BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Disinggahi Peserta Wonderful Sail 2 Indonesia

Thursday, 13 August 2015
Disinggahi Peserta Wonderful Sail 2 Indonesia
Bukti Bursel Dipercaya Dunia Internasional

Namrole - Kabupaten Bursel mendapat keper­cayaan dunia internasional dengan menjadi lokasi persinggahan perahu layar peserta Wonderful Sail 2 Indonesia.

Hingga Rabu (12/8), sebanyak 30 dari 46 perahu layar peserta saat ini telah tiba di Namrole. Puluhan perahu layar tersebut ber­asal dari berba­gai negara dian­taranya Australia, Amerika Serikat, Pran­cis, Meksiko, Inggris dan Belanda,

Wakil Bupati Bursel, Buce ‘Ayub’ Seleky me­ngaku dijadi­kan­nya Namrole, seba­gai salah satu lokasi singgah pe­serta Wonderful Sail 2 Indonesia membuktikan adanya keper­ca­yaan du­nia internasional.

“Menjadi titik si­nggah sail ini meru­pakan salah satu bukti kemajuan

Kabupaten Bursel. Diantaranya 18 titik singgah peserta di Indonesia ternyata hanya ada tiga daerah di Maluku. Ketiga daerah tersebut yaitu Debut (Kabupaten Malra), Banda (Kabupaten Malteng) dan Namrole (Kabupaten Bursel),” ungkap Seleky saat acara penyambutan peserta Wonderful Sail 2 Indonesia yang dipusatkan di Pelabuhan Namrole, Rabu (12/8).

Dikatakan Wonderful Sail 2 Indonesia ini adalah untuk memper­cepat pembangunan daerah ter­tinggal, pinggiran dan kepulauan sekaligus untuk mempromosikan destinasi  parawisata di daerah Kabupaten Bursel ke dunia internasional.

“Peserta sail ini telah dilepas dari Queensland –Australia sejak 29 Juli 2015. Bahkan saat itu, Bupati dan Wakil Bupati Bursel juga diundang untuk menghadiri acara pelepasan,” katanya.

Seleky menjelaskan para pe­serta akan berada di Namrole selama 4 hari dan akan menikmati wisata alam, atraksi seni dan budaya serta festival kuliner.

Kebersihan Lingkungan

Sementara itu, disela-sela penyambutan peserta Wonderful Sail 2 Indonesia, salah peserta asal Kanada, Cynthia Campbell juga memberikan contoh menjaga kebersihan lingkungan.

Kru kapal Psycho Puss ini tidak bisa melihat begitu saja ketika ada mas­yarakat yang membuang sam­pah sembarangan. Cynthia yang melihat banyak sekali masyarakat yang membuang sampah dengan sembarangan usai makan, ter­utama kemasan air mineral.

Ia pun dengan spontan bergerak dan mengambil sebuah kantong plastik dan memungut serta meng­umpulkan sampah-sampah kema­san air mineral itu ke dalam kan­tong dan membuangnya ke tempat sampah yang telah disediakan.

“Saya merasa terpanggil untuk mengajari para siswa SD yang ada untuk memiliki kesadaran mem­buang sampah pada tempatnya,” katanya.

Menurut Cynthia, seharusnya sam­pah sisa makanan tidak di­buang berserakan begitu saja, apa­lagi ke laut, namun harus dibuang padatempat sampah yang telah disediakan.

Sementara itu, peserta asal Be­landa, Anemieke Wijers dan suami­nya Geirt Wijers yang menggunakan Kapal Fruit de Mer pun mengaku kendati baru tiba sehari namun pihaknya pun telah memiliki kesan tersendiri tentang Bursel.

“Alam Namrole cantik, pelaya­nan  masyarakatnya juga ramah dan yang tak terlewatkan adalah hidangan makanannya yang juga tak kalah enak,” ujar pasangan yang lima tahun terakhir menjalani rutinitas kehidupan sehari-harinya hanya di kapal layar itu.

Sementara itu, ditempat yang sama, Steve peserta asal Belanda lainnya yang juga telah enam tahun menjalani rutinitas kehidupan di atas Kapal, mengaku sangat bangga dengan sajian menu masyarakat Namrole. “Menu yang disajikan khas kuliner Indonesia, bukan kuliner ala Eropa yang biasanya kami nikmati. Ciri khas Indonesia ini yang mem­buat menu ini semakin menggiurkan untuk dinikmati,” ujar Pria yang pernah menetap setahun di negeri Jiran Malaysia ini. (S-35)
- See more at: http://siwalimanews.com/post/bukti_bursel_dipercaya_dunia_internasional#sthash.plVpg8J9.dpuf

Related-Area: