BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Di Manado, Harga Cabai Capai Rp 125.000 Per Kilogram

Bahan Pangan
Di Manado, Harga Cabai Capai Rp 125.000 Per Kilogram

MANADO, KOMPAS — Harga cabai yang diperdagangkan di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara mencapai Rp 120.000-Rp 125.000 per kilogram. Padahal, beberapa pekan lalu masih Rp 90.000 per kilogram (kg). Kenaikan signifikan harga cabai itu terjadi di Manado, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Bitung.

Pemantauan di pasar tradisional Karombasan, Manado, Sabtu (22/11), para ibu rumah tangga dan pelaku usaha rumah makan kaget dengan kenaikan harga cabai yang begitu fantastis. ”Mahal sekali harga cabai. Kita jadi tidak berdaya,” kata Meiske, ibu rumah tangga sekaligus pedagang tinutuan atau bubur Manado.

Arifin Husein (35), pedagang di Pasar Karombasan, mengatakan, harga cabai melambung tinggi membuat volume transaksi menurun. Biasanya dia bisa membeli 50 kg per hari, kini hanya 10 kg.

Dikatakan, produksi cabai Minahasa nyaris tidak ada. Itu sebabnya para pedagang terpaksa mendatangkan dari Ternate, Maluku Utara. Banyak pedagang cabai asal Minahasa harus ke Manado membeli cabai yang didatangkan dari Ternate menggunakan pesawat.

Menurut Arifin, saat stok cabai lokal menipis ia membeli di Gorontalo. Tapi harga cabai di Gorontalo pun telah mencapai Rp 110.000 kg. Harga itu akan lebih mahal saat dijual di Manado mengingat ongkos angkut tinggi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak. ”Jadi wajar jika cabai diangkut dengan pesawat dari Ternate,” katanya.

Penjual cabai di Pasar Karombasan pun menurun drastis, sebagian pedagang memilih berjualan bahan pokok lainnya. Sonny, pedagang cabai, mengaku tak memiliki modal untuk membeli cabai yang kini mencapai Rp 1 juta lebih setiap karung. Ia memilih berjualan sayur mayur.

Meski demikian, beberapa pedagang berjualan cabai kering yang telah dijemur selama sebulan. Harga cabai kering sekitar Rp 70.000 per kg.

Pengamat ekonomi, Agus Tonny Poputra dari Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, meminta pemerintah daerah tidak menganggap remeh kenaikan cabai yang akhirnya memicu inflasi. Menurutnya, stok cabai terbatas akan berlangsung lama mengingat tingginya kebutuhan cabai menjelang perayaan Natal.

Sebelum Natal, warga Nasrani di Sulawesi Utara biasanya mengadakan syukuran Pohon Terang mencapai 15.000 kali pesta makan. ”Saya mendapat informasi krisis cabai sampai tahun depan, pemerintah perlu intervensi untuk menekan kenaikan harga cabai,” katanya.

Harga cabai di wilayah Tegal, Jawa Tengah, juga terus merangkak naik, hingga mencapai Rp 70.000 per kg. Kondisi itu memaksa sejumlah konsumen mengubah pola konsumsi, dengan mengurangi porsi pembelian cabai.

Kamsah (33), pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal, Minggu (23/11), menyatakan, harga cabai sudah tinggi sejak awal November lalu. (ZAL/WIE)



Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010276219

Related-Area: