Toilet Bandara Menjadi Citra
9 Oktober 2015
JAKARTA, KOMPAS — Kesehatan dan kebersihan toilet di bandar udara memegang peranan penting. Selain menciptakan citra positif destinasi, hal itu juga menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia.
"Toilet yang tidak bersih itu bukan hanya wajah pengelola bandara, melainkan wajah Indonesia. Peringkat Indonesia untuk kesehatan dan kebersihan masih nomor 109. Artinya, kita masih perlu kerja keras untuk kebersihan ini," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam penganugerahan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Bandara 2015, di Jakarta, Kamis (8/10).
Ajang penghargaan ini diikuti 20 bandara di 19 provinsi. Dalam acara itu, Bandara Soekarno- Hatta, Jakarta, berada di peringkat pertama, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, di peringkat kedua, dan Bandara Kualanamu, Medan, di peringkat ketiga.
"Kelemahan di faktor kesehatan dan kebersihan membuat indeks daya saing pariwisata Indonesia rendah. Menurut Forum Ekonomi Dunia, masih belum baik. Daya saing kita berada di peringkat ke-50 dari 141 negara. Untuk kesehatan dan kebersihan, di urutan ke-109," kata Arief.
Peringkat kesehatan dan kebersihan itu sebenarnya sudah naik tiga poin. Sebelumnya, tahun 2013, Indonesia berada di urutan ke-112. "Kebersihan harus ditingkatkan. Kalau bersih, indeks daya saing juga meningkat. Saya targetkan tahun 2017, indeks daya saing kita di urutan ke-30 dunia," kata Arief.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengatakan, tingkat layanan di bandara masih belum memuaskan karena orang yang datang ke bandara masih belum tersenyum. "Kami masih kerja keras saat ini untuk memperbaiki kondisi bandara. Kami sudah mengurangi jumlah kios di bandara agar penumpang lebih nyaman. Kami menambah jumlah tempat duduk, menambah bunga, taksi liar sudah dihilangkan, membuat pusat layanan pelanggan, dan membuang pesawat yang terbengkalai agar ruang parkir pesawat bertambah," katanya.
Budi menilai, kendala terbesar, rendahnya budaya merawat di dalam pola pikir, baik di karyawan AP II maupun di kalangan masyarakat. "Begitu kesadaran ini terbentuk, akan sangat mudah mengatasi semua masalah. Kalau belum ada kesadaran, akan sulit sekali diubah," katanya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia Naning Adiwoso, kebersihan toilet bergantung juga pada desain, kelengkapan fasilitas, dan petugas kebersihan. "Walaupun desain toilet bagus dan fasilitas lengkap, jika petugas kebersihan tidak tanggap, toilet tetap akan kotor," katanya. (ARN)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/10/09/Toilet-Bandara-Menjadi-Citra
-
- Log in to post comments
- 343 reads