BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Menag: Maluku Jadi Simbol Kerukunan

Tuesday, 16 June 2015
Launching Pesparawi Nasional XI
Menag: Maluku Jadi Simbol Kerukunan

Ambon - Menteri Agama Luk­man Hakim Sai­fudin melaunching Pesta Paduan Sua­ra Gerejawi (Pes­parawi) Nasional XI/2015 yang dipusat­kan di Islamic Center Ambon, Senin (15/6) malam.

Launching itu digelar bersamaan dengan Seminar Ke­rukunan antar Umat Beragama dan Rapat Koordinasi (Rakor) Ke­pala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi se-Indonesia.

Launching ditandai dengan pemukulan tifa oleh Menag di­dampingi Gubernur Maluku Said Assagaff, Wagub Zeth Sahuburua dan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Fesal Musaad.

Menag mengatakan perhelatan Seminar Kerukunan antar Umat Beragama, Rakor Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Pro­vinsi se-Indonesia dan Pesparawi Nasional XI bernilai strategis untuk memperkokoh kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama.

“Ambon terbukti cepat bangkit dari masa lalu dan menjelma menjadi simbol kerukunan umat beragama,” katanya.

Mantan Ketua MPR periode 2009-2014 ini menjelaskan MTQ Tingkat Nasional tahun 2012 yang berhasil dilaksanakan di Kota Ambon telah menjadi bukti semangat kerukunan antar umat beragama.

“MTQ Nasional saat itu dilak­sanakan dengan semangat keru­kunan antar umat beragama. Saya berharap semangat yang sama harus diwujudkan lagi saat pelaksanaan Pesparawi Nasional XI pada bulan Oktober 2015 mendatang,” jelasnya.

Politisi PPP ini juga mengajak seluruh tokoh agama untuk bahu membahu menghadapi berbagai persoalan.

“Potensi konflik selalu mengintai kita semua, sehingga kuncinya bahu membahu menghadapi berbagai persoalan,” ungkapnya.

Menag juga menambahkan salah satu prioritas Kemenag dalam tahun ini yaitu menyiapkan Rancangan Undang-undang Perlin­dungan Umat Beragama.

Usai launching Pesparawi Na­sio­nal XI, Menag kepada wartawan juga memberikan apresiasi bagi Provinsi Maluku yang menjadi tuan rumah Pesparawi

“Kami sangat memberikan apre­siasi bagi provinsi Maluku yang menjadi tuan rumah Pesparawi Nasional XI pada bulan Oktober mendatang. Ini menunjukan bahwa Maluku sukses melaksanakan MTQ Nasional pada tahun 2012 sehingga dipercayakan untuk menjadi tuan rumah Pesparawi Nasional,” jelasnya.

Tokoh NU itu juga menyatakan mendukung penyelenggaraan Pesparawi Nasional XI yang akan berlangsung di Ambon, 2 – 12 Oktober 2015.

“Kami mendukung penuh penye­lenggaraan pesparawi. Kami usahakan Presiden Joko Widodo hadir membuka Pesparawi nanti dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ini sesungguhnya merupakan wujud kepedulian masyarakat Maluku khususnya Ambon untuk tunjukkan pada dunia bahwa keragaman kemajemukan bukan menjadi penghalang bagi sesama kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku Said Assagaff mengatakan, pelak­sanaan Pesparawi Nasional XI di Ambon merupakan rangkaian dari momentum untuk menjadikan Maluku laboratorium kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

“Ini merupakan momentum untuk menjadikan Maluku sebagai laboratorium kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Jadi jika mau belajar kerukunan antar umat beragama maka belajar ke Maluku,” katanya.

Dijelaskan, pemerintah dan masyarakat berhasil menggelar MTQ Nasional tahun 2012 lalu, sehingga keberhasilan yang sama harus diwujudkan saat menggelar Pesparawi Nasional XI.

Gubernur juga meminta Menag untuk merealisasikan upaya peningkatan status Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKPN) Ambon menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon dan IAIN Imam Rijali menjadi UIN Imam Rijali.

7.000 Peserta

Sebelumnya, sebanyak 7.000 peserta dari 34 provinsi telah memastikan diri mengikuti Pesparawi Nasional XI di Ambon, 2-12 Oktober 2015.

Lembaga Pengembangan Pes­pa­rawi Daerah (LPPD) dari 34 pro­vinsi sudah memastikan keikutser­taannya dan 17 provinsi diantara­nya mengikuti 12 kategori yang dilombakan.

17 provinsi yang mengikuti se­mua kategori yang dilombakan yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Se­latan, Sulawesi Tengah, Sula­wesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara.

Sementara Provinsi Bengkulu mengikuti 11 kategori, Lampung (11), Yogyakarta (11), Jawa Timur (9), Kalimantan Selatan (9), Banten (8), Jambi (8), Kalimantan Utara (8), NTB (8), Bali (7), Gorontalo (7), Kepulauan Riau (7), Aceh (5), Bangka Belitung (5), Riau (2) dan Sumatera Barat (2).

12 kategori yang dilombakan yaitu Paduan Suara Dewasa Cam­puran, Paduan Suara Remaja Pe­muda Campuran, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Wanita, Paduan Suara Anak, Vocal Group, Musik Pop Gerejawi, Solis Remaja Pemuda Putera, Solis Remaja Pemuda Puteri, Solis Anak usia 7 – 9 Tahun (Putra atau Putri), Solis Anak Usia 10 – 13 Tahun (Putra atau Putri) dan Penampilan Musik Etnik/Daerah.

Sesuai hasil pertemuan konsultasi LPPN dan LPPD se-Indonesia di Ambon, 25-27 Mei 2015, telah dipastikan kategori Paduan Suara Dewasa Campuran diikuti 33 provinsi, Paduan Suara Remaja Pemuda Campuran (25 provinsi), Paduan Suara Pria (22 provinsi), Paduan Suara Wanita (25 provinsi), Paduan Suara Anak (21 provinsi), Vocal Group (31 provinsi), Musik Pop Gerejawi (26 provinsi), Solis Remaja Pemuda Putera (31 provinsi), Solis Remaja Pemuda Puteri (30 provinsi), Solis Anak usia 7 – 9 Tahun (29 provinsi), Solis Anak Usia 10 – 13 Tahun (31 pro­vinsi) dan Penampilan Musik Etnik/Daerah (28 provinsi). (Mg-1)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/menag_maluku_jadi_simbol_kerukunan#sthash.JyH6FxNS.dpuf

Related-Area: