BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

"Bahasa Ibu" Kurangi Angka Putus Sekolah

Wajib belajar 12 tahuN
"Bahasa Ibu" Kurangi Angka Putus Sekolah
Ikon konten premium Cetak | 27 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 26 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar dalam proses pembelajaran menjadi salah satu solusi untuk menekan jumlah murid yang putus sekolah. Dari kasus dan pengalaman di Papua dan Papua Barat, anak-anak di daerah itu tidak bisa mengerti bahasa pengantar, yakni bahasa Indonesia yang dipakai di kelas. Namun, ketika menggunakan bahasa ibu, materi ajar lebih mudah dipahami.

Hal itu mengemuka dalam diskusi "Wajib Belajar 12 Tahun Strategi Percepatan Pendidikan Dasar di Pedesaan dan Daerah Terpencil Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Bahasa Pengantar di Kelas-kelas Awal" yang diselenggarakan Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia, Rabu (26/8) di Jakarta.

Penggunaan bahasa ibu tak berarti di semua jenjang pendidikan, tetapi cukup di kelas awal. "Di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional disebutkan, bahasa ibu harus dipakai sebagai bahasa pengantar sampai paling tidak di kelas III SD," kata konsultan Program Regional dan Pendidikan Dasar ACDP Indonesia Basilius Bengoteku.

Joost Pikkert dari Summer Institute of Linguistics (SIL) International mengatakan, interaksi murid dan guru bisa terjadi jika menggunakan bahasa yang sama. Bahkan, murid akan lebih aktif di kelas. Sayang, banyak anak hanya dapat membaca, tetapi tidak memahami konteks dan makna. "Pembelajaran multibahasa penting karena bahasa ibu bisa menjadi 'jembatan' ke pemakaian bahasa Indonesia," ujarnya.

Konsep kuat

Country Director SIL Veni Setiawati menambahkan, pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu efektif jika digunakan di komunitas yang memakai satu bahasa ibu dan tanpa bahasa Indonesia. Namun, ia mengingatkan, pemahaman anak terhadap materi ajar harus kuat terlebih dahulu dengan bahasa ibu.

"Kalau sudah kuat dan paham betul, anak akan bisa lebih mudah belajar dengan bahasa yang lain, baik bahasa Indonesia maupun asing," kata Veni. (LUK)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/27/Bahasa-Ibu-Kurangi-Angka-Putus-Sekolah

Related-Area: