BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Puskesmas Didorong Pantau Asupan Gizi Siswa

Puskesmas Didorong Pantau Asupan Gizi Siswa
Ikon konten premium Cetak | 2 April 2015 Ikon jumlah hit 120 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Puskesmas akan dilibatkan secara aktif dalam memantau asupan gizi anak, terutama dalam sarapan, di sekolah dasar. Itu untuk mengatasi rendahnya mutu gizi sarapan pada peserta didik.

"Sesuai hasil komunikasi Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, program sarapan di sekolah (school feeding) ditargetkan berjalan awal tahun ajaran baru ini,'' kata Direktur Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy, Rabu (1/4), saat dihubungi dari Jakarta.

Payung hukum kebijakan itu sedang disusun pemerintah. Puskesmas akan memantau asupan gizi siswa lewat pemeriksaan berat badan, pertumbuhan fisik, dan darah. Hasilnya akan menjadi dasar rekomendasi makanan yang harus dipenuhi sekolah sesuai syarat sarapan sehat.

Menurut Doddy, pemantauan kesehatan siswa oleh puskesmas akan memakai dana bantuan operasional kesehatan (BOK). Penyediaan makanan akan ditanggung sekolah lewat bantuan operasional sekolah (BOS).

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia Hardinsyah mengingatkan agar program sarapan di sekolah berbeda dengan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) sebelumnya. "Standar gizi PMT-AS belum berimbang. Padahal, syarat asupan gizi baik ialah berimbang," ujarnya.

Makanan dalam PMT-AS dinilai lebih banyak karbohidrat, tetapi minim protein. Kandungan protein dalam MT-AS 7-8 gram, sementara idealnya kecukupan protein minimal 12 gram. Asupan vitamin pun tak terpenuhi. Selain itu, sarapan sebaiknya dibagikan sebelum belajar demi mendukung kerja otak.

Total kebutuhan kalori anak SD sehari 1.800-2.000 kilokalori. Kebutuhan kalori pada sarapan siswa SD seperempat dari kebutuhan kalori anak per hari, yakni 400-500 kilokalori (bukan 1.800-2.000 kalori seperti diberitakan sebelumnya). Jadi, perlu gizi seimbang, yakni karbohidrat, protein, mineral, serat, dan vitamin, misalnya memperbanyak sayuran. Menurut hasil riset Hardinsyah, 76,5 persen anak SD kekurangan gizi sarapan. (B11)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/02/Puskesmas-Didorong-Pantau-Asupan-Gizi-Siswa

Related-Area: