18 Provinsi Tanpa Hujan
Kekeringan Ancam 20.978 Hektar Sawah di Jatim
Ikon konten premium Cetak | 29 Juli 2015
JAKARTA, KOMPAS — Pantauan cuaca berdasar citra satelit NOAA menunjukkan El Nino yang bulan sebelum berkategori moderat, medio Juli mengarah ke batas kuat. Bulan Juli ini dampak fenomena El Nino mulai terlihat nyata, berupa meluasnya daerah yang tidak berhujan.
Hingga dasarian atau 10 harian kedua Juli, Selasa (28/7) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau 18 provinsi di Indonesia yang mengalami hari tanpa hujan selama 60 hari berturut-turut. Ada provinsi yang lebih dari dua bulan tak dijamah hujan, sejak Mei lalu, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, provinsi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Beberapa wilayah di Jawa lebih dari dua bulan tak dilanda hujan, termasuk di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Saat musim kemarau yang dipengaruhi El Nino, curah hujan yang relatif sedikit akan berkurang lagi. Dampaknya, musim kemarau akan lebih panjang.
Apabila pola normal musim kemarau berlangsung selama 6 bulan, yaitu dari April hingga September, saat terjadi El Nino periode itu lebih panjang. Tahun ini kemarau mulai muncul Maret lalu dan diperkirakan berakhir Oktober mendatang.
Dalam kondisi dua bulan tanpa hujan, ketersediaan air permukaan kian minim, lebih dari kedalaman 10 meter di dalam tanah sehingga perlu dipompa.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa di Jakarta, menyebutkan, himpunan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan, kekeringan melanda 77 kabupaten/kota di 12 provinsi. Dari kabupaten/kota itu, area terdampak mencakup 526 kecamatan. Kekeringan diperkirakan berlangsung hingga November 2015.
"Musim hujan mungkin baru awal Desember 2015. Kemarau lebih kering dan panjang dibandingkan tahun 2014," ucap Sutopo. Akibat kekeringan itu, tanaman pangan yang puso atau gagal panen diperkirakan terjadi pada sekitar 25.000 hektar dari 200.000 hektar lahan pertanian yang rawan kekeringan.
Banyak kepala daerah menyatakan status siaga darurat kekeringan. "Namun, pemerintah daerah masih mampu mengatasi kekeringan di wilayahnya dengan APBD," kata Sutopo. Kekeringan juga menyebabkan bencana es dan salju di Kabupaten Puncak, Lanny Jaya, dan Nduga di Papua. Es dan salju membuat umbi-umbian mati.
BNPB menyiapkan Rp 75 miliar dana siap pakai untuk diberikan ke BPBD yang memerlukan bantuan penanggulangan kekeringan sesuai kebutuhan.
Petani diberi tahu
Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Eko Putro di Surabaya, Selasa, mengatakan, kekeringan di provinsi ini melanda lahan pertanian seluas 20.978 hektar. "Kami menginformasikan kondisi iklim tiga bulan ke depan ke Dinas Pertanian kabupaten dan kota sehingga bisa mengantisipasi agar petani tak mengalami kerugian," katanya.
Di Lampung, kekeringan menyebabkan 10.715 hektar sawah di provinsi itu terancam puso. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Lampung Lana Rekyanti.
(ETA/GER/NIK/
WIE/CHE/GRE/JOG/YUN)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/07/29/18-Provinsi-Tanpa-Hujan
-
- Log in to post comments
- 62 reads