TENAGA KERJA
Peningkatan Keterampilan Lebih Penting
Ikon konten premium Cetak | 20 Februari 2016 Ikon jumlah hit 28 dibaca Ikon komentar 0 komentar
SORONG, KOMPAS — Dari 122 juta tenaga kerja nasional, sebanyak 90 persen merupakan lulusan SMA ke bawah. Tenaga kerja tanpa pendidikan, kompetensi, dan keterampilan memadai akan sulit terserap lapangan pekerjaan.
Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dalam peringatan dasawarsa Balai Latihan Kerja (BLK) Sorong, di Sorong, Papua Barat, Jumat (19/2). Hanif mengatakan, seiring dengan gencarnya pembangunan nasional, berbagai lapangan pekerjaan tersedia.
"Di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, misalnya, pemerintah daerah sedang fokus promosi pariwisata," ujarnya.
Untuk mendukung pariwisata, pemerintah daerah membangun hotel, restoran, dan pusat hiburan. Namun, karena penduduk lokal kurang terampil, banyak pengelola hotel yang menyerap tenaga kerja dari daerah lain.
"Ini bahaya. Di tengah pesatnya pembangunan daerah, masyarakat hanya jadi penonton (pembangunan)," kata Hanif.
Apalagi, seiring dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN, persaingan di antara tenaga kerja semakin ketat. Di Tanah Air, dari 122 juta angkatan kerja nasional, sebanyak 90 persen ditempati tenaga kerja lulusan SMA ke bawah. Apabila dijabarkan lebih lanjut, 66-68 persen dari tenaga kerja nasional merupakan lulusan SD dan SMP.
"Ini merupakan tantangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompetitif dan memiliki daya saing tinggi," lanjut Hanif.
Untuk mendukung hal itu, pemerintah menyusun standar kompetensi sebagai acuan program balai latihan kerja, menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi, serta melakukan sertifikasi kompetensi sebagai pengendali kualitas sumber daya manusia.
Ada lebih dari lima BLK yang sudah menerapkan standar kompetensi sebagai acuan program pelatihan, antara lain BLK Sorong, Denpasar, Bekasi, Lembang, dan Bandung.
Di BLK Sorong, kegiatan pelatihan berbasis kompetensi diikuti 206 orang yang terbagi menjadi 12 kejuruan.
Pasino (26), salah satu peserta didik, mengikuti pelatihan untuk mendapatkan peluang kerja lebih baik. "Sebelumnya saya kuliah S-1 pendidikan teknik elektronika di salah satu universitas. Saya tidak mau jadi guru karena penghasilannya rendah. Dengan mengikuti pelatihan keterampilan kerja, saya berharap bisa mendapat pekerjaan di tempat yang lebih baik," ungkapnya.
Wakil Wali Kota Sorong Fahimah Iskandar berharap ada program untuk menyiapkan tenaga kerja berdaya saing tinggi. "Kalau tidak disiapkan, orang-orang tidak bisa bekerja di perusahaan swasta. Kalau hanya mengandalkan lowongan pegawai negeri sipil, jumlahnya tidak akan memadai," ujarnya. (DNA)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/20/Peningkatan-Keterampilan-Lebih-Penting
-
- Log in to post comments
- 212 reads