kemiskinan
Ukuran Perlu Dinaikkan
JAKARTA, KOMPAS — Garis kemiskinan Indonesia perlu dinaikkan guna memotret masyarakat miskin secara faktual. Hal ini penting untuk menentukan strategi pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan.
Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB), Guanghua Wan, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (21/8), menyatakan, garis kemiskinan yang digunakan Bank Dunia adalah 1,25 dollar Amerika Serikat (AS) per kapita per hari berdasarkan paritas daya beli. Menggunakan ukuran ini, 13 dari 15 negara termiskin di dunia ada di Afrika. Dua negara lainnya ada di Asia, yakni Nepal dan Tajikistan.
”Artinya, 1,25 dollar AS itu adalah garis kemiskinan di Afrika. Untuk Asia berbeda,” kata Wan.
Bank Pembangunan Asia membuat kajian untuk memutakhirkan garis kemiskinan di Asia. Hasilnya, nilai atau ukuran yang lebih tepat adalah 1,51 dollar AS per kapita per hari.
Garis kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2014 sebesar Rp 302.735 per kapita per bulan. Dengan ukuran tersebut, penduduk miskin di Indonesia per Maret 2014 berjumlah 28,28 juta jiwa.
Jika nilai tukar rata-rata pada Maret 2014 adalah Rp 11.400 per dollar AS, ukuran 1,25 dollar AS setara dengan Rp 427.500 per kapita per bulan. Namun, jika mengacu pada ukuran terbaru ADB, garis kemiskinan adalah Rp 516.420 per kapita per bulan.
Deputi Rektor untuk Kerja Sama dan Pembangunan Bisnis Universitas Paramadina Wijayanto Samirin berpendapat, garis kemiskinan memang sudah selayaknya dinaikkan. Ukuran Bank Pembangunan Asia tersebut bisa dijadikan acuan.
”Ukuran lama dipakai untuk mengukur kinerja pemerintah. Ukuran baru untuk betul-betul memotret kondisi sesungguhnya di lapangan,” kata Wijayanto.
Garis kemiskinan yang digunakan BPS saat ini hanya memotret masyarakat miskin. Faktanya adalah kondisi kelompok rentan miskin sama dengan kelompok miskin. (LAS/ODY)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008450030
-
- Log in to post comments
- 102 reads