BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Teknologi untuk Lindungi Wisatawan

PARIWISATA
Teknologi untuk Lindungi Wisatawan
Ikon konten premium Cetak | 8 Oktober 2015 Ikon jumlah hit 125 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Adanya keluhan soal pemerasan dan kecurangan yang dihadapi turis mancanegara, Kementerian Pariwisata akan mengusulkan penggunaan sistem teknologi dalam semua hal yang terkait dengan pariwisata. Penerapan ini akan meliputi penggunaan visa dan juga paspor elektronik.

"Ada beberapa catatan yang mengatakan ada praktik-praktik yang tidak benar sehingga merugikan wisatawan, terutama wisatawan asing. Kita belum berhasil menghilangkannya saat ini. Tetapi, ke depan, dengan menggunakan sistem teknologi, praktik-praktik tidak benar bisa dihilangkan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat beramah-tamah dengan Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (Asita) di Jakarta, Rabu (7/10).

Arief mencontohkan, pemberian izin untuk masuknya kapal pesiar (yacht) selama ini memakan waktu hingga dua minggu. Para wisatawannya juga dikenai biaya resmi dan biaya tidak resmi hingga jutaan rupiah.

"Kalau kita gunakan sistem teknologi, pengurusan izin bisa hanya satu hari, dan biaya yang dikenakan adalah biaya resmi," kata Arief.

Ia mencontohkan, penertiban penumpang dari atap kereta api baru berhasil ketika digunakan sistem teknologi informasi. Oleh karena itu, Arief juga berharap bisa melakukan hal ini di bidang pariwisata.

Penerapan teknologi ini menjadi penting karena Indonesia sedang mengejar jumlah kunjungan wisatawan menjadi 20 juta pada tahun 2019.

Jika banyak praktik tidak benar ini, dikhawatirkan hal ini akan membuat turis asing merasa tidak aman sehingga enggan untuk datang ke Indonesia.

"Sekarang kami sedang menggalakkan wisata bahari karena potensi dari wisata bahari ini bisa dikembangkan empat kali lipat," ujar Arief.

Kapal pesiar

Untuk kapal pesiar, walaupun jumlah kedatangannya baru 750 kapal, konsumsi yang dihabiskan setiap kapal pesiar Rp 1 miliar.

"Kalau mereka merasa aman, maka akan banyak yang datang. Diharapkan tahun depan akan ada 3.000 kapal pesiar akan datang. Lalu tahun depannya lagi akan menjadi 5.000 kapal. Kita tinggal menghitung berapa devisa yang akan masuk ke Indonesia," ujarnya.

Raja Ampat

Untuk mendorong semakin banyak kapal pesiar yang datang, Kabupaten Raja Ampat akan menggelar Festival Bahari Raja Ampat yang akan berlangsung pada 18-21 Oktober 2015. Dalam festival itu juga akan diresmikan Tugu Yesus Memberkati di Pulau Sagawin.

Bupati Raja Ampat Marcus Wanme mengatakan, akan ada 5.000 wisatawan asing yang diperkirakan datang dalam acara tersebut.

"Festival ini diharapkan akan semakin memopulerkan Raja Ampat sebagai tempat wisata bahari terbaik di dunia," kata Marcus.

Ia melanjutkan, penyelenggaraan festival ini bisa membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa kegiatan pariwisata akan meningkatkan kesejahteraan.

"Kami terus menggalakkan agar masyarakat dan wisatawan bisa melestarikan alam dan budaya masyarakat. Dengan demikian, nilai wisata ini semakin naik dan semakin menyejahterakan masyarakat," ujar Marcus. (ARN)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/10/08/Teknologi-untuk-Lindungi-Wisatawan

Related-Area: