
Flores memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Sejumlah gunung berapi aktif yang ada di pulau ini membuat wilayah ini cukup subur untuk lahan pertanian. Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende yang memiliki danau kawah tiga warna merupakan keajaiban alam tiada dua.
Hamparan padang sabana di Nagekeo dan Ngada serta lembah pegunungan di Ruteng menghadirkan pemandangan alam yang memesona. Penemuan fosil manusia purba di Liang Bua yang berada di lembah pedalaman Ruteng semakin mengukuhkan Flores sebagai tempat kehidupan sejak ribuan tahun lalu.
Suku bangsa di Flores merupakan perpaduan Melayu,... read more..
Jaya Wahono, Anggota Masyarakat Pegiat Energi Biomassa Hutan Indonesia
Bank Dunia mengeluarkan laporan soal problem kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin membesar di Indonesia pada Desember 2015. Tingkat kesenjangan di Indonesia ditengarai naik lebih pesat dibanding banyak negara Asia Timur lainnya. Pada 2003-2010, 10 persen penduduk terkaya di Indonesia menikmati pertumbuhan tingkat konsumsi sebesar 6 persen per tahun setelah disesuaikan dengan inflasi. Adapun tingkat konsumsi 40 persen penduduk termiskin tumbuh kurang dari 2 persen per tahun.
Akibat kesenjangan ini, manfaat dari pertumbuhan pembangunan lebih banyak dinikmati oleh 20 persen masyarakat terkaya. Sekitar 80 persen penduduk atau lebih dari 205 juta orang semakin jauh tertinggal, baik dari segi pendapatan maupun kemampuan, untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Menurut World Bank, setidaknya ada tiga implikasi utama akibat kemiskinan akut di Indonesia: (1) Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan, dan pendidikan; (2) Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di depan institusi negara dan... read more..
Praktek agroforestri (kebun campur) berbasis kopi di Konawe, Sulawesi Tenggara, dengan naungan pohon-pohonan sudah jarang ditemukan. Hal ini terutama karena harga kopi yang sempat menurun sehingga menyebabkan petani beralih ke komoditas lain yang menguntungkan, yaitu kakao. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah pun terfokus pada pengembangan tanaman kakao, dan sangat sedikit sekali penyuluhan diberikan seputaran kopi. Sehingga, kopi tidak menjadi komoditas yang menjadi sumber penghasilan utama petani. Saat ini kopi lebih banyak ditemukan sebagai pembatas kebun, terutama jenis kopi Liberika.
Namun sejak tahun 2012, AgFor melakukan penyuluhan tentang budidaya kopi melalui program Sekolah Lapang Agroforestri yang didalamnya mengajarkan budidaya dari 5 jenis komoditas utama di Konawe, yaitu kopi, kakao, merica, cengkeh dan durian. Ahli-ahli kelima jenis komoditas tersebut didatangkan dari Balittro untuk merica dan cengkeh, Puslitkoka untuk kakao dan kopi dan Pusat Kajian Buah Tropika untuk durian. Penjelasan yang diberikan oleh ahli kopi dari Puslitkoka tentang kesuksesan menanam kopi di bawah naungan pepohonan yang dilakukan oleh kelompok tani hutan di Bandung, menginspirasi... read more..
Mewujudkan Cita-cita Desa dari Pemanfaatan Slurry
“Selamat datang di Desa Pemenang Barat dan Salam Puasalaba” demikian Kepala Desa Bapak M. Sukri menyambut sekaligus membuka Pelatihan Pemanfaatan Bio Slurry dan Pengembangan Duckweed yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2016 berlokasi di Sekretariat Kelompok Tani Montong Bae Dusun Montong Bae Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Peserta yang hadir terdiri dari user, anggota kelompok tani/peternak, kelompok wanita tani dan pemuda.Puasalaba adalah motto dari Desa Pemenang Barat yang merupakan akronim dari Pintu Utara Aman Sejahtera Lahir dan Bathin. Motto yang sekaligus juga menjadi visi misi desa ini bukanlah suatu hal yang muluk melihat sumber daya alam yang dimiliki oleh desa ini sangat potensial hanya yang terpenting bagaimana mengembangkan, mengolah dan memanfaatkan segala potensi yang mereka miliki untuk mencapai kesejahteraan baik lahir maupun bathin.Desa yang memiliki luas wilayah 4000 Ha ini sebagian besar didominasi oleh pegunungan dengan luas mencapai 2000Ha. Perkebunan dan persawahan seluas 1.162 Ha dn sisanya adalah pemukiman warga. Keseriusan pemerintah desa untuk mewujudkan hal tersebut... read more..
