BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Mereka Pun Bintang yang Terang

Hari Disabilitas Internasional
Mereka Pun Bintang yang Terang

Studio 1 Blitz Megaplex di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dipenuhi anak-anak pada Rabu (3/12) pagi. Mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang pada hari itu merayakan Hari Disabilitas Internasional.

Sebagai hadiah, Pemerintah Kota Jakarta Utara mentraktir 1.000 anak berkebutuhan khusus untuk menonton film I’m Star karya sutradara Damien Dematra. Film yang memenangi berbagai penghargaan internasional, salah satunya penghargaan Naskah Terbaik dari Anugerah Film Internasional Oregon, Amerika Serikat, tersebut bercerita tentang perjuangan empat siswa SMA dengan autisme agar bisa diterima oleh guru dan teman-teman mereka di sebuah SMA inklusif.

Uniknya, keempat tokohnya diperankan oleh Arya, Abhy, Ervitha, dan Shinta yang merupakan orang-orang dengan autisme. Mereka juga terkenal dengan grup musik yang mereka dirikan, I Am Star.
Kesempatan

Seusai film ditayangkan, penonton memberikan sambutan meriah. ”Film ini membuktikan, anak-anak berkebutuhan khusus bisa berprestasi jika memiliki kesempatan,” kata Elda, ibu dari Febi (11), siswa tunagrahita dari SLBN 4 Walang.

Mereka berhak atas kesempatan mendapatkan pendidikan yang baik dan diterima di lingkungan sekitar. Itu masih sulit didapat mengingat stigma masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus masih negatif.

Contohnya Mujiah, ibu dari Adit (8), siswa tunagrahita kelas I SLB Nugraha. Dia mengatakan, putranya masih sering diejek di lingkungan rumah karena lebih lamban dalam berpikir.

”Kalau Adit diejek, saya tarik dia masuk ke dalam rumah supaya aman,” ujar Mujiah. Dia tidak berani menegur para tetangga karena takut menimbulkan masalah yang lebih besar. Mujiah mengungkapkan, cara tersebut, meski menimbulkan rasa aman, tidak membuat Adit memiliki banyak teman.

Rustini, ibu dari Jodi (14), siswa dengan autisme dari SLB Mawar Putih, mengatakan, orangtua anak berkebutuhan khusus sangat mencemaskan tumbuh kembang anak-anak mereka. Akibatnya, mereka terlalu mengekang anak. ”Padahal, anak-anak ini sama istimewanya dengan anak nondisabilitas,” katanya. (Dane Anwar)



Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010466484

Related-Area: