Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia mendatang diprediksi akan didominasi kawasan timur. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut perlu jadi perhatian.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik pada triwulan I-2024, sumbangan perekonomian di Jawa terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 57,7 persen, sedangkan Sumatera 21,85 persen. Namun, keduanya mengalami perlambatan pertumbuhan secara tahunan (YoY), yakni sebesar 4,84 persen dan 4,24 persen.
Adapun di kawasan tengah dan timur Indonesia, Kalimantan menyumbang 8,19 persen, Sulawesi berkontribusi terhadap 6,89 persen, disusul Bali dan Nusa Tenggara (2,75 persen), serta Maluku dan Papua (2,62 persen). Meski proporsinya tak sebesar bagian barat, pertumbuhan tahunan (YoY) kawasan tengah dan timur Indonesia justru lebih melejit. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Maluku dan Papua sebesar 12,15 persen, disusul Sulawesi (6,35 persen), Kalimantan (6,17 persen), serta Bali dan Nusa Tenggara (5,07 persen).
Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, pembangunan Indonesia masih berat di sisi barat, termasuk juga distribusi penduduk. Padahal, kontribusi kawasan timur Indonesia juga besar.
”Artinya, ada ketimpangan. Ibu kota yang dipindah agak mengubah konstelasi (perekonomian nasional),” kata Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti dalam diskusi ”Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi” di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Melihat tren pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia mendatang diprediksi akan didominasi oleh kawasan timur. Oleh karena itu, pembangunan kawasan tersebut perlu jadi perhatian utama. ”Bagaimana kawasan timur bisa dibangun lebih baik, termasuk konektivitas dalam pengembangan kewilayahan kita,” kata Virgiyanti.
Menurut Virgiyanti, Pulau Jawa dan Sumatera tetap perlu dibangun, tetapi dengan strategi yang berbeda. Dari segi pembiayaan, misalnya, perlu didorong pembiayaan campuran (blended finance). Dengan demikian, anggaran publik lebih banyak didorong ke timur ketimbang barat.
Diskusi transportasi itu diselenggarakan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bersama Institut Studi Transportasi (Instran). Hadir pula Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub Robby Kurniawan, Ketua Umum MTI Tory Damantoro, dan akademisi Universitas Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno. Acara ini dimoderatori Ketua Instran Darmaningtyas.
Menurut data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas pada 2022, nilai dan jumlah proyek pembangunan masih menitikberatkan bagian barat Indonesia. Pulau Jawa memiliki 18 proyek senilai Rp 639,18 triliun. Posisinya disusul Sumatera dengan 19 proyek sebesar Rp 400,55 triliun. Adapun Maluku dan Papua hanya memiliki dua proyek dengan senilai Rp 428,66 triliun, disusul Sulawesi (tiga proyek, Rp 51,83 triliun).
Djoko Setijowarno menilai ada pergeseran pembangunan dari Jawa ke luar Jawa, tetapi belum signifikan karena masih di kisaran 1 persen.
Terkait transportasi, ia menyayangkan ketiadaan angkutan perdesaan di luar Jawa. Padahal, angkutan tersebut menghubungkan daerah-daerah kecil. Daerah penghasil mineral, seperti Morowali, Sulawesi Tengah, yang berkontribusi bagi perekonomian justru tak diakomodasi angkutan umum.
Hasil tambang, di antaranya nikel dan mineral, di sejumlah daerah dikeruk habis-habisan untuk dibawa ke Jawa. Namun, daerah sumber alam berasal justru kurang mendapat perhatian.
Pembangunan transportasi umum perlu pemerataan. Pemerintah diharap tak menutup mata akan kebutuhan masyarakat daerah, apalagi mereka berkontribusi tinggi bagi perekonomian nasional.
Darmaningtyas mengatakan, pergeseran ekonomi dari Jawa ke luar Jawa meningkat selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun, pertumbuhannya secara umum masih rendah. ”Perlu perlambatan pembangunan di Jawa dan percepatan di kawasan timur. Sebab, kalau Jawa yang dipercepat, bagian timur makin tertinggal,” kata Darmaningtyas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membuka acara mengatakan pihaknya telah membangun berbagai infrastruktur transportasi. ”Pembangunan ini meliputi pembangunan dan revitalisasi terminal tipe A yang lebih luas dan modern, pengembangan bandara serta pelabuhan yang menampung penumpang dengan volume lebih besar, dan pembaruan sistem transportasi massal,” tutur Budi Karya. Pelabuhan laut dibangun paling banyak. Dalam kurun 10 tahun, ada 295 pelabuhan yang telah dibangun.
- Log in to post comments