Perkuat Nilai Tambah Indonesia
Negara-negara Lain Berbenah
Ikon konten premium Cetak | 26 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 299 dibaca Ikon komentar 0 komentar
KUALA LUMPUR, KOMPAS — Persaingan pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN dan mitra dialog ASEAN semakin ketat memasuki era perdagangan bebas ASEAN. Tanpa ada keseriusan mengimplementasikan dan memperkuat nilai tambah nasional, Indonesia bisa kalah bersaing.
Dalam Pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, terungkap bahwa sejumlah negara terus berbenah diri. Singapura berupaya menjadi titik kumpul perdagangan, jasa, dan logistik di ASEAN.
Thailand dan Malaysia bekerja keras meningkatkan kapasitas dan kualitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kedua negara itu juga menjadi basis produksi perusahaan-perusahaan internasional. Adapun Vietnam dan Filipina memperkuat sektor pertanian dan perikanan.
"Kalau infrastruktur, energi, dan industri kita tidak dibenahi dan ditingkatkan, kita akan tertinggal," kata Duta Besar Indonesia untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Iman Pambagyo, seperti diberitakan wartawan Kompas, Hendriyo Widi Ismanto, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (25/8).
Iman ditemui di sela-sela Pertemuan Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-47.
Menurut Iman, yang juga Ketua Perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia perlu fokus pada pembangunan sektor dasar tersebut. Sembari hal itu berjalan, Indonesia bisa mematangkan produk-produk berpotensi siap ekspor. Selain itu, Indonesia juga harus memiliki kebijakan yang konkret pengembangannya.
Investasi
Di sisi lain, banyak negara mitra dialog ASEAN, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, yang ingin berinvestasi di negara-negara ASEAN. Menyikapi hal itu, Indonesia harus cermat dan cepat menangkap peluang itu karena negara-negara lain juga mengincar hal yang sama.
content
"Tidak semua investasi ditarik ke Indonesia. Kita lihat sektor mana yang kompetitif dan berbasis sumber daya di Indonesia. Syukur-syukur bisa menangkap dan menjadikan investor tersebut membangun basis produksinya di Indonesia," tambah Iman.
Dalam AEM 2015, ASEAN juga mengagendakan pertemuan bersama dan bilateral dengan mitra dialog ASEAN. Pertemuan tersebut tidak hanya membahas perjanjian perdagangan bebas, tetapi juga membahas soal investasi.
Tiongkok sangat antusias menjalin kerja sama dengan ASEAN. Salah satu agenda penting Tiongkok adalah menghubungkan jalur sutra perdagangan maritim dengan ASEAN. Tiongkok-ASEAN sepakat menargetkan investasi Tiongkok di ASEAN pada 2020 sebesar 150 miliar dollar AS. Pada 2014, nilai investasi Tiongkok di ASEAN sebesar 8,9 miliar dollar AS atau 7,1 persen dari total nilai investasi negara-negara di ASEAN.
Jepang juga menawarkan rencana kerja sama dan investasi bagi ASEAN. ASEAN-Jepang mengimplementasikan peta jalan Strategi Kerja Sama Ekonomi di sejumlah sektor, antara lain usaha kecil menengah, kekayaan intelektual, pengembangan lokal konten, otomotif, dan mitigasi bencana.
Sementara itu, EU-ASEAN Business Council (EU-ABC) menyatakan, EU akan meneruskan investasi di sektor otomotif. President of Robert Bosch SEA dan Treasurer EU-ABC Martin Hayes menyatakan, ASEAN mulai menyiapkan diri menjadi titik kumpul rantai pasokan otomotif dunia. Saat ini, ASEAN menjadi basis produksi otomotif terbesar keenam di dunia.
"Uni Eropa akan membantu mengembangkan teknologi ramah lingkungan, pasar, kualitas sesuai dengan standar internasional, dan penggunaan konten lokal," ujar Martin.
Dalam pertemuan bisnis AEM 2015, EU-ABC menyampaikan rekomendasi rencana ekspansi dan pengembangan industri otomotif di ASEAN. Dengan menjadikan ASEAN sebagai basis industri otomotif, perdagangan dan serapan tenaga kerja di ASEAN bisa semakin meningkat.
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/26/Perkuat-Nilai-Tambah-Indonesia
-
- Log in to post comments
- 118 reads