BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Perombakan Kabinet Tidak Mengganggu Stabilitas Politik

Ekonomi Menjadi Ujian
Perombakan Kabinet Tidak Mengganggu Stabilitas Politik
Ikon konten premium Cetak | 13 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 610 dibaca Ikon komentar 2 komentar

KOMPAS/WISNU WIDIANTOROPejabat baru Menteri Perdagangan Thomas Lembong; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut B Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil (kiri ke kanan) saat menunggu dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).

Hadir dalam acara pelantikan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, pemimpin lembaga negara, menteri Kabinet Kerja, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Hadir pula sejumlah pemimpin partai yang ada di pemerintahan Jokowi-Kalla, yaitu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, dan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy.

Sementara itu, dari enam orang yang diganti, hanya Sofyan Djalil yang hadir saat pelantikan. Kemarin, ia dilantik menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Surya Paloh memahami keputusan Presiden merombak kabinet untuk meningkatkan kinerja pemerintah meski kader partainya, Tedjo Edhy Purdijatno, dilepas dari jabatannya sebagai Menko Polhukam.

Meski dalam pergantian menteri itu tidak ada kader dari partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) yang masuk kabinet, stabilitas politik diyakini tak akan terganggu. "Kami (KMP) tidak akan mengganggu kepentingan nasional. Stabilitas politik tetap akan terjaga," kata Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menambahkan, yang terpenting, komposisi kabinet yang baru harus bisa memberi sinyal kuat ke pasar dan memberikan keyakinan kepada publik dan pelaku usaha. "Intinya, yakinkan mereka bahwa pemerintahan sekarang telah diisi oleh orang-orang yang tepat dan didukung oleh parpol yang kompak dan kuat," katanya.
content

Saat pelantikan, Presiden memang tidak menjelaskan alasan merombak kabinet.

Namun, dalam siaran pers yang dibagikan Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, disebutkan, perombakan ini sebagai respons atas dinamika perekonomian global yang berdampak terhadap ekonomi dalam negeri. Pelambatan perekonomian global membutuhkan kecepatan dan kapasitas adaptasi dalam menangani permasalahan yang terjadi untuk memperkuat perekonomian nasional serta mempercepat program-program pemerintah. Perombakan kabinet ini juga bagian dari langkah perbaikan manajerial pemerintahan, memperkuat sinergi dan koordinasi lintas kementerian.

Positif

Hal yang paling menarik dalam perombakan kabinet ini, menurut Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono adalah adanya dua ekonom senior yang berduet menjadi menteri koordinator, yaitu Darmin Nasution dan Rizal Ramli.

Menurut Tony, Darmin mempunyai pengalaman lengkap di fiskal dan moneter. Rizal adalah ekonom hebat dengan latar belakang akademik hebat, tetapi sosoknya agak kontroversial. Jika bisa dikombinasikan dengan baik, kedua potensi ini bisa merebut kepercayaan pasar.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana, Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah memberi ucapan selamat kepada Pejabat baru beserta pendamping, Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menko Maritim, Rizal Ramli, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri Perencanaan Pembangunan National/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, Menko Politik, Hukum Dan Keamanan, Luhut B. Pandjaitan, serta Menteri Perdagangan, Thomas Lembog Dan Gubernur Banten, Rano Karno (Kiri ke kanan) usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Pejabat baru Menteri Perdagangan, Thomas Lembog, Menko Politik, Hukum Dan Keamanan, Luhut B. Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menko Maritim, Rizal Ramli, dan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, (Kiri ke kanan) usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani mengatakan, dunia usaha merespons positif perombakan kabinet karena merupakan bentuk penyegaran. Namun, tim ekonomi di kabinet harus mampu segera mengambil kebijakan dan terobosan untuk mendongkrak kepercayaan pasar.

Menurut Hariyadi, tantangan pemerintah ke depan adalah memastikan penyerapan dan efektivitas anggaran. "Uangnya sudah ada, sekarang tinggal bagaimana dana itu terserap efektif sehingga bisa menggerakkan sektor riil," katanya.

Jika upaya itu berhasil, lanjut Hariyadi, perekonomian di semester II-2015 akan lebih baik dibandingkan semester I-2015. "Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 bisa mencapai 5 persen saja sudah bagus," katanya.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada semester I yang besarnya 4,67 persen telah menekan laba bank karena ekspansi kredit terhambat. "Jika perekonomian membaik, sektor riil juga akan kembali beraktivitas normal. Jika hal itu terjadi, permintaan kredit ke perbankan dan transaksi keuangan akan meningkat lagi," katanya.

Program
KOMPASTVDi tengah terus melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo merombak 6 posisi menteri kabinet, terutama tim ekonomi.

Tedjo Edhy Purdijatno menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan saat menjabat Menko Polhukam.

Mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menuturkan, perombakan kabinet ini sebagai terobosan yang bagus di tengah desakan dari masyarakat untuk meningkatkan kinerja kabinet. Ia juga berpandangan, Pramono Anung akan lebih lincah dalam melakukan komunikasi politik.

Seusai menyerahkan jabatannya kepada Thomas Lembong, mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menuturkan, "Selama ini, Kemendag telah berupaya memperkuat pasar domestik, menjaga stabilitas harga, dan meningkatkan ekspor. Itulah tantangan ke depan yang perlu diteruskan."

Thomas mengatakan, kontinuitas program kerja sangat penting sehingga ia berkomitmen melanjutkan program kerja Kemendag sebelumnya.

Sementara itu, Sofyan Djalil menyatakan, Darmin adalah orang yang tepat duduk sebagai Menko Perekonomian. Sejumlah agenda yang mesti dituntaskan kementerian ini adalah peraturan presiden tentang percepatan pembangunan proyek strategis nasional.

Pada kesempatan yang sama, Darmin menyatakan, untuk jangka pendek, ia menetapkan tiga prioritas. Pertama adalah pangan dan inflasi. Kedua adalah soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ketiga adalah investasi, yang salah satunya menyangkut isu arus modal masuk ke dalam negeri.

Mantan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo menyatakan bersyukur bisa membantu presiden mewujudkan poros maritim dan membentuk kementerian baru. Selama 10 bulan menjabat sebagai Menko Kemaritiman, dia telah menyiapkan organisasi kementerian, mengusulkan program kerja, menyusun personel dan anggaran.

(LAS/AHA/HEN/CAS/LKT/ONG/OSA/AGE/B04/WHY/NDY)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/13/Ekonomi-Menjadi-Ujian

Related-Area: