BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pameran Ragam Songket dan Tenun Serupa Digelar

Pameran Ragam Songket dan Tenun Serupa Digelar
Siang | 19 Agustus 2015 15:44 WIB Ikon jumlah hit 224 dibaca Ikon komentar 0 komentar

JAKARTA, KOMPAS — Pameran Ragam Songket Nusantara dan Tradisi Tenun Serupa digelar untuk mempromosikan kekayaan kain tenun di Indonesia. Pameran yang menyajikan lebih dari 100 koleksi kain itu digelar pada 19 Agustus sampai 20 September di Museum Tekstil Jakarta.
Pengunjung melihat beragam kain songket dan tenun nusantara yang dipamerkan di Museum Tekstil, Rabu (19/8). Pameran wastra nusantara menjadi salah satu cara mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
Kompas/Yuniadhi Agung Pengunjung melihat beragam kain songket dan tenun nusantara yang dipamerkan di Museum Tekstil, Rabu (19/8). Pameran wastra nusantara menjadi salah satu cara mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

Aneka kain songket dan tenun yang disajikan antara lain dari Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Bukan hanya keberagaman motif, kain songket dan tenun itu juga menunjukkan keragaman warna, jenis, dan teknik yang digunakan.

Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Dyah Damayanti menuturkan, belum banyak masyarakat yang mengetahui ragam kain tenun Nusantara. Padahal, kain tenun merupakan salah satu warisan budaya.

"Belum banyak masyarakat yang tertarik pada tenun. Lewat pameran ini, kami ingin memperkenalkan dan menarik minat kaum muda untuk mencintai tenun," ujar Dyah.

Ia mengatakan, selama ini kekayaan kain tenun di Indonesia justru menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara. Banyak wisatawan asing yang sengaja berkunjung ke sentra pembuatan kain tenun.

"Wisatawan rela berlama-lama hingga satu sampai dua bukan untuk belajar menenun kepada perajin," katanya.

Karena itu, pihaknya menggagas pameran untuk mendekatkan kain tenun kepada masyarakat. Selain itu, para perajin tenun dari sejumlah daerah mendapat kesempatan untuk mempromosikan karyanya.

Kepala Museum Provinsi Kalimantan Barat Muhammad Hasyim menuturkan, ada empat koleksi pakaian dan kain tenun dari daerahnya yang turut dipamerkan. Kain-kain tenun itu diperkirakan sudah berumur ratusan tahun.
Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dyah Damayanti didampingi Ketua Cinta Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa melihat koleksi kain tenun Nusantara pada Pameran Ragam Songket Nusantara dan Tradisi Tenun Serupa, Rabu (19/8), di Museum Tekstil Jakarta.
VINA OKTAVIAKepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dyah Damayanti didampingi Ketua Cinta Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa melihat koleksi kain tenun Nusantara pada Pameran Ragam Songket Nusantara dan Tradisi Tenun Serupa, Rabu (19/8), di Museum Tekstil Jakarta.

"Kain yang dibawa merupakan satu-satunya koleksi kami yang tersisa," kata Hasyim.

Selain memperkenalkan kekayaan kain tenun dari Kalimantan Barat, ia juga tertarik mengetahui perkembangan kain tenun dari provinsi lain.

Ia menyatakan, kain tenun perlu dijaga karena merupakan warisan leluhur yang penuh makna. Lewat pameran ini, ia turut memperkenalkan berbagai motif dan teknik kain tenun beserta filosofinya.

"Ciri khas motif dari daerah kami adalah pucuk rebung yang melambangkan kehidupan," ujarnya.

Kain tenun perlu dipromosikan hingga ke mancanegara. Apalagi, masih banyak perajin tenun yang dapat menularkan ilmunya kepada generasi muda untuk menjaga kelestarian tenun.

"Kami mempunyai banyak perajin yang tersebar ke banyak kabupaten dan kota," katanya.

Selain pameran, pengelola museum mengadakan peluncuran buku mengenai kain tenun Indonesia berjudul "Floating Threads: Indonesia Songket dan Similar Weaving Traditions". Adapun lokakarya mengenai kain tenun yang terbuka bagi masyarakat umum akan digelar pada 22 Agustus.

(B08)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/08/19/Pameran-Ragam-Songket-dan-Tenun-Serupa-Digelar

Related-Area: