BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Gedung Sekolah di Negeri Lima Segera Dibangun

Pendidikan
Gedung Sekolah di Negeri Lima Segera Dibangun
7 Agustus 2015

AMBON, KOMPAS — Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal menegaskan, pembangunan gedung untuk tiga sekolah dasar di Negeri (Desa) Lima, Kacamatan Leihitu, dimulai bulan depan. Rencana pembangunan akan diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan yang sedang dibahas bersama DPRD Maluku Tengah.

Rencana pembangunan itu menyusul tercapainya kesepakatan antara pemerintah dan pemilik lahan di Negeri (sebutan untuk desa) Lima yang merelakan lahan mereka untuk dijadikan lokasi sekolah. Luas lahan lebih dari 2 hektar itu di antaranya milik Marga Soulissa dan beberapa warga lain.

"Kami sudah menjalin komunikasi dengan pemilik lahan dan mereka menerima dengan baik. Kami pastikan, paling lama bulan depan, pembangunan gedung sekolah sudah bisa dimulai. Tim lapangan segera bekerja," kata Abua, Kamis (6/8).

Ia mengakui, dalam APBD 2015, pemerintah belum menganggarkan pembangunan gedung sekolah dengan alasan belum ada lokasi yang disediakan masyarakat setempat untuk pembangunan gedung. Oleh karena itu, pihaknya akan mengusulkan rencana pembangunan itu ke dalam APBD Perubahan. Dia meyakini DPRD Maluku Tengah akan menyetujui usulan tersebut.

Masih dalam tenda

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Maluku Tengah Ibrahim Ruhunussa menyatakan, pada APBD tahun sebelumnya, mereka sempat menganggarkan dana sebesar lebih kurang Rp 900 juta per sekolah. "Namun, dana itu tidak terpakai karena tidak ada lahan. Memang tidak ada anggaran untuk pembebasan lahan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, siswa tiga sekolah itu belajar di tenda darurat setelah gedung sekolah mereka terbawa banjir bandang akibat jebolnya bendungan alam Wai Ela pada 25 Juli 2013. Tiga sekolah dimaksud adalah SDN I Negeri Lima, SDN II Negeri Lima, dan SD Inpres Negeri Lima. Untuk tahun pelajaran 2015-2016, jumlah siswa SDN I Negeri Lima sebanyak 168 orang, SDN II Negeri Lima (170), dan SD Inpres Negeri Lima (132).

Ketika didatangi Kompas pada Rabu lalu, kondisi tenda yang dibangun Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu sangat memprihatinkan. Atapnya bocor dan dindingnya banyak yang bolong. Ketika hujan, air merembes melalui atap, dan lantai tanah pun kemasukan banjir. Pada saat panas terik, kegiatan belajar- mengajar dilangsungkan di bawah pohon sekitar tenda itu.

Satu tenda berukuran 10 meter x 5 meter digunakan untuk dua kelas. Sempitnya ruangan memaksa tiga siswa menggunakan satu meja. Bahkan, pada beberapa kelas yang kekurangan kursi, lima siswa menggunakan tiga kursi. Kondisi tersebut membuat kegiatan belajar-mengajar sangat terganggu kosentrasi. Materi pelajaran yang disampaikan guru seringkali tidak diserap dengan baik oleh siswa.

Tak layak lagi

Kepala SDN I Negeri Lima Idris Salong menyambut baik rencana pemerintah daerah membangun komunikasi dengan pemilik lahan. Sebelum gedung sekolah yang baru dibangun, ia berharap agar pemerintah memperbaiki atau mengganti tenda yang sudah rusak. Hampir semua tenda yang dipakai tiga sekolah itu tidak layak lagi.

Ia juga meminta tambahan buku-buku pelajaran dan alat peraga untuk mata pelajaran tertentu, seperti Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika. "Siswa kesulitan memahami materi kalau tidak ada alat peraga," ucapnya.

Pemerhati pendidikan dari Universitas Pattimura, Ambon, Abraham Mariwy, berharap rencana hingga pelaksanaan pembangunan gedung sekolah berjalan tepat waktu. Ia pun meminta semua pihak mengawal janji tersebut.

"Jangan sampai anak-anak dan para guru dikecewakan lagi. Kasihan dengan nasib anak-anak. Dua tahun belajar di tenda itu waktu yang terlalu lama. Itu berdampak pada psikologi anak," katanya. (FRN)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/07/Gedung-Sekolah-di-Negeri-Lima-Segera-Dibangun

Related-Area: