Literasi
Melek Media Bentuk Pembaca Kritis
NUSA DUA, KOMPAS — Tak semua informasi dari media massa, terutama di dunia maya, dapat dipercaya. Masyarakat atau pembaca masih harus mengklarifikasi kebenaran informasi itu dari berbagai sumber informasi.
Untuk melakukan itu, masyarakat, khususnya anak muda usia di bawah 30 tahun, harus melek media atau memiliki kemampuan dan kesadaran memahami fakta dan asal mula informasi yang diperoleh. Dengan menjadi melek media, pembaca diharapkan semakin kritis dalam mengolah informasi.
Hal itu mengemuka dalam World Association of Newspapers and News Publishers (WAN IFRA) World Young Reader Summit and Ideathon, Selasa (25/11), di Nusa Dua, Bali. Acara yang diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai surat kabar dan perusahaan penerbitan di 26 negara itu akan berlangsung hingga Kamis mendatang.
Konsultan dan Manajer News in Education dari The West Australian Lynne Cahill mengatakan, literasi media bertujuan membentuk pembaca kritis yang tidak mudah percaya dan menelan mentah-mentah informasi dari media massa.
Pembaca kritis bisa dibentuk sejak dini dengan membiasakan anak untuk mencari informasi yang akurat dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.
Kemampuan berpikir kritis terhadap media dan mendudukkan persoalan atas sebuah masalah ini bisa diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran khusus, salah satunya Media Art. Ini yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Australia.
”Media Art yang di dalamnya ada studi media critical (kritik media) dan media literacy (literasi media) sudah masuk ke dalam kurikulum nasional di Australia. Mata pelajaran ini ditujukan bagi murid usia 6-17 tahun,” tutur Lynne.
Melalui mata pelajaran khusus ini, lanjut Lynne, pembaca, khususnya peserta didik, bisa berlatih mengkritik isi media dan mencari fakta sebanyak-banyaknya yang menguatkan akurasi suatu informasi.
Pada hari kedua, forum ini juga menghadirkan pembicara dari berbagai media dan perusahaan penerbitan yang memenangkan penghargaan dari WAN IFRA. Mereka melakukan berbagai upaya untuk berinteraksi dengan pembaca muda.
Steven Chen dari United Daily News Group Taiwan, misalnya, memberikan lima pertanyaan kepada pembaca yang berkaitan dengan foto di penerbitannya.
”Pertanyaan itu merangsang pembaca muda untuk memberi komentar dan komentar mereka ditampilkan pada edisi berikutnya. Nanti komentar akan dikompetisikan,” kata Steven. (LUK/CP)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010322854
-
- Log in to post comments
- 387 reads