Pemerintah Komitmen Kembangkan Industri Kreatif
C. Wahyu Haryo P
Siang | 4 Agustus 2015 15:58 WIB
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif, yang diprediksi bakal menjadi tulang punggung ekonomi bangsa di masa depan. Para pelaku industri ekonomi kreatif diminta memberi masukan untuk merancang strategi bersama pengembangan industri kreatif dalam 10-20 tahun mendatang.
Presiden Joko Widodo meresmikan Indonesia Convention Exhibition (ICE) di kawasan Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (4/8). ICE memiliki 10 hall seluas 50.000 meter persegi, 4.000 meter persegi ruang konvensi, 50.000 meter persegi area outdoor, 12.000 meter persegi area selasar, dan 33 ruang rapat dengan berbagai ukuran. ICE diklaim sebagai ruang pameran terbesar di Asia Tenggara.
"Pemerintah sangat berkomitmen untuk memberikan anggaran. Dengan dukungan ini, industri kreatif diharapkan dapat take-off dengan baik dan semua mendapat manfaat," kata Presiden, Selasa (4/8), pada acara Temu Kreatif Nasional 2015 di Hall 2 Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang berada di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten.
Acara ini dirangkai dengan peresmian ICE yang digelar di Nusantara Hall. ICE yang dibangun Sinar Mas Land bersama Kompas Gramedia ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kedua di Asia. Ikut mendampingi Presiden, antara lain, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Penting bagi seluruh industri kreatif membuat peta jalan yang jelas, 10-20 tahun ke depan. Bapak ibu yang tahu semua, bukan pemerintah. Tolong disampaikan kepada Badan Ekonomi Kreatif, berikan ke kami, sehingga kita tahu apa yang dilakukan ke depan," kata Presiden.
Presiden memberikan contoh pengembangan industri kreatif di Korea Selatan dengan musik K-Pop yang mendunia. Dari pembicaraannya dengan Presiden Korea Selatan, diperoleh informasi bahwa untuk mencapai prestasi seperti saat ini, mereka mempersiapkan rencana detail dan strategi jangka panjang. Butuh perencanaan dan kerja keras selama 15 tahun untuk menjadikan industri kreatif Korsel menjadi seperti sekarang.
"Tanpa strategi dan perencanaan, tidak bisa kita tampil ke panggung dunia," kata Presiden.
Triawan menyatakan, Temu Kreatif Nasional 2015 dimaksudkan untuk membuka jalur dialog informal para pelaku kreatif tentang persoalan yang mereka hadapi. Sebagai sektor andalan baru dalam persaingan global, pengembangan ekonomi kreatif membutuhkan rencana dan startegi.
"Dialog menjadi kunci penting agar pokok permasalahan (yang dihadapi pelaku industri kreatif) bisa dicarikan solusi tepat," kata Triawan.
Sejumlah persoalan dikemukakan oleh pelaku industri kreatif yang hadir dalam kesempatan itu. Di antaranya pembuat film, Lucky Kuswandi; pengembang aplikasi Gojek yang berbasis Android, Nadiem Makariem; musisi Yovie Widianto; penulis buku Dewi Lestari; desainer radio kayu 'Magno' Singgih Kartono, serta pendiri Teater Koma, Ratna Riantiarno.
Presiden menanggapi positif seluruh masukan itu dan mendukung harapan dan solusi yang disampaikan pelaku industri kreatif. Menutup dialog itu, Presiden menuliskan pesan, "Era ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia".
Lompatan ekonomi
Presiden Joko Widodo memberikan kutipan melalui media digital seusai dialog dengan komunitas kreatif di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (4/8). Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga meresmikan ICE yang memiliki 10 hall seluas 50.000 meter persegi, 4.000 meter persegi ruang konvensi, 50.000 meter persegi area outdoor, 12.000 meter persegi area selasar, dan 33 ruang rapat dengan berbagai ukuran.
Saat peresmian ICE, Presiden Joko Widodo kembali menekankan, ekonomi kreatif bakal menjadi pilar ekonomi Indonesia ke depan. Segenap bangsa perlu bersinergi untuk melakukan lompatan, dari perekonomian yang mengandalkan sumber daya alam menjadi perekonomian industri kreatif.
Member of Board Sinar Mas, Franky O Widjaja, menyatakan, industri kreatif dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian sebuah negara. Kreativitas manusia menjadi motor utama kegiatan ekonomi dan industri abad ke-21 sangat tergantung pada produk teknologi melalui kreativitas dan inovasi.
Melihat tren tersebut, Sinar Mas Land bersama Kompas Gramedia terpanggil untuk membangun sarana yang dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, sekaligus bisa digunakan sebagai tempat pemasaran bagi pelaku industri kreatif.
ICE dibangun di lahan seluas 220.000 meter persegi, dengan luas bangunan tahap I seluas 117.000 meter persegi dan akan diperluas menjadi 200.000 meter persegi. ICE memiliki 10 hall seluas 50.000 meter persegi, ruang konvensi seluas 4.000 meter persegi, area terbuka 50.000 meter persegi, area selasar 12.000 meter persegi, dan 33 ruang rapat. Khusus ruang konvensi memiliki kapasitas hingga 10.000 orang.
ICE menjadi yang terbesar kedua di Asia, di bawah China Import dan Export Fair Complex di Guangzhou seluas 338.167 meter persegi. ICE dioperasikan Deutsche Messe, perusahaan operator pameran asal Jerman. Pada 2014, Deutsche Messe berada di jajaran 10 perusahaan pameran kelas dunia dengan pendapatan 280 juta Euro.
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/04/Pemerintah-Komitmen-Kembangkan-Industri-Kreatif
-
- Log in to post comments
- 70 reads