Mengutip amanat Nawacita, di mana negara Indonesia harus dibangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dalam hal ini menjadikan desa berperan penting sebagai pilar kemajuan negara. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan peran serta masyarakat terutama kaum muda yang merupakan generasi penerus yang memiliki semangat tinggi serta sangat terbuka terhadap hal-hal baru. Kaum muda baik perempuan ataupun laki-laki tidak hanya berarti muda dari segi usia saja. Melainkan mereka yang memiliki komitmen kuat untuk membangun desa, bersedia menggali pengetahuan dengan muatan lokal, serta bersedia menggerakkan masyarakat di dalam menyelesaikan masalah krisis sosial ekologi.Peda saat pelaksanaan Rapid Assessment (RA) peneliti tidak hanya mengidentifikasi berbagai jenis dan sumber pengetahuan pada desa dampingan saja melainkan juga melakukan identifikasi kaum muda yang memiliki komitmen untuk membangun desa. Melalui proses tersebut terpilih kaum muda baik laki-laki ataupun perempuan mewakili masing-masing dusun di 4 Desa dampingan (Lombok tengah dan Lombok Timur) yang berjumlah 50 orang. Kaum muda tersebut selanjutnya disebut dengan Pandu Tanahair... read more..
Pada tanggal 13 – 14 Januari 2016 bertempat di Embung Bual Desa Aik Bual Lombok Tengah, telah dilaksanakan workshop Persiapan Participatory Assessment. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi semua peserta tentang hasil sementara Rapid Assessment (RA), termasuk didalamnya mengenai latar belakang, tujuan dan output dari Participatory Assessment (PA) di dua desa dampingan Konsorsium Hijau di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Desa Wajegeseng dan Desa Aik Bual. Peserta yang hadir dalam workshop ini adalah para Pandu Tanahair di dua desa dampingan, aparat desa, serta beberapa spesialis dalam bidang pertanian terpadu, energi baru terbarukan serta kewirausahaan hijau.Partcipatory assessment ini merupakan metode penelitian yang dilaksanakan oleh Pandu Tanahair bersama fasilitator yang berdasarkan pada satu titik berangkat dan tujuan yang sama yaitu kapasitas komunitas pedesaan yang terlibat. Penelitian dilakukan atas dasar kemampuan komunitas dalam melakukan observasi dan penyebarluasan hasil observasi. Mempelajari berbagai pengetahuan yang berkembang di masyarakat yang bisa saja lahir dari pengalaman mengelola sumber daya alam, awig-awig yang mereka miliki dalam menjaga... read more..
Mendengar lahan kering kita langsung berpikir bahwa lahan tersebut miskin hara, tidak produktif bahkan tidak ada harapan untuk melakukan budidaya pertanian. Perlu kita ketahui bersama bahwa lahan kering merupakan sumberdaya alam penting terlebih di Lombok, menginggat semakin berkurangnya lahan produktif/lahan basah yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan. Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan kering adalah bahwa tanah pada lahan kering mudah terdegradasi, topografi umumnya berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan tanah dangkal, mudah tererosi, dan kelembagaan sosial ekonomi yang lemah pada daerah tersebut.Menurut Prof. Sri Tejo Wulan dalam acara workshop yang diadakan oleh Konsorsium Hijau dalam rangka persiapan participatory Assessment (PA), yang diadakan di kabupaten Lombok Timur menawarkan ada teknologi utama dalam sistem pengolahan pertanian lahan kering. Konsep strategi alternatif yang paling tepat adalah implementasi pertanian yang terintegrasi/pertanian terpadu/Agroforestry berbasis sumberdaya lokal dengan cara pendekatan bisnis modern. Dalam konsep ini menekankan pada pemilihan tanaman dalam pola usahatani. Misalnya untuk usaha tani... read more..
