Ketersediaan Energi
Sulawesi Utara-Gorontalo Masuki Krisis Listrik
Ikon konten premium Cetak | 26 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 48 dibaca Ikon komentar 0 komentar
MANADO, KOMPAS — Pemadaman bergilir terjadi di dua provinsi, yakni Sulawesi Utara dan Gorontalo, setelah sejumlah pembangkit listrik yang masuk sistem listrik Sulutgo rusak. Pemadaman diperkirakan berlangsung panjang disebabkan juga musim kemarau yang menurunkan kapasitas pembangkit listrik tenaga air.
General Manager PT PLN Suluttenggo Beringin Nababan di Manado, Selasa (25/8), mengaku, kerusakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Amurang, Minahasa Selatan, dan Molotabu di Gorontalo membuat daya listrik berkurang drastis. Diungkapkan, beban puncak listrik Sulutgo hanya 325 megawatt (MW).
Kerusakan di PLTU Molotabu terjadi pada pekan lalu setelah alat pendingin mesin tidak berfungsi baik sehingga membutuhkan waktu untuk perbaikan. PLTU Molotabu menyuplai listrik 10 x 2 mw. Sementara itu, satu sistem PLTU Amurang yang diharapkan dapat menyuplai listrik 18 x 2 MW belum masuk ke sistem listrik Sulutgo. "Kerusakan ini sangat memengaruhi daya listrik dua provinsi itu," katanya.
Nababan mengatakan, penurunan daya listrik juga terjadi akibat musim kemarau, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama di Kabupaten Minahasa. Kapasitas listrik PLTA Tonsea Lama sebesar 45 MW, kini berkurang 30 MW karena menyusutnya air Danau Tondano yang menjadi andalan PLTA itu.
Gelap gulita
Masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo resah menyusul pemadaman bergilir dalam sepekan terakhir ini. Pemadaman terjadi hampir di seantero Kota Manado dan kabupaten di Minahasa, Bolaang Mongondow, serta Bitung.
Malam hari, Kota Manado gelap gulita akibat pemadaman. Program listrik menggunakan solar cell untuk lampu jalan oleh Pemerintah Kota Manado hampir tidak dapat menolong karena sebagian rusak.
Di Kota Manado, pemadaman lebih sering terjadi di wilayah utara, bahkan dalam sehari terjadi tiga sampai empat kali pemadaman. Berno Moningka (45), warga Kelurahan Karangria, mengatakan, pemadaman bergilir terus terjadi setiap tahun.
"Pemerintah seperti tidak punya solusi untuk masyarakat Manado, setiap tahun kami menderita dengan pemadaman," katanya. Pemadaman terjadi manakala musim kemarau berlangsung dalam waktu panjang.
Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap menyatakan kecewa atas kinerja PT PLN yang melakukan pemadaman listrik itu. Pemkab dan masyarakat tak berdaya jika terjadi pemadaman meski telah protes berkali-kali.
Ia mengusulkan pengelolaan listrik tidak monopoli PT PLN sehingga masyarakat memiliki alternatif menggunakan listrik swasta. "Masyarakat tidak peduli meski harus membayar mahal, yang penting tidak terjadi pemadaman," ujarnya. Ia menyebut waktu pulang kantor dipercepat satu jam akibat pemadaman bergilir. (ZAL)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/26/Sulawesi-Utara-Gorontalo-Masuki-Krisis-Listrik
-
- Log in to post comments
- 128 reads