Nelayan
Penerapan Sel Surya Mendesak
7 Agustus 2015
MANADO, KOMPAS — Penggunaan sel surya merupakan solusi efektif untuk mengatasi beban tingginya biaya operasional nelayan yang menggunakan kapal motor di atas 30 gros ton (GT). Penerapan teknologi ini sebagai energi alternatif bagi nelayan untuk menangkap ikan yang mampu menghemat biaya operasional hingga 50 persen, juga ramah lingkungan.
Desakan itu disampaikan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Johny Budiman, dalam orasi ilmiah pada pengukuhan Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (6/8).
Menurut Johny, setelah dilakukan uji coba penggunaan sel surya pada sejumlah perahu nelayan di Sulawesi Utara, ternyata penggunaan sel surya sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sangat efektif.
Penggunaan energi terbarukan ini bisa menghemat biaya operasional kapal ikan nelayan hingga 50 persen. Selain itu, energi sel surya sangat bersih sehingga ramah lingkungan dan tidak mencemari laut dari minyak.
Dalam acara yang dihadiri Gubernur Sulut SH Sarundajang dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Suseno Sukoyono, serta Direktur Politeknik Kelautan Perikanan Bitung Samuel Hamel, Johny menegaskan, mendesak penggunaan sel surya untuk kapal motor nelayan bertonase di atas 30 GT.
Keyakinan Johny, penerapan energi terbarukan ini sangat dimungkinkan karena teknologinya tidak rumit. Teknologinya hanya dengan cara meletakkan panel sel surya di atas dek kapal guna menyerap panas matahari.
Pengalaman selama ini biaya operasional kapal motor sangat mahal. Dengan demikian, sering kali nelayan tidak mendapatkan keuntungan ekonomi yang memadai ketika melaut. Sebab, antara hasil tangkap dan biaya operasional tidak seimbang.
"Sekali operasi, nelayan harus mengeluarkan biaya bahan bakar untuk kapal motor Rp 10 juta-Rp 20 juta. Jika nelayan bisa menggunakan solar cell, paling tidak biaya operasional yang dikeluarkan untuk minyak tidak ada lagi," kata Johny.
Operasional rumpon
Selain itu, kata Johny Budiman, fungsi energi sel surya ini juga dapat dipasang untuk mengoperasikan rumpon (fish aggregating device/FAD). FAD ini semacam alat bantu penangkapan ikan yang dapat dipasang dan ditempatkan pada perairan laut
Terciptanya teknologi sel surya ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya perikanan secara terkontrol dan berkelanjutan. Hasil pengamatan terlihat gerombolan ikan di bawah cahaya pada FAD dilakukan setelah lampu-lampu dinyalakan.
Gubernur Sarundajang mengatakan, inovasi penggunaan sel surya bagi kapal motor penangkap ikan cukup bermanfaat bagi nelayan. Hal ini berdampak positif bagi lingkungan dan peningkatan ekonomi nelayan.
Ketua HNSI Bitung Iten Koyongian mengatakan, inovasi ini merupakan solusi untuk mengatasi pembatasan pembelian solar bagi nelayan. Jatah pembelian 2.500 liter bagi setiap kapal ikan di SPBU Perikanan tidak mencukupi operasional penangkapan ikan. Masalahnya wilayah penangkapan kini semakin jauh.
"Waktu melaut selama empat sampai lima hari membutuhkan solar lebih banyak," katanya.
Sel surya pengganti listrik di kapal sesuatu yang baru. Persoalannya, harga sel surya cukup mahal. Ia berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat memelopori dan memobilisasi penggunaan sel surya kapal ikan milik nelayan. Dengan demikian, penggunaan sel surya dilakukan secara massal, menghemat pemakaian BBM sekaligus menyelamatkan laut. (zal)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/07/Penerapan-Sel-Surya-Mendesak
-
- Log in to post comments
- 108 reads