Oleh: Naztia Haryanti
Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk Food Waste Index 2021, Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara. Total sampah makanan yang diproduksi Indonesia setiap tahunnya mencapai 20,93 juta ton.
Bahkan di tingkat dunia, Indonesia menduduki posisi urutan kedua sebagai negara paling rajin menumpuk sampah sisa makanan. Hal itu berdasarkan data laporan The Economist pada tahun 2011 bertajuk Fixing Food: Toward the More Sustainable Food System.
Pada tahun yang sama, setiap warga Indonesia rata-rata membuang sekitar 300 kilogram sampah makanan per tahunnya. Padahal, jika dibandingkan dengan data dari situs earth.org berjudul “15 Biggest Environmental Problems of 2023” yang ditulis oleh Deena Robinson, jumlah sampah tersebut jika dikelola dengan baik dapat mencukupi kebutuhan pangan lebih dari 3 milyar orang.
Berdasarkan grafik komposisi sampah berdasarkan jenis sampah di situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, sampah sisa makanan memiliki persentase terbanyak yaitu 41,5%. Disusul dengan sampah kayu, ranting, dan daun diurutan kedua. Melihat data tersebut menjadikan sampah makanan sebagai dominasi dalam segala jenis sampah yang ada di lingkungan ini.
Adapun penjelasan dalam artikel Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Sejauh Mana Indonesia Darurat Sampah Makanan?”, pada dasarnya sampah makanan adalah makanan yang terbuang dan tidak termakan serta tidak dapat diolah proses limbah karena telah mengandung zat-zat tidak baik untuk lingkungan. Sampah makanan dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu, sisa makanan akibat penyajian yang berlimpah akibat budaya berlebihan dari masyarakat urban atau biasa disebut “left over”. Dan sisa makanan yang terjadi akibat kesalahan perencanaan dan manajemen baik yang masih layak dikonsumsi ataupun tidak, biasanya disebut dengan “food waste”.
Berdasarkan analisis Kompas, dengan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021, jika diilustrasikan, gunungan sampah makanan lebih tinggi dari tugu Monas, bahkan gedung Gama Tower setinggi 285,5 meter, gedung tertinggi di Indonesia saat ini. Pemborosan makanan terbuang per bulan di DKI Jakarta sebanyak Rp 460.878,20 per kapita.
Menurut keterangan yang dilansir dari portal berita Tempo, kontribusi besar terbuangnya makanan berasal dari hotel, restoran, katering, supermarket, dan perilaku masyarakat yang gemar menyisakan makanannya. Hasil riset Aksamala Foundation pada tahun 2016 menunjukan 35% restoran di Jakarta membuang kelebihan makanan yang tidak terjual per harinya dengan rata-rata 2-3 kilogram per restoran.
Dampak yang dihasilkan dari sampah makanan bukan hanya terhadap lingkungan. Ada dampak terhadap krisis pangan, dampak yang paling dikhawatirkan karena tingginya sumber makanan yang tidak diproduksi dan dimanfaatkan dengan semestinya. Selain itu membuang sisa makanan sama artinya dengan membuang sumber daya yang digunakan selama proses produksi makanan tersebut.
Dari segi ekonomi, sampah makanan yang jumlahnya banyak tersebut setara dengan kerugian Rp 213 - Rp 551 triliun per tahun. Dari segi sosial, banyak ditemui masalah stunting pada balita yang mencapai lebih dari 8 juta anak. Tanpa disadari, masalah sampah makanan nyatanya berpengaruh terhadap berbagai segi di kehidupan.
Reno Surya dalam tulisannya di laman iklimku.org mengatakan, sama seperti sampah plastik, ancaman dampak sampah makanan juga menjadi hal yang serius. Sebab, timbulan ratusan ribu ton sampah makanan menghasilkan gas metana (CH4) sekaligus emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Jika tidak segera ditangani, maka sampah makanan ini akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Menurut keterangan Nada Naurah dalam situs goodstats.id, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah berkomitmen untuk berperan aktif dalam mengatasi isu perubahan iklim, salah satunya dengan penyelenggaraan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pengelolaan sampah makanan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia. Sebagian besar negara G20 menetapkan target yang jelas untuk mengatasi kehilangan dan pemborosan makanan.
Ada langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi permasalahan ini. Diawali dengan membuat daftar makanan yang akan dikonsumsi. Berkomitmen untuk menghabiskan makanan yang telah dibeli. Budaya berlebihan masyarakat urban harus dihilangkan. Perlu juga menerapkan teknik mengompos untuk memilah sisa makanan. Daripada sisa makanan hanya dibuang begitu saja, akan lebih baik jika diolah menjadi kompos.