Mendengar lahan kering kita langsung berpikir bahwa lahan tersebut miskin hara, tidak produktif bahkan tidak ada harapan untuk melakukan budidaya pertanian. Perlu kita ketahui bersama bahwa lahan kering merupakan sumberdaya alam penting terlebih di Lombok, menginggat semakin berkurangnya lahan produktif/lahan basah yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan. Yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan kering adalah bahwa tanah pada lahan kering mudah terdegradasi, topografi umumnya berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan tanah dangkal, mudah tererosi, dan kelembagaan sosial ekonomi yang lemah pada daerah tersebut.Menurut Prof. Sri Tejo Wulan dalam acara workshop yang diadakan oleh Konsorsium Hijau dalam rangka persiapan participatory Assessment (PA), yang diadakan di kabupaten Lombok Timur menawarkan ada teknologi utama dalam sistem pengolahan pertanian lahan kering. Konsep strategi alternatif yang paling tepat adalah implementasi pertanian yang terintegrasi/pertanian terpadu/Agroforestry berbasis sumberdaya lokal dengan cara pendekatan bisnis modern. Dalam konsep ini menekankan pada pemilihan tanaman dalam pola usahatani. Misalnya untuk usaha tani... read more..
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dari kegiatan sebelumnya yaitu Rapid Assessment (RA) yang telah dilaksanakan pada bulan November tahun lalu sekaligus mengevaluasi temuan-temuan krisis sosial ekologi yang diperoleh dalam RA oleh peserta yang terdiri dari aparat desa lokasi program serta anggota Pandu Tanah Air yang selanjutnya akan digunakan untuk penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang nantinya akan dilaksanakan oleh Pandu Tanah Air dalam 12 hari ke depan. Pandu Tanah Air adalah sebutan bagi alumni Kursus Dasar Nasional yang beranggotakan generasi muda (usia 15 hingga 35 tahun) dari tiap daerah mitra Konsorsium Hijau yang telah dilaksanakan di Jogjakarta Desember lalu. Pandu Tanah Air diharapkan dapat membangun kesadaran dini dan mampu menjadi agent of change dengan turun langsung ke lapangan, menggerakan kemampuan komunitas menuju kemakmuran hijau.
Temuan-temuan krisis ekologi di masing-masing desa berbeda. Di Desa Kumbang krisis ekologi yang dihadapi adalah terkait isu berkurangnya cadangan air, kondisi tersebut diakibatkan oleh aktivitas penebangan hutan yang berdampak pada penggundulan hutan dan bencana banjir pada tahun 2014. Selain itu kurang... read more..
Kesepakatan Baru Perubahan Iklim Doddy S SukadriIkon konten premium Cetak | 13 Januari 2016 Ikon jumlah hit 76 dibaca Ikon komentar 0 komentar
Kesepakatan Paris yang telah diadopsi di Paris pada 12 Desember 2015 merupakan kulminasi negosiasi perubahan iklim global yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun.
Sekitar 2.000 peserta Konferensi Perubahan Iklim yang hadir dalam puncak acara tersebut bergemuruh merayakan kemenangan ini. Presiden AS Barack Obama menyebut peristiwa isi sebagai ”historic” dalam sejarah perundingan multilateral.
Konferensi Perubahan iklim yang disebut Conference of the Parties (COP) Ke-21 yang kali ini diselenggarakan di Paris merupakan yang terbesar dibandingkan COP-COP sebelumnya. Tak kurang dari 150 kepala negara, termasuk Presiden Joko Widodo, hadir saat pembukaan di hari pertama. Sekitar 40.000 orang yang datang dari 195 negara plus Uni Eropa turut hadir dalam konferensi yang berlangsung selama 12 hari itu.
Jaga kenaikan suhu global
Kesepakatan Paris berisikan 29 pasal, bertujuan untuk meningkatkan upaya dalam menjaga kenaikan temperatur udara di bawah 2 derajat celsius. Diupayakan kenaikan maksimalnya hanya 1,5 derajat celsius di atas temperatur... read more..