penyakit bersumber binatang
Surveilans Jadi Kunci Pencegahan Wabah

JAKARTA, KOMPAS — Surveilans di lapangan dan penapisan di pintu masuk daerah ataupun negara jadi kunci pencegahan penyebaran wabah penyakit bersumber dari binatang. Karena itu, kompetensi tenaga surveilans perlu ditingkatkan.

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Pudjiatmoko menyampaikan hal itu pada pertemuan Agenda Keamanan Kesehatan Global (Global Health Security Agenda/GHSA), di Jakarta, Kamis (21/8). ”Di sektor kesehatan dan kesehatan hewan, pencegahan itu penting. Jadi, peran surveilans klinis dan serologis dalam mendeteksi patogen hewan sakit itu penting,” ujarnya.

Pengumpulan dan analisis data klinis kejadian kematian hewan oleh petugas surveilans adalah surveilans klinis. Jika diperlukan, ada surveilans serologis untuk mengetahui patogen penyebab kematian. Melalui 8 balai veteriner dan jaringannya di Indonesia, surveilans dilakukan rutin. Secara berkala, hasil surveilans dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Agus Purwadianto memaparkan, proses surveilans bersama dilakukan tenaga surveilans kesehatan hewan dan petugas kesehatan dari dinas kesehatan. Itu untuk mempermudah koordinasi penanggulangan wabah penyakit.

Namun, penguatan surveilans terhambat keterbatasan jumlah dokter hewan. Dari 960 pos kesehatan hewan, baru separuh yang memiliki dokter hewan.

Chief Veterinary Officer Organisasi Pangan dan Pertanian Juan Lubroth mengatakan, kesehatan manusia terkait kesehatan hewan dan kondisi lingkungan. Masalah kesehatan hewan sebagai hulu penyakit zoonosis lebih rumit penanganannya.

Sejauh ini, OIE punya standar internasional pelayanan veteriner dalam mencegah dan menanggulangi penyakit hewan. Sistem informasi kesehatan hewan dunia milik OIE yang diikuti 180 negara bisa jadi info awal dan peringatan dini adanya wabah. (ADH)



Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008451716