Dilansir dari portal berita Tempo tahun 2023, selain langkah-langkah yang dimulai dari diri sendiri, ada pula temuan yang diciptakan untuk mengatasi permasalahan sampah makanan. Muhammad Agung Saputra, CEO dan Founder PT Ekonomi Sirkular Indonesia, memperkenalkan aplikasi Surplus pada Maret 2020 lalu. Marketplace ini berfokus pada food loss and food waste. Aplikasi ini menghubungkan pelanggan dengan toko makanan yang memiliki makanan berlebih yang akan dibuang jika belum terjual per harinya dengan diskon minimal 50%.
Di Surabaya, ada organisasi bernama Garda Pangan yang bekerja mendistribusikan makanan surplus. Organisasi yang berdiri sejak 2017 ini biasanya mengambil makanan dari hotel-hotel dan menyalurkannya kepada masyarakat pra-sejahtera. Biasanya makanan yang jarang habis adalah snack berupa kue-kue manis.
Selain disalurkan, sisa makanan berupa sayur dan buah di pasar besar juga diangkut oleh Hasto Wibowo dan kawan-kawannya. Lelaki yang berfokus mengolah sisa sayur dan buah untuk dimasak dan dijadikan pakan ternak. Menurutnya, bagian-bagian yang tidak layak makan masih bisa disortir, dikupas, dan dibuang.
Mengutip tulisan dalam laman Fakultas Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia berjudul “Food Loss & Food Waste: Ketika Makanan yang Terbuang Menjadi Masalah Bagi Lingkungan”, pemerintah juga dapat berperan dalam penanganan masalah sampah makanan ini. Hal pertama yaitu dengan memberikan insentif pemerintah untuk mendukung aksi mengurangi tingkat food loss dan food waste serta berkolaborasi di seluruh rantai pasokan. Pemerintah juga dapat melakukan pelatihan, mendukung teknologi dan inovasi, termasuk untuk produsen skala kecil. Memfasilitasi pengadaan bank makanan, serta akses petani ke konsumen dengan menjadikan rantai nilai yang lebih pendek melalui pasar petani.
Sampah makanan mungkin masih dianggap sepele bagi masyarakat. Namun jika tidak ditangani dengan serius, bukan tidak mungkin tumpukan gunungan sampah makanan bisa meledak kapan saja dan menimbun orang-orang yang tinggal disekitarnya. Ancaman yang ditimbulkan dari permasalahan ini juga bukanlah hal main-main. Setiap dari kita memiliki peran dan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dari kerusakan, salah satunya dengan tidak menjadi penghasil sampah makanan. Mulai dari sekarang bijak memilih dan mengolah makanan, agar meminimalisir membuang sisa makanan, demi bumi dan kehidupan yang lebih aman kedepannya.
Sumber:
Deena Robinson, 6 Mei 2023. 14 Biggest Environmental Problems of 2023. https://earth.org/the-biggest-environmental-problems-of-our-lifetime/
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. 13 Juni 2022 . Sejauh Mana Indonesia Darurat Sampah Makanan?. https://unnes.ac.id/feb/id/sejauh-mana-indonesia-darurat-sampah-makanan/
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. 25 Mei 2022. Food Loss & Food Waste: Ketika Makanan yang Terbuang Menjadi Masalah Bagi Lingkungan. https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/05/25/food-loss-food-waste-ketika-makanan-yang-terbuang-menjadi-masalah-bagi-lingkungan/
Nada Naurah, 25 Juli 2022. Food Waste Index 2021: Indonesia Jadi Penghasil Sampah Makanan Terbesar Se-ASEAN. https://goodstats.id/article/food-waste-index-2021-indonesia-jadi-penghasil-sampah-makanan-terbesar-se-asean-7FgZ2
Reno Surya, 5 April 2023. Bom Waktu Sampah Makanan. https://www.iklimku.org/kisah/bom-waktu-sampah-makanan
Satrio Pangarso Wisanggeni, M Puteri Rosalina, Albertus Krisna, 19 Mei 2022. Sampah Makanan Indonesia Mencapai Rp 330 Triliun. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/05/18/sampah-makanan-capai-lebih-rp-330-triliun
KLKH. 2021. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional 2021. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
Tempo. 15 Januari 2023. Lewat Aplikasi Mencegah Makanan Terbuang Percuma. https://majalah.tempo.co/read/info-tempo/167991/lewat-aplikasi-mencegah-makanan-terbuang-percuma
United Nations Environment Programme. 2021. Food Waste Index Report 2021. https://www.unep.org/resources/report/unep-food-waste-index-report-2021
Artikel ini bersumber dari https://www.infid.org/publication/read/indonesia-penyumbang-sampah-makanan-terbanyak-se-asean
- Log in to post comments