BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pemahaman Remaja Rendah, Kasus Tinggi

HIV/AIDS
Pemahaman Remaja Rendah, Kasus Tinggi

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus baru penularan HIV di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Juni 2014, remaja yang terinfeksi HIV/AIDS berjumlah 18.237 orang. Sejauh ini, hanya sekitar 20 persen remaja yang benar-benar memahami HIV/AIDS.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 254 juta jiwa. Sebanyak 27,6 persen di antaranya atau 67 juta jiwa adalah remaja (15-24 tahun). ”Ini jumlah yang luar biasa,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sudibyo Alimoeso pada Gebyar Remaja Indonesia Peduli HIV/AIDS, Jumat (12/12), di Jakarta.

Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS sebenarnya meningkat signifikan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) Kesehatan Reproduksi Remaja 2012, pengetahuan remaja putri naik dari 3 persen pada 2007 menjadi 13 persen pada 2012, sementara remaja putra naik dari 1 persen pada 2007 menjadi 12 persen pada 2012. Namun, kualitas pengetahuan rendah sehingga hanya 20 persen remaja yang benar-benar paham.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menuturkan, para remaja akan berganti peran sebagai pengurus keluarga pada masa mendatang. Oleh karena itu, HIV/AIDS berpotensi membuat warga usia produktif menjadi beban negara. ”Di tengah tingginya angka HIV, upaya meningkatkan pengetahuan remaja masih belum berhasil,” katanya.

Menurut dia, belum ada penurunan signifikan pada jumlah temuan kasus baru HIV. Pada 2013, Kemenkes menemukan 29.037 kasus HIV, 21.511 kasus pada 2012, dan 21.031 kasus pada 2011. Total ada 150.296 orang dengan HIV.

Kemenkes juga menemukan 787 kasus positif HIV pada anak berusia 0-14 tahun selama 2014 hingga September.

Perilaku seks bebas dan penggunaan narkoba dengan jarum suntik merupakan faktor risiko penularan HIV. Untuk melindungi generasi muda, penyebaran informasi bahaya seks bebas dan narkoba harus ditingkatkan.

Demi meningkatkan pemahaman remaja soal HIV/AIDS, pendekatan BKKBN bergeser dari memanfaatkan peran keluarga menjadi teman sebaya. Remaja cenderung enggan berkomunikasi dengan orangtuanya, terutama soal reproduksi. (JOG)

 
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010638584

Related-Area: