TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI
Sinyal Seluler Indonesia Mulai Hadir di Perbatasan
Ikon konten premium Cetak | 19 Juni 2015
”Kami sangat senang karena sudah sekitar sebulan bebas dari penguasaan sinyal seluler Timor Leste. Sudah sebulan pula hanya dengan kartu seluler Indonesia atau tidak lagi menggunakan kartu seluler Timor Leste!”
Rangkaian kalimat itu diungkapkan Paulus Bere Tuan (62), tokoh masyarakat Kewar di Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, akhir Mei lalu. Lamaknen termasuk bagian kawasan yang kawasannya sekitar tapal batas NTT-Timor Leste di Pulau Timor.
Kegembiraan sang tetua bersama ribuan warga setempat lainnya beralasan karena sinyal seluler Indonesia yang sempat lenyap selama 16 tahun akhirnya kembali hadir di Kewar dan sekitarnya.
”Kewar dan kawasan perbatasan NTT lainnya selama belasan tahun benar-benar dikuasai sinyal seluler Timor Leste. Itu terjadi menyusul lepasnya Timor Timur (kini Timor Leste) dari NKRI tahun 1999,” kata Paulus Bere.
Di bawah cuaca agak mendung, ia ketika itu di antara ribuan warga setempat yang tumpah ke pusat kampung. Suasana Kewar yang biasanya lengang berubah riuh. Entakan berirama padu dari tabuhan ke’e—gendang mini bergaris tengah 10 sentimeter—mengiringi lenggokan belasan gadis pelaga tarian likurai. Keheningan kampung benar-benar pecah. Dengan penuh sukacita mereka menyambut tamu terhormat dari PT Telekomunikasi Seluler.
Rombongan operator seluler pertama di Indonesia itu di antaranya Komisaris Independen Pamiati Pamela Johanna Waluyo, Executive GM Divisi Wholesale Service Faisal Djoemadi, dan Executive VP Telkomsel Area Jawa, Bali dan Nusra Yetty Kusumawati.
Menempatkan tim Telkomsel sebagai tamu terhormat tentu saja sangat beralasan karena operator itulah yang akhirnya menghadirkan kembali sinyal seluler Indonesia di Kewar dan kawasan perbatasan sekitarnya. Terobosan itu ditandai peresmian beroperasinya satu menara seluler atau BTS (base transceiver station) di Kewar oleh Penjabat Bupati Belu Willem Foni, Kamis siang.
Pembangunan BTS bernilai sekitar Rp 1 miliar itu terlaksana berkat kerja sama PT Telkomsel dan Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste Yonif 514 Raider Kostrad.
Sinyal seluler BTS Kewar dilaporkan menjangkau hingga 27 desa perbatasan di empat kecamatan, yakni Lamaknen, Lamaknen Selatan, Raihat, dan Lasiolat. Bahkan, sebagian kawasan Timor Leste kini dalam jangkauan sinyal seluler Indonesia, seperti Maliana, Kailaku, Atabae, dan Balibo.
Willem Foni menyampaikan terima kasih atas kehadiran sinyal seluler Indonesia di sebagian kawasan perbatasan Belu. Bagi warga setempat, terobosan ini sekaligus menjadi tanda kehadiran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di kawasan perbatasan.
”Memang seharusnya kita tidak boleh kalah di perbatasan, termasuk dari sisi telekomunikasi,” kata Willem Foni yang didampingi Komandan Satgas Pamtas NTT-Timor Leste Letkol Inf M Nas, Kepala Polres Belu Ajun Komisaris Besar Raja Sinambela, dan Wakil Ketua DPRD Belu Benny Hale.
Pamiati Pamela Johanna Waluyo melukiskan pembangunan BTS yang dipadukan dengan bantuan tiga tandon air bagi warga setempat merupakan wujud kepedulian Telkomsel bersama Satgas Pamtas TNI. ”Bantuan ini tersalur dengan penuh cinta bagi sesama di Kewar dan sekitarnya,” tuturnya.
Yetty Kusumawati mengakui kehadiran BTS di Kewar merupakan wujud nyata komitmen Telkomsel menghadirkan layanan telekomunikasi hingga kawasan terpencil di perbatasan. ”BTS ini adalah bukti kalau Telkomsel tidak melulu mengejar keuntungan secara bisnis,” kata Yetty.
Empat kabupaten
Ada empat kabupaten di NTT yang wilayah daratannya berbatasan langsung dengan Timor Leste. Keempat kabupaten itu dua di antaranya Belu dan Malaka yang tepi timurnya berbatasan dengan ujung barat wilayah utama Timor Leste. Dua lainnya Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang berbatasan dengan Oekusi, wilayah ”kantong” Timor Leste.
Dari empat kabupaten itu terdapat 65 desa yang salah satu sisi wilayahnya menyentuh tapal batas negara. Rinciannya masing- masing di Belu 32 desa, termasuk Kewar. Lainnya di Kabupaten Malaka (4), Timor Tengah Utara (24), dan Kabupaten Kupang (5).
Seperti diakui Kepala Badan Daerah Pengelolaan Perbatasan NTT Paul Manehat secara terpisah, hampir seluruh kawasan perbatasan NTT di daratan Timor dikuasai sinyal seluler Timor Leste. Sinyal seluler Indonesia di kawasan itu tak berdaya karena belum didukung menara seluler atau BTS.
Dibutuhkan dukungan sedikitnya 12 BTS khusus untuk menghadirkan sinyal seluler Indonesia secara merata dan kuat di seluruh kawasan perbatasan NTT. Sejauh ini BTS yang ada umumnya berjarak dari tapal batas.
”Saya berterima kasih kepada Telkomsel yang sudah memulai pembangunan BTS langsung menyentuh tapal batas seperti di Kewar itu,” kata Paul.
Jika sinyal seluler BTS Kewar berkemampuan menjangkau hingga 27 desa perbatasan di Belu, di kabupaten itu masih tersisa lima desa yang wilayah udaranya dikuasai sinyal seluluer Timor Leste. Atau totalnya masih tersisa 38 desa perbatasan yang belum menikmati sinyal seluler Indonesia. (frans sarong)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/06/19/Sinyal-Seluler-Indonesia-Mulai-Hadir-di-Perbatasan
-
- Log in to post comments
- 198 reads