BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pemerataan Mutu Perguruan Tinggi Dipacu

Pertukaran Dosen Jadi Solusi
Pemerataan Mutu Perguruan Tinggi Dipacu
Ikon konten premium Cetak | 15 Februari 2016 Ikon jumlah hit 78 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Upaya mengatasi kesenjangan mutu perguruan tinggi di Indonesia bakal menjadi prioritas dalam penyusunan grand design pendidikan tinggi 2015-2025. Salah satu penjabarannya adalah memeratakan mutu perguruan tinggi melalui kerja sama tentang dosen.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pun memandang hal itu sebagai bagian dari penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan, pemerataan mutu dosen, antara lain, dilakukan lewat program mobilisasi dosen atau detasering. Tahun ini, ditargetkan sekitar 1.000 dosen dari perguruan tinggi yang kualitasnya baik ke perguruan tinggi yang membutuhkan dukungan peningkatan mutu dalam tri dharma atau pengelolaan PT, termasuk PTN baru.

"Prioritasnya memang masih ke PTN yang butuh pembinaan. Jangka waktunya bervariasi satu bulan hingga satu tahun," kata Ghufron.

Selain itu, Kemristek dan Dikti juga membuat program profesor kunjung (visiting professor) dari PT luar negeri ke sejumlah PTN yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi PT berkelas dunia, termasuk PTN berstatus badan hukum.

Awalnya, direncanakan anggaran untuk 40 profesor kunjung. Program ini, antara lain, guna memperkuat PT untuk menghasilkan riset yang bisa menghasilkan publikasi internasional atau inovasi.

"Menurut rencana, visiting professor bakal ditingkatkan untuk 100 orang. Kerja samanya bisa dengan Kemristek dan Dikti. Salah satunya dalam waktu dekat kami jajaki dengan perguruan tinggi di Swedia," kata Ghufron.

Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, pihaknya siap menjadi PT pembina bagi PT lain yang membutuhkan. Dalam persaingan global, termasuk dalam dunia pendidikan tinggi, Indonesia bukan hanya fokus untuk menjadikan PT berkelas dunia.

"Justru peningkatan dan pemerataan mutu PT di dalam negeri masih jadi tantangan besar. Ini harus diselesaikan dengan meningkatkan kerja sama antar- PT di dalam negeri. Upaya ini guna mengimplementasikan apa yang disebut Wapres Jusuf Kalla mengoptimalkan kekuatan dari dalam yang dimiliki Indonesia," kata Anis.

Ketimpangan

Kesenjangan mutu antar-PT terkait dosen terlihat di PTN dan PTS. Sesuai UU Guru dan Dosen Tahun 2005, dosen minimal berpendidikan S-2. Namun, di PTS masih ada 3.212 dosen berpendidikan D-4 dan 44.001 dosen berpendidikan S-1. Di PTN untuk S-1 tinggal 4.927 orang. Selain itu, jumlah dosen berpendidikan S-3 di PTN 16.700 orang, sementara PTS baru 8.720 orang.

Tercatat sejumlah PT yang mampu mencapai peringkat 500 dunia, tetapi banyak PT yang akreditasi institusi atau program studi yang C. Ada lima PTN yang masuk peringkat dunia pada 2016, yaitu UI (358), ITB (431-440), UGM (551-660), IPB (701+), dan Unair (701+). (ELN)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/15/Pertukaran-Dosen-Jadi-Solusi

Related-Area: