BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Vaksinasi Polio Digalakan untuk Pembentukan Kekebalan Kelompok

Vaksinasi Polio Digalakan untuk Pembentukan Kekebalan Kelompok
Sabtu, 24 Oktober 2020 17:14 WIB

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walaupun Indonesia telah dinyatakan bebas polio sejak 2014, upaya vaksinasi untuk eradikasi semua virus polio perlu terus dilakukan secara berkelanjutan.

Vaksinasi polio merupakan salah satu upaya kesehatan yang paling efektif untuk mencegah penyakit polio sejak dini.

Dalam dunia medis, polio disebut poliomyelitis.

Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan yang menetap seumur hidup, serta menular.

Penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, serta dari tinja yang mencemari lingkungan.

Pada balita yang belum mendapatkan vaksinasi, polio akan sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf.

"Tidak ada obat untuk polio. Polio hanya bisa dicegah dengan vaksin," kata Drg. Vensya Sitohang, M.Epid., Perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan dalam konferensi virtual dengan tema 'Peran Vaksinasi Dalam Mendukung Eradiksi Polio', Sabtu (24/10/2020).

Ia mengatakan, tipe polio yang pernah berkembang di Indonesia, ada tipe 1,2, dan 3.

Virus tipe 2 sudah tidak ditemukan sejak 1999, namun masih ada tipe 1 dan 3 yang ditemukan tahun 2012. Sejak 2014 dinyatakan bebas.

"Meskipun Indonesia sudah bebas polio sejak 2014 dan selangkah lagi kita mengeradiksi polio di seluruh dunia, bukan berarti kita menghentikan atau mengurangi upaya untuk ikut aktif mencegah penyakit tersebut.

Sebab, kita masih berisiko terkena polio yang salah satunya dapat disebabkan transmisi orang ke orang dalam lingkungan.

Terutama dengan sanitasi yang buruk. Tapi bila setiap anak divaksinasi, virus tidak akan berkembang," katanya lagi.

DR. Dr. Eddy Fadlyana, SpA(K). MKes., Fakultas Kedokteran UNPAD RS Hasan Sadikin Bandung di kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa vaksinasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio atau lumpuh layu yang bisa membuat kelumpuhan bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Ia mengatakan, WHO Strategic Advisory Group of Experts pun merekomendasikan semua negara untuk memasukkan setidaknya satu dosis vaksinasi IPV (inactivated polio vaccine) ke dalam program vaksinasi rutin.

Perbedaannya dengan pencegahan penyakit polio dengan OPV (Oral Poliovirus Vaccines) adalah, adanya kemungkinan jika virus polio dapat bermutasi pada kondisi tertentu – seperti orang yang imunnya sedang lemah, alergi, ataupun autoimun.

"Berdasarkan studi yang kami lakukan, uji coba vaksin bOPV yang diberikan bersamaan dengan vaksin Penta DPT Combo, serta satu dosis IPV pada kunjungan ke-4 memiliki imunogenik atau menimbulkan antibodi dalam tubuh, dapat ditoleransi dengan baik, dan tanpa efek samping kronis," katanya.

"Kita telah berhasil mengurangi polio hingga 99,9 persen dengan kerja sama semua pihak untuk menciptakan dunia bebas polio, sekarang kita harus mempertahankan upaya ini untuk memberantas polio seutuhnya," ujar dr. Dhani Arifandi, Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia. (Lis)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Vaksinasi Polio Digalakan untuk Pembentukan Kekebalan Kelompok, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2020/10/24/vaksinasi-polio-digalakan-untuk-pembentukan-kekebalan-kelompok.

Editor: Eko Sutriyanto

Related-Area: