Perfilman
Karya Eksperimental Minim Panggung
Ikon konten premium Cetak | 22 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 34 dibaca Ikon komentar 0 komentar
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan film eksperimental atau percobaan penting untuk memperkaya khazanah perfilman dunia dan memberi alternatif tontonan kepada masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, film jenis ini masih belum mendapat perhatian, baik dari segi panggung, rujukan, maupun penonton.
"Jarang film-film seni, independen, ataupun percobaan yang tersedia di pasaran, baik di bioskop maupun toko video. Ini yang membuat para pembuat film di Indonesia kekurangan bahan untuk belajar," kata Yuki Aditya, Direktur Festival Arkipel, dalam jumpa pers "Lux in Arkipel" yang diadakan British Council di Jakarta, Jumat (21/8).
Film percobaan merupakan film yang tidak terlalu fokus untuk menghibur penonton. Karya jenis ini mencoba memberi penonton kebebasan untuk memaknai adegan-adegan yang ditampilkan sehingga pengalaman yang didapat bersifat pribadi.
Yuki menuturkan bahwa di Indonesia, film jenis ini telah diperkenalkan sejak tahun 1960 oleh David Albert Peransi, salah satu seniman yang turut mendirikan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Benjamin Cook, Direktur Lux, agensi film asal Inggris yang khusus mempromosikan film percobaan dan dokumenter, menerangkan bahwa di negaranya, film-film alternatif tersebut diberi tempat penayangan antara lain di bioskop reguler, museum, dan perguruan tinggi.
"Masyarakat memiliki kebebasan menikmati pengalaman baru untuk dirangsang dalam berbagai cara ketika menonton film. Hal ini yang jarang didapat melalui film konvensional," ujarnya.
Untuk lebih memperkenalkan film eksperimental kepada publik, digelar festival film dokumenter dan karya percobaan bertajuk "Ilusi Agung" pada 19-29 Agustus 2015. Festival tersebut diselenggarakan di lima tempat di Jakarta, yakni di IKJ, @America, Goethehaus, Institut Francais Indonesia, dan CGV Blitz Pacific Place. Ada 35 film yang akan ditampilkan sebagai hasil seleksi dari 1.200 film dari 86 negara. "Festival ini juga bertujuan mempromosikan para pembuat film percobaan agar semakin dikenal," ujar Yuki. (DNE)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/22/Karya-Eksperimental-Minim-Panggung
-
- Log in to post comments
- 104 reads