BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

RPJMN 2015-2019 dan Kepemimpinan Nasional

RPJMN era Jokowi-JK sudah selesai disusun, dan target yang disampaikan merupakan keinginan pemerintah untuk memenuhi janji yang sudah didengung-dengungkan pada saat kampanye. Sebuah harapan besar digantungkan pada kabinet kerja untuk bisa mencapainya, dengan indikator-indikator yang sudah tidak berhenti meningkat dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Elektrifikasi misalnya, akan meningkat menjadi 96.6 persen pada tahun 2019, angka ini nyaris sempurna dan dapat diartikan bahwa seluruh Indonesia akan terpenuhi kebutuhan listriknya pada tahun 2019, Indonesia akan menjadi terang dan akan menimbulkan kemajuan dalam pendidikan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perubahan besar akan dilakukan juga pada pembangunan kelautan Indonesia yang tertinggal dan diharapkan menjadi poros maritim dunia. Rencana pemerintah meningkatkan produksi perikanan, jumlah dermaga, dan infrastruktur laut merupakan rencana yang berpihak pada kemajuan maritim Indonesia.

Perencanaan yang baik dalam RPJMN 2015-2019, tidak langsung membuat hasil yang dicapai akan baik juga, masih memerlukan langkah nyata dan eksekusi dari pemerintah bersama dengan masyarakat. Birokrasi yang masih menjadi hambatan dan menyebabkan lambatnya tindakan dan ekonomi biaya tinggi memerlukan perbaikan dari pemimpin-pemimpin nasional. Sangat diperlukan kepemimpinan nasional yang berkualitas agar dapat mendobrak semua halangan dan mencapai rencana yang dicanangkan.

Beberapa kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan bisa jadi merupakan kualitas kepemimpinan yang sebenarnya dimiliki oleh pemimpinan di dunia bisnis, dan hal ini tidak lagi menjadi semboyan namun perilaku yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka berfikir seperti ini, saya mencoba mengambil empat perilaku pemimpin yang efektif dari seorang pemimpin yang berhasil.

Perilaku pertama adalah Solving problems effectively. Seorang pemimpin nasional mestinya akan dihadapkan pada masalah-masalah yang memerlukan pengumpulan informasi, analisa, pertimbangan dan akhirnya memutuskan dengan matang. Jadi perilaku pemimpinan nasional perlu sekali melakukan proses ini dengan efektif.

Operating with a strong results orientation. Setelah menyusun rencana, yang sering terhilang dalam proses pencapaiannya adalah ketekunan pemimpin untuk terus menerus mengikutinya hingga membuahkan hasil. Pemimpin dengan strong results orientation sudah dicontohkan Persiden Jokowi melalui blusukan yang cenderung menekankan efisiensi dan produktifitas dan mengutamakan pekerjaan yang paling menghasilkan.

Seeking different perspectives. Dimensi ini mendorong pegawai negeri sipil dan masyarakat untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam pencapaian tujuan, pemimpin akan memantau perubahan lingkungan, memonitor trend yang berpengaruh pada RPJMN, dan penting selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.

Supporting others. Pemimpin-pemimpin nasional sudah seharusnya memiliki empati dan kepedulian kepada pegawai negeri sipil dibawahnya dan masyarakat umum, sehingga membangun kepercayaan, memberikan inspirasi untuk berani menghadapai tantangan, mengatasi ketakutan dan ancaman dari luar, dan tetap memegang seluruh rencana negara sebagai rencana masyarakat.
Empat perilaku ini tentunya tidak selalu menjadi prioritas dalam semua organisasi pemerintah, Vibiz Research Center meyakini bahwa setiap organisasi pemerintah memiliki keunikan tersendiri dalam masalah yang dihadapi sehingga membutuhkan tipe dan perilaku kepemimpinan nasional yang berbeda-beda.

fad2
Penulis Fadjar Ari Dewanto adalah Executive Director Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah)

Sumber: http://beritadaerah.co.id/2015/01/14/rpjmn-2015-2019-dan-kepemimpinan-nasional/

Related-Area: