BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Target Tetap 35.000 MW pada 2019

KETENAGALISTRIKAN
Target Tetap 35.000 MW pada 2019
6 Januari 2017 Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Target program pembangunan pembangkit listrik pada 2019 tetap 35.000 megawatt. Pemerintah berupaya merealisasikan program itu mendekati target yang ditetapkan.

Demikian keputusan sidang paripurna ke-4 Dewan Energi Nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/1).

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui, target yang dipatok pemerintah tidak mudah dicapai. Pencapaian pada 2019 diperkirakan 20.000 megawatt (MW) hingga 22.000 MW. Target dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo.

"Dalam waktu dekat, peraturan presiden mengenai hal ini akan diterbitkan," kata Pramono Anung seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, kemarin.

Selain dihadiri Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Dewan Energi Nasional (DEN), sidang paripurna kemarin juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Wakil Ketua DEN serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan sebagai Ketua Harian DEN. Para anggota DEN juga hadir.

Pada awal sidang paripurna DEN, Presiden menyampaikan, produksi listrik yang lebih besar dari kebutuhan di akhir program tidak akan menjadi masalah selama kelebihannya tidak terlalu banyak. Kelebihan produksi listrik akan membuat pemborosan di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sebab, pemerintah akan mengeluarkan cost of money. Cost of money adalah biaya yang harus dibayarkan pemerintah ke produsen listrik akibat kelebihan produksi.

Presiden meminta program ini dipercepat sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat Indonesia. Konsumsi listrik per kapita di Indonesia yang sebesar 917 kilowatt per jam (kWh) pada 2015 lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Konsumsi listrik di Vietnam 1.795 kWh dan Singapura 9.146 kWh pada 2015.

"Kami ingin tumbuh lebih cepat lagi dengan mempercepat pembangunan di seluruh pelosok Tanah Air," kata Presiden.

Anggota DEN Sonny Keraf menilai, keputusan untuk tidak mengubah target 35.000 MW tepat. Target itu dibuat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 7 persen.

Sonny yakin, kondisi perekonomian Indonesia akan membaik pada tahun-tahun berikutnya. "Apa pun realitasnya nanti, target tidak berubah, sudah keputusan bersama," kata Sonny.

Riset

Pada kesempatan yang sama, Presiden mendorong riset besar-besaran dan serius di bidang energi. Sumber-sumber energi masa datang seharusnya disiapkan sejak sekarang. Presiden mengingatkan, separuh dari bahan bakar minyak Indonesia saat ini diimpor. Oleh karena itu, perlu riset dan terobosan dalam membangun kebijakan energi nasional.

"Riset energi terbarukan harus dilakukan besar-besaran sehingga tidak tergantung dengan bahan bakar minyak," kata Presiden. (NDY)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/ekonomi/energi/2017/01/06/Target-Tetap-35-000-MW-pada-2019

Related-Area: