Penulis Policy Brief : Nurhady Sirimorok
Policy brief dirumuskan dari Laporan Kajian Rantai Nilai Sutra Sulawesi Selatan yang dilaksanakan atas kerja sama Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Knowledge Sector Initiative (KSI), Yayasan BaKTI dan Payo-Payo.
Tim Pelaksana Kajian : Andi Sadapotto, Lusia Palulungan, Mahyuddin Riwu, Muhammad Alif K. Sahide, Nurhady Sirimorok, Syarif M. Parenreng dan Tim Peneliti Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan (Yvonne M. Salindeho, Andi Fitriyani Yahya, Alsry Mulyani, Rosmala Dewi Said, Yuliana Rauf, Yossi F. Pratama).
Sektor manufaktur produksi sutra Sulawesi Selatan diwakili oleh dua rangkaian kegiatan utama: pemintalan dan penenunan. Pada tahap pemintalan tampak kecenderungan bahwa kuantitas produksi kokon menurun dan kualitasnya belum bisa memenuhi standar kebutuhan pasar. Sementara itu, bantuan alat pemintal modern yang didatangkan badan pemerintah terkait belum diiringi oleh model pengelolaan yang bisa memastikan keberlanjutan operasinya dan menguntungkan petani. Pada tahap penenunan, upah penenun yang sangat rendah menyebabkan penenun yang seluruhnya adalah perempuan hidup dalam kemiskinan, dan menurunkan minat perempuan muda menjadi penenun. Sementara itu kebijakan pemerintah tampak belum menyentuh para penenun marginal ini, dan kekurangan dukungan data berkualitas untuk melihat persoalan dengan jernih. Sulit menghindari kesan bias gender dalam penetapan kebijakan untuk mendukung para penenun. Untuk mengatasi rentetan persoalan ini diperlukan, perbaikan teknis dalam hal pengelolaan bantuan alat pemintalan modern, perbaikan kualitas metodologis dan manajemen data, serta program-program yang dapat memberdayakan para perempuan penenun.
Attachment | Size |
---|---|
PB-sektor manufaktur.pdf | 558.8 KB |