BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Peran Menentukan dalam Pembangunan Pasca 2015

GLOBAL MEDIA FORUM
Peran Menentukan dalam Pembangunan Pasca 2015

NUSA DUA, KOMPAS — Peran media memobilisasi partisipasi publik dan meningkatkan kesadaran warga dinilai strategis untuk mendukung pembentukan lingkungan global yang lebih baik. Oleh karena itu, media diusulkan menjadi bagian dalam pembangunan baru pasca 2015 atau setelah Tujuan Pembangunan Milenium (MDG).

Hal ini mengemuka dalam pembukaan Global Media Forum: The Role of the Media in Realizing the Future We Want for All yang digelar UNESCO dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (26/8), di Nusa Dua, Bali. Kegiatan yang diikuti sekitar 300 orang dari media dan berbagai institusi itu dibuka Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.

Director and Representative UNESCO Jakarta Hubert Gijzen mengatakan, pertemuan tiga hari itu merupakan tahap menghadapi tahun akhir MDG pasca 2015. Meski berbagai target atau capaian telah disepakati bangsa-bangsa, kondisi dunia saat ini masih mengkhawatirkan.

Gijzen mencontohkan jurang kemiskinan antarwarga dunia yang masih sangat lebar. ”Kita hidup dalam dunia di mana 1 persen orang kaya memiliki 40 persen aset global,” katanya.

Ketidakseimbangan dunia juga ditunjukkan dengan pengembangan modern industri farmasi, sementara di sisi lain jutaan orang meninggal tiap tahun karena penyakit yang sebenarnya dapat disembuhkan. Contoh lain, banyak bangsa maju surplus pangan, tetapi jutaan warga lain mengalami kelaparan.
Perlu keterlibatan media

Perbedaan mencolok itu membawa konsekuensi pada persepsi ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang berpotensi konflik dan kejahatan. ”Dunia perlu menyelesaikan ketidakseimbangan ini dengan memberi arti sebenarnya pada pembangunan berkelanjutan, yaitu menyeimbangkan ekonomi, sosial, dan alam. Tantangan pembangunan ini memerlukan keterlibatan media untuk mengatasinya,” ujar Gijzen.

Pada sesi pertemuan, Yanuar Nugroho dari Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) menyebut fakta, sekitar 400 media di Indonesia dikuasai 12 pemilik. Hal itu dikhawatirkan membuat media tidak bisa menjalankan perannya mengangkat berbagai permasalahan karena pengaruh pemodal. (ICH)



Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008539680

Related-Area: