BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Bunga Tomohon, dari Petani hingga Festival Internasional

Oleh Themmy Doaly [Tomohon] di 21 August 2019

  • Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menggelar Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019 pada 8-13 Agustus 2019
  • TIFF digelar untuk meningkatkan jumlah wisatawan, sekaligus mempertegas identitas Tomohon sebagai Kota Bunga.
  • Warga Kota Tomohon memang berhasil membudidayakan varietas krisan atau seruni dalam nama lokalnya, berwarna putih dan kuning
  • Puncak acara TIFF yaitu parade bunga yang diikuti oleh 32 kendaraan hias perwakilan seluruh Indonesia dan beberapa negara sahabat

Kota Tomohon, Sulawesi Utara, merias diri. Hiasan bunga memperindah sudut-sudut perkampungan hingga pusat perkotaan. Soalnya, pada 8-13 Agustus 2019, kota ini menyelenggarakan hajatan akbar: Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang kesembilan kalinya. Pagelaran itu bertujuan meningkatkan jumlah wisatawan, sekaligus mempertegas identitas Tomohon sebagai Kota Bunga.

Sejak lama, warga Tomohon memang telah membudidayakan dan menjual bunga. Dulunya, mereka masih mendatangkan bunga dari luar Sulawesi Utara. Namun, seiring tahun, warga setempat berhasil membudidayakan varietas krisan atau yang dalam istilah lokal disebut seruni.

“Krisan putih, namanya kulo. Yang kuning, riri,” kata petani bunga Kelurahan Kakaskasen ketika ditemui Mongabay, Kamis (1/8/2019).

Nama kulo dan riri berasal dari bahasa Tombulu, salah satu sub etnis Minahasa. Krisan putih bermakna kejujuran. Sementara, krisan kuning dimaknai kegembiraan dan semangat.

Seorang petani bunga di greenhouse Kakaskasen, Kota Tomohon, Sulut. Foto : Themmy Doaly/Mongabay Indonesia

Kata petani, di dalam greenhouse, bunga bisa dipanen dalam kurun 3 hingga 4 bulan. Selain menjual ke pedagang bunga sekitar, bunga-bunga itu juga dijual hingga ke luar Tomohon, tergantung pesanan.

Sekira 200 meter dari greenhouse, tepat di pinggir jalan utama kota Tomohon, berjajar toko bunga. Di situ, warga Kakaskasen menjual berbagai jenis bunga, misalnya krisan, merrygold, aster, sansevieria, aglaonema, anthurium dan lain-lain. Harganya bervariasi, mulai dari Rp.10 ribu hingga ratusan ribu.

Keberadaan petani dan penjual bunga membuat kelurahan Kakaskasen dijuluki perkampungan bunga Tomohon. Warga sekitar mengelola usaha itu secara mandiri dan turun temurun.

“Kakaskasen memang terkenal tempat jual bunga. Dulu, bunga itu hanya dibawa ke kubur. Tapi sekarang sudah ada bunga hias, bunga taman. Karena, orang sini kalau acara suka atau duka tidak pernah pakai bunga plastik,” kata Audi Paputungan, pedagang bunga Kakaskasen.

“Saya sudah lama jual bunga, kurang-lebih 17 tahunan. Dulu mertua saya yang jual. Masih bunga aster, ambil dari Jakarta. Sekarang sudah ada di petani bunga, tinggal ambil dari mereka saja,” tambahnya.

Menjelang TIFF, terang Audi, angka penjualan bunga potong dan bunga pot diperkirakan melonjak hingga 3 kali lipat. Apalagi, tahun ini, pemerintah kota melibatkan warga sekitar dalam lomba taman antar kelurahan. Mereka mendesain taman bunga dengan bermacam-macam konsep.

Seorang peserta pada parade bunga dalam rangkaian Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019 di Kota Tomohon, Sulut. Foto : Themmy Doaly/Mongabay Indonesia

Semarak Festival Bunga

Kamis (8/8/2019), ribuan warga lokal maupun wisatawan memadati jalanan kota Tomohon. Mereka hendak menyaksikan salah satu babak yang paling ditunggu dalam pagelaran TIFF: parade bunga. Hari itu, parade bunga diikuti 32 kendaraan hias dari berbagai daerah di Indonesia, juga 5 perwakilan negara sahabat di antaranya Nepal, Ukraina, Australia, Korea dan Amerika Serikat.

Para peserta menghiasi kendaraan dengan beragam motif, sesuai identitas daerah atau instansi yang diwakili. Mereka akan menyusuri rute yang telah ditentukan oleh panitia kegiatan.

Tahun ini, TIFF mengusung tema “The Greatest Love of All”. Pemerintah kota Tomohon memperkirakan, jumlah wisatawan yang hadir dalam pagelaran ini menyentuh angka 600.000 orang, dari dalam dan luar negeri. Atas perkiraan itu, Festival Bunga Tomohon diharapkan berdampak positif pada sektor perkenomian dan kesejahteraan masyarakat.

“Pemerintah Tomohon berkomitmen menjadikan pariwisata sebagai sektor utama karena Tomohon memiliki beraneka ragam objek pariwisata unggulan. Ini terbukti dari Absolute Growth wisman Tomohon tahun 2015-2018 sebesar 517 persen dan wisnus sebesar 140 persen,” kata Jimmy F. Eman, Walikota Tomohon dalam pembukaan TIFF.


Parade bunga adalah salah satu kegiatan yang ditunggu dalam Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019. Foto : Themmy Doaly/Mongabay Indonesia

Selain meningkatkan jumlah wisatawan, TIFF disebut berkontribusi bagi perekonomian warga sekitar. Pada tahun 2018, misalnya, TIFF berkontribusi pada penjualan 286ribu tangkai bunga, serta lapangan pekerjaan bagi 320 warga kota Tomohon.

Arif Yahya, Menteri Pariwisata yang turut membuka kegiatan mengatakan, TIFF merupakan festival bunga terbaik nasional. Keberlanjutan dan daya tarik wisatawan jadi beberapa faktor penilaian. Karenanya, tim kurator Kementerian Pariwisata memastikan TIFF akan kembali masuk dalam Calender of Event 2020.

“Bagi saya, TIFF merupakan kegiatan yang sangat layak karena sustain dan selalu ramai. TIFF adalah festival bunga terbaik nasional,” kata Menpar.

Pemerintah kota Tomohon telah menyelenggarakan TIFF sejak tahun 2008. Kegiatan ini bermula dari pawai bunga dalam peringatan HUT kota Tomohon. Sejak 2010, TIFF rutin diselenggarakan tiap dua tahun. Baru pada 2015, festival bunga ini masuk dalam Calender of Event Kementerian Pariwisata RI.

Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2019 diikuti 32 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia juga 5 perwakilan negara sahabat._Foto : Themmy Doaly/Mongabay Indonesia

Sumber: https://www.mongabay.co.id/2019/08/21/bunga-tomohon-dari-petani-hingga-festival-internasional/