BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Stasiun Penelitian Kelautan di Kawasan Barat Indonesia Dibangun

Stasiun Penelitian Kelautan di Kawasan Barat Indonesia Dibangun
Siang | 31 Agustus 2015 14:59 WIB Ikon jumlah hit 297 dibaca Ikon komentar 1 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia membangun stasiun penelitian kelautan di kawasan barat Indonesia, tepatnya di Sabang, Aceh, awal 2016. Stasiun penelitian ini difokuskan untuk penelitian perairan Samudra Hindia dalam aspek sosial-ekonomi, politik, ataupun keamanan.
Akses baru, Jalan Kelok 13 di Teluk Balohan, Kota Sabang, Aceh, Selasa (9/6). Masyarakat meminta pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur pariwisata di Sabang agar menjadi titik awal gerbang pariwisata nasional yang hakiki. Di wilayah itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berencana membangun stasiun penelitian kelautan di kawasan barat Indonesia pada awal 2016.
Kompas/Adrian FajriansyahAkses baru, Jalan Kelok 13 di Teluk Balohan, Kota Sabang, Aceh, Selasa (9/6). Masyarakat meminta pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur pariwisata di Sabang agar menjadi titik awal gerbang pariwisata nasional yang hakiki. Di wilayah itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berencana membangun stasiun penelitian kelautan di kawasan barat Indonesia pada awal 2016.

"Selama ini stasiun penelitian kelautan lebih difokuskan di wilayah timur Indonesia. Hal ini menyebabkan biaya penelitian kelautan di wilayah barat menjadi relatif lebih tinggi. Oleh karena itu, pembangunan stasiun penelitian di wilayah barat menjadi prioritas," ujar Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain dalam workshop terkait pembangunan stasiun tersebut, Senin (31/8), di Jakarta.

Menurut Iskandar, ada lima kandidat lokasi stasiun penelitian yang disurvei pada Oktober-November 2014, yaitu kawasan pesisir Sabang, Pulau We, Aceh; kawasan pesisir Teluk Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara; Kabupaten Kaur, Bengkulu; kawasan pesisir Cilacap, Jawa Tengah; dan kawasan pesisir Pacitan, Jawa Timur.

Berdasarkan hasil survei yang telah dikaji, tim peneliti LIPI memutuskan Sabang menjadi prioritas utama untuk dibangun stasiun penelitian kelautan LIPI. Hal itu disebabkan lokasi Sabang sangat strategis karena berada di antara tiga perairan. yaitu Laut Andaman, Samudra Hindia, dan Selat Malak. Selain itu, lokasi Sabang juga relatif terlindung dari gelombang dan luas serta memiliki area yang baik untuk sandar kapal.

"Dengan adanya stasiun penelitian kelautan di Sabang, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peneliti Indonesia dalam mengungkap fenomena laut dan potensi sumber daya yang ada di perairan barat," kata Iskandar.

Dua stasiun

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah mengatakan, LIPI merencanakan membangun dua stasiun penelitian laut untuk penelitian wilayah perairan di Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan. Penelitian Samudra Hindia dibangun di Sabang dan untuk Laut Tiongkok Selatan dipilih antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Adapun untuk pembangunan di Sabang pada tahap pertama disiapkan anggaran pembangunan Rp 16 miliar-Rp 17 miliar dan anggaran riset sebesar Rp 3 miliar-Rp 4 miliar.

Ia menambahkan, beberapa fokus kajian yang akan dilakukan di wilayah barat tersebut adalah potensi lingkungan dan kondisi sosial-ekonomi, potensi biologi berupa keanekaragaman tumbuhan dan hewan, potensi sumber daya air, keadaan geologis, serta kajian oseanografi.

"Setelah ditentukan potensi tiap-tiap bidang, kami akan memilih bidang mana yang akan menjadi fokus utama yang akan dikembangkan lebih dulu," ujar Dirhamsyah. Penelitian tersebut juga melingkupi isu pulau-pulau terluar Indonesia di bagian barat, contohnya Pulau Rondo yang dekat dengan perairan India. (B06)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/31/Stasiun-Penelitian-Kelautan-di-Kawasan-Barat-Indon

Related-Area: