UKM Jadi Fokus ASEAN
Ikon konten premium Cetak | 24 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 53 dibaca Ikon komentar 0 komentar Akses Dana dan Promosi Ditingkatkan
KUALA LUMPUR, KOMPAS Pemberdayaan usaha kecil menengah dan integrasi ekonomi menjadi fokus peningkatan ekonomi negara-negara di ASEAN. Untuk itu, perlu pengembangan pasar tunggal ASEAN, penyelarasan regulasi dan standardisasi, serta penguatan sektor investasi.
Hal itu sejalan dengan poin-poin kesepakatan bersama dalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dua poin penting yang terkait adalah menciptakan pasar tunggal ASEAN dan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi komoditas ekspor melalui investasi negara-negara produsen berskala internasional.
Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong di sela-sela Pertemuan Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia, mengatakan, usaha kecil menengah (UKM) menjadi fokus pengembangan karena banyak menyerap tenaga kerja.
"Upaya yang akan dilakukan untuk memberdayakan UKM adalah meningkatkan akses informasi pasar dan permintaan melalui Situs UKM ASEAN. ASEAN juga akan meningkatkan akses pendanaan dan mempromosikan UKM dalam rantai pasok regional ASEAN," jelas Lembong kepada wartawan Kompas, Hendriyo Widi Ismanto, di Kuala Lumpur, akhir pekan lalu.
Menurut Lembong, akses pendanaan UKM akan dilakukan melalui pembentukan Bank UKM ASEAN sebagai program jangka panjang. Untuk program jangka pendek dan menengah, disediakan dana pendamping.
Pada Minggu (23/8), Menteri Perdagangan Internasional dan Perindustrian Malaysia Mustapa Mohamed menyatakan, cetak biru MEA ditargetkan selesai pada November 2015. Pada bulan itu juga ASEAN akan mendeklarasikan cetak biru tersebut.
"Kami berharap setiap negara ASEAN segera mengimplementasikannya," ujar Mustapa.
Saat ini, kesepakatan implementasi cetak biru telah mencapai 91,5 persen atau sebanyak 463 kesepakatan dari total 506 kesepakatan. Indonesia sudah mengimplementasikan 92,7 persen atau 469 kesepakatan.
Penjualan turun
Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharram menyebutkan, penjualan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta turun 30-40 persen. Hal ini menunjukkan dampak pelambatan pertumbuhan ekonomi terhadap UMKM.
"Kondisi ini sudah 'lampu kuning'. Kami masih menelusuri dampak pelambatan pertumbuhan ekonomi bagi UMKM di daerah," ujar Agus.
Menurut Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Braman Setyo, usaha mikro dan kecil di daerah masih bertahan karena menggunakan bahan baku lokal. (MED)
Sumber; http://print.kompas.com/baca/2015/08/24/UKM-Jadi-Fokus-ASEAN
- Log in to post comments
- 220 reads