BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pengembangan Sistem Penghantaran Obat Berbasis Nanoteknologi dalam Industri Farmasi

 

Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan dan farmasi. Teknologi ini memungkinkan manipulasi material pada skala nanometer (1-100 nm), yang menghasilkan sifat-sifat unik yang tidak ditemukan pada material makroskopik. Dalam industri farmasi, nanoteknologi telah membuka pintu untuk pengembangan sistem penghantaran obat yang lebih efektif, aman, dan terarah. Sistem penghantaran obat berbasis nanoteknologi mencakup nanopartikel, liposom, micelle polimer, dan dendrimer, yang semuanya dirancang untuk meningkatkan bioavailabilitas, stabilitas, dan efikasi obat.

1. Nanopartikel dalam Penghantaran Obat

Nanopartikel adalah partikel yang memiliki ukuran antara 1 dan 100 nanometer. Dalam konteks farmasi, nanopartikel dapat digunakan sebagai sistem penghantaran obat yang dapat meningkatkan bioavailabilitas obat yang sulit larut dalam air, melindungi obat dari degradasi sebelum mencapai target, dan memungkinkan pelepasan obat yang terkontrol. Contoh nanopartikel yang sering digunakan adalah nanopartikel polimerik, nanopartikel lipid, dan nanopartikel anorganik.

Nanopartikel polimerik dibuat dari polimer yang dapat terbiodegradasi dan bioresorpsi seperti PLGA (poli(laktida-ko-glikolida)). Nanopartikel ini dapat menyesuaikan laju pelepasan obat berdasarkan karakteristik polimernya. Misalnya, nanopartikel PLGA dapat dirancang untuk melepaskan obat secara berkelanjutan selama beberapa minggu atau bulan, yang sangat bermanfaat untuk pengobatan penyakit kronis seperti kanker.

2. Liposom sebagai Vektor Penghantaran

Liposom adalah vesikel berbentuk bulat yang terdiri dari satu atau lebih bilayer lipid. Liposom dapat memuat obat baik dalam ruang vesikel berair maupun di dalam bilayer lipid, membuatnya sangat fleksibel untuk berbagai jenis obat, termasuk obat hidrofobik dan hidrofilik. Selain itu, liposom dapat difungsikan dengan ligan spesifik yang dapat mengenali dan mengikat target sel tertentu, memungkinkan penghantaran obat yang lebih terarah dan mengurangi efek samping sistemik.

Liposom yang telah disetujui untuk penggunaan klinis termasuk Doxil, yang merupakan liposom yang memuat doxorubicin untuk pengobatan kanker. Keunggulan Doxil terletak pada kemampuannya untuk mengurangi toksisitas kardiak doxorubicin dengan meningkatkan akumulasi obat di tumor melalui efek retensi dan permeabilitas yang ditingkatkan (EPR).

3. Micelle Polimer dan Dendrimer

Micelle polimer adalah struktur supramolekul yang terbentuk melalui self-assembly dari polimer amfifilik di lingkungan berair. Micelle memiliki inti hidrofobik yang dapat memuat obat hidrofobik dan cangkang hidrofilik yang meningkatkan kelarutan dalam air. Micelle polimer sering digunakan untuk penghantaran obat antikanker karena kemampuannya untuk meningkatkan bioavailabilitas dan stabilitas obat.

Dendrimer adalah polimer berstruktur cabang yang memiliki kemampuan untuk mengikat dan menghantarkan obat melalui interaksi kovalen dan non-kovalen. Struktur berulang dan ukuran yang terkontrol dari dendrimer membuatnya menjadi kandidat ideal untuk penghantaran obat yang presisi. Salah satu contoh dendrimer yang banyak diteliti adalah dendrimer poliamidoamina (PAMAM), yang dapat digunakan untuk menghantarkan gen dan obat kecil molekul.

4. Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun nanoteknologi menawarkan berbagai keuntungan dalam penghantaran obat, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi sebelum dapat diimplementasikan secara luas. Tantangan tersebut meliputi masalah produksi skala besar, biokompatibilitas, toksisitas jangka panjang, dan regulasi yang ketat. Selain itu, interaksi antara nanopartikel dan sistem biologis harus dipahami dengan baik untuk menghindari respons imun yang tidak diinginkan.

Prospek masa depan nanoteknologi dalam farmasi sangat cerah dengan adanya perkembangan dalam teknologi produksi, karakterisasi, dan aplikasi klinis. Penelitian yang lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan desain nanopartikel agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan terapi spesifik, seperti penghantaran obat ke otak untuk pengobatan penyakit neurodegeneratif atau penghantaran gen untuk terapi genetik.

Kesimpulan

Nanoteknologi telah membawa revolusi dalam sistem penghantaran obat, menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan efikasi, keamanan, dan spesifisitas terapi obat. Berbagai platform nanoteknologi seperti nanopartikel, liposom, micelle polimer, dan dendrimer menunjukkan potensi besar dalam berbagai aplikasi klinis. Meskipun demikian, tantangan seperti produksi skala besar, biokompatibilitas, dan regulasi tetap menjadi hambatan yang perlu diatasi. Dengan penelitian yang berkelanjutan dan kolaborasi antara ilmuwan, industri, dan regulator, nanoteknologi dapat semakin dikembangkan untuk memberikan manfaat yang lebih besar dalam bidang kesehatan dan farmasi.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/aniqaqudsiaafifa3040/666bac3f34777c6b26756178/pengembangan-sistem-penghantaran-obat-berbasis-nanoteknologi-dalam-industri-f...