BILATERAL
Perdagangan Bebas RI-Turki Dibicarakan
3 Agustus 2015
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia akan membicarakan kembali rencana perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) antara Indonesia dan Turki. Dengan demikian, diharapkan kerja sama ekonomi di antara kedua negara bisa ditingkatkan.
"Free trade agreement (antara Indonesia-Turki) sudah lama dibicarakan dan sudah ada studinya. Namun, kemudian, lama berhenti. Ini akan diaktifkan dan mulai negosiasi kembali," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil di sela-sela acara Forum Bisnis Indonesia-Turki yang diprakarsai Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Forum bisnis yang dihadiri pengusaha dari kedua negara merupakan salah satu rangkaian kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang bertemu Presiden Joko Widodo, pekan lalu. Forum bisnis itu dihadiri Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Ekonomi Turki HE Nihat Zeybekci.
Melalui forum bisnis, ditawarkan peluang bisnis yang bisa dikerjakan pengusaha asal Turki di Indonesia, seperti di bidang infrastruktur. Beberapa program yang ditawarkan antara lain pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt, jalan tol 1.000 kilometer, 15 bandara baru, dan pengembangan 14 kawasan industri baru.
Di bidang perdagangan, Turki adalah negara mitra dagang Indonesia ketujuh di kawasan Eropa dengan total perdagangan pada 2014 senilai 2,47 miliar dollar AS. Surplus perdagangan Indonesia mencapai 415 juta dollar AS. Ekspor utama Indonesia ke Turki adalah karet alam, serat sintetis, minyak sawit, sandal, sepatu, dan tekstil. Turki mengekspor terigu ke Indonesia.
Di bidang investasi, total nilai investasi Turki di Indonesia pada 2014 mencapai 64,1 juta dollar AS yang terdiri atas 29 proyek di bidang pariwisata. Sekitar 6.000 wisatawan asal Turki berkunjung ke Indonesia pada 2014.
Nilai perdagangan dengan Turki diharapkan meningkat menjadi 5 miliar dollar AS pada 2019. Sebelum perdagangan bebas disepakati, perdagangan dan industri dalam negeri harus diperkuat. "Kita juga akan melanjutkan pembicaraan dengan Uni Eropa, Afrika Selatan, Mesir, dan AS," kata Rachmat.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Indonesia dan Turki adalah negara yang berkembang dengan cepat. Tantangan ke depan adalah menggabungkan kepentingan kedua pihak menjadi satu kerja sama ekonomi. "Dialog ini awal yang baik. Kadin siap melakukan promosi," katanya.
Zeybekci berharap, dialog kedua negara dapat segera diterjemahkan dengan kerja sama bisnis. Dengan demikian, kebutuhan masing-masing pihak akan segera dapat dipenuhi. (NAD)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/03/Perdagangan-Bebas-RI-Turki-Dibicarakan
- Log in to post comments
- 83 reads